Chapter 9

45 8 3
                                    

Sekarang sudah jam 2 pagi tapi handphone ku tak henti-henti berdering.
"Ashton Incoming Call"

Aku mengangkat telpon nya. Dia berkata bahwa dia akan datang kemari, dia akan tiba jumat pagi ini.
Rasanya seperti mimpi....
Apa aku harus menemuinya nanti?

**
Mataku tak dapat menutup lelap karena pancaran matahari yang tajam sudah menyinari kamarku. Ada pesan dari Ashton bahwa dia sudah sampai dan akan mengabariku setelah dia selesai meeting.
Aku bergegas memasak sarapanku, macaroni. Setelah sarapan aku bermaksud untuk mandi dan bersiap-siap, tapi ada suara ketukan pintu.

"Harry?!" Aku terkejut dengan kedatangannya. Karena seingatku dia akan datang jam 9 pagi, sedangkan saat ini masih setengah 8. "Bukankah kita berangkat jam 9?"

"Boleh aku masuk?"

"Heh? Silahkan..."

Dia sudah berpakaian rapi layaknya bos kelas atas. Dia terlihat tampan, dan aromanya hmmm.. Sedangkan aku baru saja ingin mandi, masih dibalut piyamaku.

"Kau mau minum apa? Teh? Kopi?"

"Tak perlu, aku akan menunggumu disini."

"Baiklah, aku akan mandi. Jika kau mau sarapan ada buah dikulkas, atau roti dan keju dimeja makan."

Mungkin sekitar setengah jam lewat Harry sudah menungguku. Saat aku keluar dan menghampirinya, dia tertidur di sofa. Kurasa dia tidak tertidur, tapi memang tidur disofaku. Wajahnya terlihat lelah, mungkin semalam dia begadang. Percayalah, kukira menjadi bos tidak akan selelah ini, Cara kau bodoh jika menyamakan real life dengan film-film yang begitu indah di televisi.
Aku tak tega membangunkannya, kebetulan masih jam delapan lewat. Aku pergi kedapur untuk membuatkan teh untuknya. Sisanya 15menit lagi menuju jam 9, aku harus membangunkanya.

"Hmmm, Harry?!" sambil menepuk lengannya.

"Astaga, maaf Cara aku ketiduran. Jam berapa sekarang?! Apa kita sudah terlambat?" Dia langsung bangun dan duduk.

"Santailah sedikit, masih jam 9 kurang 15 menit. Itu teh yang kubuat boleh kau minum dulu." Aku duduk disebelahnya sambil melihatnya mengusap-usap kepalanya seperti sedang sakit kepala. Dia menang terlihat sedikit pucat tapi tetap tampan. Harry memejamkan matanya lagi diatas alis yang mengkerut.

"Apa kau sedang sakit?" Aku memberanikan diri untuk memegang dahinya. Astaga, betul! Dia sakit

"Harry badanmu panas, kau sedang sakit? Sebentar. Aku akan ambilkan obat" Tapi tanganku ditahan olehnya.

"Tidak perlu, aku hanya mengantuk. Ayo kita berangkat sekarang"

"Harry, kau sedang sakit. Kau tidak perlu pergi, atau kau bisa istirahat di kamarku sampai aku selesai. Nanti ku bawakan makanan"

"Apa kau bilang? Aku ini bos mu. Kenapa kau yang mengaturku? Lagipula kau tidak tahu jalan, restorannya cukup jauh"

"Tapi..... aku bisa menggunakan GPS"

Dia berjalan melewatiku.
"Baiklah, hari ini kita memakai mobilku. Dan aku yang akan menyetir, kalau kau menolak aku tidak akan memotret restoran itu hari ini."

DAAAANGGG! Kena kau Harry Styles.

Sepanjang perjalanan Harry hanya diam dan tak lama dia tertidur. Aku tau jalan ke arah sana, karena saat masih tinggal dengan bibiku aku tinggal tak jauh dari cafe itu berada.
"Harry, kita sudah sampai."

"Oh yaampun maafkan aku tertidur."

"Tak apa."

