5th Beat Part 2 - Liontin

257 30 6
                                    

Karena ini waktunya unyu - unyu, mulmednya lagu yang unyu juga yaa? hehe, agak gak nyambung gak apalah... :D

💝💝💝

Bulu kuduk Hinata meremang. Gerakan tangannya yang sedang menekan password flat milliknya terhenti mendadak. Hinata meneguk ludahnya berat. Dia yakin tidak ada orang lain selain dirinya di koridor. Namun jantungnya berdetak cepat merasakan eksisitensi makhluk lain yang mendekat ke arahnya. Dalam hati dia menghitung mundur seperti menunggu sesuatu terjadi. Hinata sudah menyiapkan mental. Namun tetap saja dia terkejut setengah mati saat tiba – tiba merasakan pundak kanannya ditepuk.

"KYAAAAA!!!" teriak Hinata sekuat tenaga.

Beberapa detik kemudian derap langkah mendekat diiringi seruan bernada cemas.

"Hinata?!" seru Naruto. Dia tadi memang meminta Hinata untuk duluan karena dia harus memarkirkan mobilnya terlebih dahulu. Saat dia sedang manapaki tangga terdengar teriakan Hinata. Berbagai pikiran buruk sudah melintas di otaknya. Apalagi saat terlihat olehnya Hinata yang meringkuk ketakutan di depan pintu apartemennya. Sedangkan di depan Hinata seorang laki – laki mengulurkan tangan hendak memncengkeram pundak Hinata.

"Teme! Apa yang kau lakukan pada Hinata?!"

Talk less do more. Fist always comes first than anything.

Quote bodoh yang sangat cocok dengan Naruto. Dia sudah terlanjur panas melihat seorang terlihat telah menyakiti Hinata. Tinju tersebut membuat pria mencurigakan tadi tersungkur. Naruto sudah akan kembali melancarkaan tinjunya jika saja Hinata tidak menahan tangan kanannya.

"Hentikan Naruto-nii!"

"Jangan hentikan aku, Hinata! Stalker mesum sepertinya harus diberi pelajaran. Atau dia akan ter—"

"DIA ADALAH BOS-KU, NARUTO-NII!"

"Eh?"

Kepalan tangan (untungnya) berhenti diudara.

"B-bos-mu? Jadi dia—Lalu kenapa kau tadi berteriak, Hinata?"

"Aku hanya kaget karena tiba – tiba di muncul di belakang dan menepuk bahuku saat aku sedang membuka pintu. Jadi... err... yahh, kalian tahu kan, lorong flat bisa sangat menakutkan kadang – kadang menjelang petang dan sepi.. Err...kalian mengerti maksudku kan?" cengir Hinata polos.

"...."

"...."

"Errr...? Tidak?"

Hening. Membuat Hinata jadi semakin salah tingkah karena Naruto dan Sasuke masih fokus menatapnya dengan ekspresi datar.

"Jadi, bisakah kau lepaskah tanganmu dari kerah bajuku, Dobe?"

"Ah, maaf..." Naruto buru – buru melepaskan tangannya yang ternyata masih mencengkeram kerah baju Sasuke.

Mendecih pelan, Sasuke mengibas – kibaskan kemejanya yang sebenarnya tidak berdebu.

"Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak tahu kalau Anda adalah bos Hinata," ujar Naruto tersenyum menyesal. Sasuke tidak membalas pernyataan minta maaf tersebut. Ia malah melengos tak peduli. "Lagian itu salah Anda sendiri, Uchiha-san! Kenapa Anda mengendap – endap di belakang saya? Saya kan jadi kaget! Saya—"

Sasuke menoleh menatap Hinata sengit. Lidah Hinata mendadak kelu untuk sekedar menyelesaikan kalimatnya.

"Ka-kalau begitu sa-saya masuk dulu, Uchiha-san! Ayo, Naruto-nii!"

"Tunggu—!" cegah Sasuke tiba – tiba saat Naruto akan mengikuti masuk ke flat milik Hinata.

"Kenapa kau membiarkannya masuk? Ini pelanggaran! Kau menyalahgunakan fasilitas perusahaan!"

Heartbeat (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang