Ku rasakan hembusan nafas seseorang di dekatku. berbau mint yang begitu segar. Tak lama, ku rasakan belaian lembut di pipiku. Begitu lembut hingga tiap inchi tubuhku meremang.
Ku buka mataku perlahan. Memperlihatkan seulas senyuman nan indah di depan mataku. Rambut pendeknya yang tergurai menutupi sebagian wajahnya. Dan,
"Eh?! Kamu sudah bangun?!", pekiknya begitu mata kami bertemu. ia menyingkirkan tangannya secepat kilat dari pipiku.
"... kamu bernafas di dekatku...", kataku seraya bangun dari kasur empuk miliknya. dia terlihat agak terkejut.
"tapi tenang, aku suka rasanya...", sambungku dengan tersenyum. Ku lihat ia mendengus pelan dan menghampiriku, memelukku begitu erat.
"Hei, Rena-chan...", dia memanggilku. Dengan "chan" di belakangnya.
"kenapa?", tanyaku sambil mengelus rambutnya.
"... ini hari terakhir kita. Ya kan?"
"Ya.. lalu?"
"..mmmm..."
Dia terdiam cukup lama sampai akhirnya ia mendongak kearahku, matanya menatap cukup lekat kearahku. "Bagaimana kalau kita makan malam? Candle Night Dinner?"
"Berdua?", tanyaku. Membalas tatapannya.
Dia mengangguk.
"Dengan pakaian seperti ini?", ku tunjuk jaket serta seragam kerjaku yang sedari pagi ku kenakan.
"Ya.. kau pulang dulu. Ganti bajumu.. yang sexy!", godanya dengan mengedipkan satu matanya padaku. ahh, kedipan itu!
"Jangan menggodaku lagi!", seruku.
"Hehehe.. iya.. iya...", ia melepas peluknya dan segera bangkit menggandengku. "... mau ku antar pulang atau pulang sendiri?"
".. hh.. aku akan pulang sendiri.", jawabku sampai di depan pintu.
"baiklah. Aku akan menjemputmu, setengah jam dari sekarang!", katanya disampingku.
"Ok!", kataku lalu berbalik badan. Namun, tiba-tiba.
Chu!
"Hati-hati..", katanya dengan senyum merekah.
Ciuman ini
"Ya.. aku akan hati-hati."
--
"Darimana saja kamu?", tanya seseorang dari depan apartmentku.
"Rion?", aku terdiam di depan Rion yang sedang bersender di pintu. Dia menatapku dengan marah.
Aku agak gugup, "bagaimana kamu-""Kata Kanon kamu pergi bersama Jurina?", ia kembali melontarkan pertanyaan.
"Aku-"
"Hah, sudah ku duga.", dia membuang pandangannya ke lantai. Menatapnya kosong.
"Kamu pasti ada 'sesuatu' dengan dia.", sambungnya dengan nada kesal. "Ternyata benar.. kabar di SMA itu..."
"Apa maksudmu?", tanyaku yang mulai tidak mengerti pembicaraan ini berjalan kemana.
Dia menatapku, kesal. "Jangan pura-pura munafik, Rena. Aku pikir itu kabar palsu yang disebarkan Minarun! Tapi ternyata itu benar!"
Aku terdiam. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku jelaskan. Tatapan kesal, heran, serta.. penyesal? Kenapa dia?
"... Rion, aku sungguh-SUNGGUH! Tak tahu kamu bicara soal apa!", aku hampir saja berteriak padanya. "Apa yang kamu dengar dari Minarun? Kabar apa yang kamu tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Fall in Love With You
RomanceJurina Matsui, si model terkenal bertemu dengan Rena Matsui, si gadis penjaga minimarket melalui sebuah pertemuan singkat yang aneh. Lama kelamaan, mereka semakin dekat dan salah satu dari mereka memendam rasa yang lebih dari sekedar sahabat?