Aku sibuk dengan kameraku sementara Harry duduk dengan laptopnya, percayalah wajahnya pucat.
Aku sudah selesai memotret dan sedang disibukkan dengan hasil foto hari ini, karena berniat bertemu ashton malam ini aku sengaja menyelesaikannya. Tapi kalaupun aku tidak bertemu dengan itu tidak masalah. Ah entahlah!
Sekarang sudah jam empat sore, dan kami berniat untuk pulang tapi saat perjalanan pulang Ashton menelponku.

"Cara kau dimana? Aku akan pulang ke Kanada jam 10 malam nanti. Maaf kan aku.. Tapi kebetulan aku sudah selesai meeting, bisa kau ke Luts Cafe? Mungkin aku sampai disana sekitar jam 5 sore"

"Jadi kau pulang malam ini?" Tanyaku lirih. "Baiklah mungkin aku sampai disana sekitar jam 5 lewat, see you there."

"Bye car, take car."

Aku lupa kalau Harry bersamaku.

"Harry?"

"Hmm"

"Apa kau masih sakit?" Aku memegang dahinya.

"Cara please. Kau ini sedang menyetir, itu bahaya."

"Im sorry Mr. Styles"

"Aku baik-baik saja. Mungkin tadi aku hanya butuh tidur"

"Aku ingin menemui temanku di Luts Cafe. Apa kau keberatan untuk menemaniku? Atau aku akan mengantarmu ke apartemenku, kau bisa istirahat disana."

"Tadi kan sudah ku bilang, aku hanya butuh tidur. Kalau begitu pinggirkan mobilnya sekarang, biar aku yang menyetir."

"Tidak apa-apa. Biar aku yang menyetir. Kau bisa tidur sepanjang perjalanan, aku rasa kau masih butuh istirahat."

"Tidak... apa kau ingin menemui kekasihmu?"

"Hmmm. Bukan, dia mantan kekasihku, temanku saat ini."

"Kau tau? Aku masih heran mengapa kau selalu memakai beanie dikepalamu. Apa kau tidak pede dengan rambut?"

"Hahaha bukan, dulu aku sering sekali mengoceh panjang lebar karena rambutku sering berantakan. Tapi Ashton memberiku hadiah beanie hat, aku bisa menggunakan beanie jika sedang bermasalah dengan rambutku. Dan kurasa ini cocok, ohya ashton kekasih hmm maksudku mantan kekasihku."

Aku melihat dia menggangguk seakan mengerti alasan yang kujelaskan tadi. Dan jalanan hari ini cukup padat, aku sampai di Luts cafe jam 5:37. Kulihat Ashton ada di meja 24, tak lama aku menghampirinya diikuti oleh Harry.

"Carmingggg!" Sapa Ash, dia terlihat sangat senang. Apalagi aku.

"Ashtonnn hei!"

Dia mencium pipi kananku dan memelukku cukup lama. "Ehmmm"
Aku lupa ada Harry disini astaga.

"Oh maaf. Ash perkenalkan dia Harry, bos ku."

"Hai, aku Ashton Irwin"

"Harry Styles"

"Senang bertemu denganmu Mr. Styles"

"Kupikir kau datang sendirian Car, sepertinya kita harus pindah meja. Karena kursinya kurang satu."

Baiklah. Kami pindah ke kursi 12. Malam itu ash bukan hanya mengabariku soal pertemuan kami malam ini, tapi dia menceritakan soal perjodohan yang direncanakan orang tuanya.

Yesterday**
"Car akhirnya. Aku tahu kau pasti sudah tidur, maaf mengganggumu. Aku hanya ingin mengabari kalau jumat pagi aku tiba di LA bersama dengan temanku. Aku juga ingin menyampaikan sesuatu padamu tentang perjodohanku dengan mantan kekasihku. Kuharap kau besok sore bisa menemuiku Carming. Have nice dream!"

Dan its time. Kami berbincang-bincang sebentar sambil menunggu pesanan kami datang. Tak sadar, sudah jam 7 malam. Dan tak lama ada perempuan menggunakan kemeja putih, dan skirt abu-abu dibalut syal merah memeluk Ashton dan tersenyum pada kami berdua.

Dia tersenyum manis kepada ku dan Harry. Sepertinya dia wanita karir yang sukses, beruntungnya dia bisa segera bertunangan dengan Ashton.

Beanie and Camera.Where stories live. Discover now