[Soonyoung POV]
Tak terasa, tiga hari sudah berlalu sejak aku sadar. Dan dokter bilang, karena kondisiku sudah benar-benar pulih, aku pun bisa pulang hari ini.
Ah, senangnya...
Mulai hari ini aku tidak akan mencium bau obat-obatan rumah sakit lagi, tidak akan makan bubur hambar buatan rumah sakit lagi, juga tidak lagi diinfus seperti dulu. Mengingat hal itu membuatku merinding. Apalagi, aku sudah tak sadarkan diri selama empat tahun.
"Soonyoung-ah, selamat datang!"
Ketika aku keluar dari mobil, yang pertama kali kulihat adalah seorang wanita cantik yang berlari kearahku dan tiba-tiba saja langsung memelukku erat sembari mengelus punggungku lembut.
Aku hanya bisa terdiam. Menikmati sensasi pelukan hangat tersebut. Aku merasa tak asing dengan sensasi ini. Apakah dia kakakku? Selama aku di rumah sakit, aku tak pernah bertemu dengan kakakkku. Eomma bilang, dia masih sibuk bekerja dan belum bisa menjengukku.
"Yak! Kwon Soonyoung. Kenapa kau diam saja?" wanita ini melepas pelukannya padaku. Kemudian mencengkram bahuku erat.
"Jangan-jangan kau tidak ingat padaku?" ia mengalihkan pandang ke arah Appa dan Eomma. "Eomma, lihat! Soonyoung bahkan tidak mengingatku sama sekali," rengeknya manja.
Appa dan Eomma hanya tertawa melihat tingkahnya. Sampai kemudian seorang lelaki tinggi dengan wajah rupawannya menghampiriku dan juga wanita ini.
"Yak! Kwon Soonyoung! Kau benar-benar melupakanku?"
Aku kembali fokus pada wanita di depanku. Wajahnya memang tak asing. Hanya saja ada beberapa bagian yang sedikit berubah. Membuatku sedikit ragu untuk memastikan bahwa dia kakakku.
"Minyoung noona?" aku mengerutkan keningku.
Dan ia tersenyum senang. Syukurlah, aku tak salah menebak.
"Aahh! Ternyata ia masih mengingatku! Senangnya!" dia kembali memelukku. Kali ini semakin erat sampai rasanya aku tak bisa bernafas.
"Yeobo lepaskan dia--"
"Ne, ne. Arasseo yo," Minyoung noona tersenyum sambil melepas pelukannya. Kemudian menyenggol lelaki disebelahnya. "Kau juga perkenalkan dirimu. Kau dan dia belum pernah bertemu dan mengobrol 'kan?"
Kulirik lelaki disebelah Minyoung noona. Dari caranya memanggil kakakku, mungkinkah dia suaminya?
"Hwang Minhyun imnida," ia membungkukkan badannya padaku. "Oh, aku adalah suami kakakmu. Salam kenal Soonyoung-ah."
Aku tersenyum. "K-Kwon Soonyoung imnida. Senang bertemu denganmu, Hwang Minhyun-ssi--"
"Oh, kumohon jangan panggil aku dengan sebutan formal seperti itu," pintanya disertai tawa kecil. "Kita sudah menjadi keluarga, jadi kau bisa memanggilku hyung."
Aku tersenyum senang. Sepertinya Minhyun Hyung adalah orang yang sangat menyenangkan. "Ne. Algesseumnida Hyung!"
Minhyun hyung terlihat tersenyum senang sambil mengacungkan jempolnya.
"Oh, Seul bilang aku sudah mempunyai keponakan. Mana keponakanku?" tanyaku. Sedikit tak sabar untuk melihat semirip apa keponakanku dengan noona dan seunggi hyung.
"Hyunyoung sedang tidur siang," Minhyun hyung menjawab. "Kau tahu Soonyoung-ah, sejak tadi dia terus menanyakan kapan kau akan datang. Sampai akhirnya ketiduran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Snow ✔
Fiksi Penggemar"Han Seul, sahabat kecilku pernah bilang padaku bahwa ia ingin ada seseorang yang menyatakan cinta padanya disaat hari bersalju. Ketika aku tanya kenapa, Seul menjawab bahwa ia berfikir itu sangat romantis. Saling menautkan jemari, dan berbagi peluk...