1st Beat - Pertemuan Takdir

654 33 1
                                    

Aku menatap pemandangan di depanku dengan pandangan tak percaya. Hanya kesadaran bahwa seorang Uchiha tidak boleh lepas kendali yang membuatku tidak berteriak histeris sekarang.

Sang tersangka-bukan, sang terdakwa lebih tepatnya, hanya menggaruk pipi kanannya kikuk. Berani - beraninya dia dengan innocent memamerkan cengiran polosnya.

"A-pa yang ka-u la-ku-kan pa-da ac-ti-on fi-gure ke-sa-ya-ngan-ku hm?" ujarku memberi penekanan pada setiap suku kata. Bukannya mau berlebihan. Hanya sekedar memastikan gadis bebal di hadapanku ini benar - benar mengerti maksudku.

"Hehe, a-ano... Err....Yah, tiba - tiba saja, ini semua terjadi. Kau tahu maksudku kan, Sasuke?"

"Apanya yang tiba - tiba saja terjadi! Tidak ada asap kalau tidak ada api kan? Tsk! Kau dan ceroboh akutmu, Sakura!" Ku jentikan jari telunjukku ke dahinya. Cukup keras sepertinya karena dia langsung mnegerang kesakitan.

"AAAUUWWW!!! Sakit Sasuke-kun!!!" pekik Sakura, mengusap - usap dahinya.

"Tanganmu memang benar - benar ajaib, Sakura. Sedikit saja kau menyentuh sesuatu barang tersebut langsung hancur!" ucap Sasuke sadis.

"Jangan salahkan tanganku donk! Mereka saja yang terlalu rapuh! Lagian cuma action figure jelek kayak git-hehe...." Sakura mengakhiri ucapannya dengan cengiran innocent saat melihat pelototan Sasuke.

"Apa kau bilang?"

"Nee, nee Sasuke-kun, kalau kau kebanyakan melotot lama - lama bola matamu bisa keluar dari tempatnya lho! Hihi,"

"APA?! Hey, kemari kau, Sakura! Coba ulangi perkataanmu tadi!"

"Kyaaa! Ampun Sasuke! Jangan kejar aku!"

.

.

.

Heartbeat

.

Starring : Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha, Naruto Uzumaki

.

Disclaimer :

Naruto belongs to Masashi Kishimoto-sensei

Author gain no profit from this fiction

.

.

Dua anak manusia. Dua pasang tatapan mata berbeda makna. Saling berhadapan dengan aura yang kontras berbeda. Satu dengan aura membunuh mengudara. Dan yang satu dengan mimik mirip domba di hadapan serigala. Kedua telunjuk si domba saling bertautan gelisah di depan dada. Dia menunduk gelisah meski sesekali mencuri - curi pandang ke arah manusia galak di depannya, yang tentu saja di balas pelototan tajam si empunya.

Huuweee.... Fiks. Hinata semakin mewek. Sungguh. Saat sarapan tadi pagi dia tak punya firasat apapun bahwa hari ini akan menjadi hari tersial dalam hidupnya.

Oh, mari kita mundur ke beberapa waktu yang lalu! Sebelum semua hal jadi absurd ini terjadi.

.

.

.

.

-35 menit sebelumnya....

Hinata sedang berlari - lari kecil menyusuri koridor kampus. Sesekali dia melihat jam di tangannya sambil meringis kecil. Membayangkan sahabat pirangnya sekarang pasti sedang menggerutu kesal menunggunya di kantin. Alamat kena amukan medusa ini pasti. Dan sahabatnya itu akan tambah murka lagi bila tahu dirinya lagi - lagi berlarian seperti ini.

Heartbeat (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang