Chapter 2

91 15 2
                                    

Cara's POV

Yaaaaa hari ini aku kesiangan, hari ini adalah hari kebodohanku. Aku mengandalkan jam dinding dikamar yang ternyata tidak menyala karena baterainya habis. Jam dihandphone ku menunjukan 7:12am, ada 11 missed call, dan beberapa notifikasi. Aku percaya itu pasti Kendall yang menungguku. Sisa waktu bersiap-siap hanya sekitar 30 menit lagi, aku beranjak kekamar mandi, membasuh tubuhku lalu bergegas memakai tshirt dan ripped jeans. Lalu menguncir rambut ku tinggi, kuncir kuda adalah satu-satunya jalan untuk menutupi rambutku yang kusut hari ini. Kulangkahkan kakiku menuju parkiran mobil, tapi sebelumnya aku harus menunggu lift karena tempatku berada dilantai 4. Saat berjalan ke arah basement kubuka handphone ku dan.... 4 missed call itu benar dari Kendall dan sisanya? Ashton. Mengapa dia lebih banyak menelfonku dibanding Kendall. Lalu aku cek beberapa message yang masuk.

From: Ken

Car, aku tahu pasti kau kesiangan. Aku sudah ada di Megan Caffee. Aku akan menunggumu disini, awas kalau sampai kau tidak datang, karena aku tidak membawa mobil. Cepat mandi dan ke Megan Caffee.

Astaga Kendall, bukan membantuku untuk bangun malah sibuk dengan Caffeenya. Yaaaap Megan Caffee adalah kafe milik Kendall, baru saja berdiri 8 bulan lalu. Jaraknya tak jauh dari apartemenku dan apartemennya yang berada di sebrang apartemenku. Ada satu message lagi,

From: Ashlov

Morning Cara, maaf aku mengganggu tidurmu. Aku hanya ingin mendengar nsp handphonemu, sebenarnya ingin video call karena aku merindukan mu. Tapi lupakan saja, aku tau hari ini hari sibukmu. Have a nice day Charming!

To: Ashlov

Thaaaanks ash, have a nice tooooo! X

Baiklah, kenapa sampai saat ini nama Ashton masih bernama Ashlov di kontakku? Apa aku terlalu sibuk sampai aku lupa menggantinya, dan Carming adalah panggilan Ash untukku. Sudahlah, lupakan.

Author POV

Cara langsung mengarah ke kafe Kendall. Mungkin hanya memerlukan waktu 15-20 menit sampai disana. Dan dia tau mereka akan terlambat sampai dikampus dimana jam pertama mereka adalah 08:30 am sedangkan sekarang sudah jam 07:48 am. Jarak apartemen kekampus hanya memakan waktu sekitar 30-35 menit tapi jika harus melalui kafe Kendall itu pasti tidak akan sempat.

*skip*

Hari ini Cara sudah menyelesaikan mata kuliahnya, Kendall akan pulang bersama dengan pacarnya. Seperti biasa Cara akan pergi ketaman untuk hunting foto tugasnya dengan Mrs. Flo. Sekarang masih siang, sekitar 2pm. Itu artinya Cara punya banyak waktu untuk hunting foto ditaman yang tak jauh jaraknya dari kampus. Dilangkahkan kakinya yang sedang memakai flat shoes leopardnya. Sengaja hari ini tanpa heels karena dia takut kejadian kemarin terulang lagi.


Cara's POV

Masih banyak waktu untuk hunting foto ditaman pikirku. Satu-satunya tugasku minggu ini, dan jika hari ini selesai itu artinya 5 hari kedepan aku bisa bersantai. Aku berjalan memakai ransel kecilku ke taman dekat kampus.

Ada bunga matahari berwarna putih. Baiklah aku arahkan kebeberapa obyek dan beberapa bunga disana, tamannya masih sepi. Taman ini akan ramai sekitar jam 4 pm sedangkan sekarang masih 3 am. Dan aku sudah selesai mengerjakan tugasku, itu artinya aku bisa kembali ke apartemen dan beristirahat panjang, belum lagi besok adalah hari liburku dan saat ini aku belum menerima job sampinganku, memotret. Mungkin aku membutuhkan beberapa film untuk menghabiskan hari ku besok dirumah. Aku berjalan sambil melihat-lihat hasil fotoku tadi. Aku hanya tersenyum karena dari 62 foto aku mendapat sekitar 23 foto yang cocok untuk kuserahkan ke Mrs. Flo.

BRAAAAAKKKKK. Aku ditabrak seseorang dan menjatuhkan kameraku. Sama sekali aku tak bergerak dan menatap kearah kameraku yang jatuh dibawah, aku tidak menggantungkannya di leherku sebelumnya. Ya Tuhan bagaimana ini? Aku mematung beberapa detik hingga kesunyian terpecah saat lelaki bersuara berat menarik tanganku dan memberiku kertas. "Maaaaafkan aku nona, aku terburu-buru. Aku hanya membawa ini, sekali lagi maaaaf aku harus pergi." sama sekali aku tidak melihatnya, aku hanya terarah dengan kameraku. Saat aku sadar dia meninggalkanku, aku berteriak 'HEEY!!" Lalu dia kembali dan memberiku kertas lagi, "aku buru-buru. Hubungi aku jika masih kurang" dan lagi-lagi aku masih menatap kearah kameraku sampai dia benar-benar pergi. Kuambil kameraku dalam keadaan mati. Kamera satu-satunya yang kupunya astaga. Bagaimana ini? Bagaimana jika rusak? Sama sekali tidak menyala, sangking sibuknya aku dengan kamera ini aku melupakan kertas-kertas yang laki-laki itu berikan. Ternyata 2 lembar uang dan kartu nama.

'Harry Edward Styles'




Beanie and Camera.Where stories live. Discover now