Chapter 11

40 8 2
                                    

Yap, Harry sudah mengirim gaji ke rekeningku. Dan aku memakai uang itu untuk membelanjakan baju-baju untuk Mom and Dad. Sekitar 3 baju saja, sisanya aku habiskan untuk keperluanku, seperti makanan, alat mandi, dan beberapa pakaian untukku. Astaga, ini sudah lebih dari cukup untuk kebutuhanku. Bahkan masih tersisa.
Dan jumat depan aku akan memulai pekerjaanku kembali, Harry sedang diluar kota beberapa minggu kedepan. Jadi dihari pertama mengunjungi cafe/resto aku akan pergi bersama manager dari Styles Co
Ya, memang seharusnya seperti ini. Bukan owner yang harusnya turun langsung, sebulan kemarin Managernya dikirim Harry untuk survey lokasi dengan beberapa staff. Entahlah untuk apa, dan pada akhirnya aku akan bekerja dengan Manager nya sekarang bukan lagi dengan Harry si pemilik perusahaan.

**
Malam yang panjang untuk menghabiskan waktu di hari sabtu. Pesta!
Aku datang ke club yang cukup jauh dari apartemenku, sekitar satu jam perjalanan. Jessy, teman sekelasku mengadakan pesta disana. Memang bukan club mahal dan terkenal, tapi itu pesta yang jarang sekali karena setiap aku pergi ke undangan pesta hampir semua diadakan di frat bahkan dirumah mereka. Aku datang sendirian, bukan ide yang bagus tapi percayalah jika aku mabuk berat disebelah club ada hotel untukku beristirahat.

.
.

Kuhisap benda yang berisikan tembakau itu, ya aku memang merokok tapi tak se ekstreme yang kalian kira. Hanya sesekali dalam beberapa bulan, aku sudah menghabiskan 3 gelas vodca dan 4 puntung rokok. Astaga!

"Cara, cmon! Kita turun sekarang. Jangan merokok lagi car, ayo."

Jessy mengajakku menari bersama yang lainnya. Mereka sangat menikmati pesta malam ini. Not like me

"Tidak jess. Im stay here.. aku sedang tidak mood. Aku akan menyusul, maybe."

Jessy, Brad, Calder, dan Selly pergi meninggalkan ku di meja bar sendiri. Mereka bergabung dengan yang lain.

"Hey nona, mau tambah vodca? Sepertinya kau sedang putus cinta?"

Apa aku separau itu? Aku menerima tawaran bartender itu. Meneguk beberapa gelas lagi, dan saat ini kepalaku mulai berat.

"Hey dude! Kau tahu rasanya dikhianati? Huh? Mantan pacarku mengkhianatiku, dan aku berusaha tegar didepannya. Dia bertunangan dengan pilihan orang tua. What a fucking chance! Dan kau tahu ssjanaiaj"

"Kau sudah mabuk!"

"Tidak hey. Aku bercerita apa adanya, kau yang mabuk."

"Bagaimana bisa kau marah saat posisimu adalah mantan pacar. Itu bukan hak mu untuk melarangnya bukan? Dan aku rasa dia tidak mengkhianatimu kan? Karena kau hanya mantan pacarnya"

"Ya kau benar, aku pikir dia pria yang setia menungguku sampai aku menyelesaikan kuliahku. Ternyata? Ah sudahlah lupakan. Aku tidak mau menjadi perempuan yang dramatis. Berikan aku satu botol vodca."

"Apa kau sudah terlalu mabuk untuk menambah satu botol lagi?"

"Cepatlah, kau kan bartender yang harusnya memberikan keinginanku. Vodca satu botol dan aku pesan Ashton untukku malam ini........"

"Ini vodcanya but sorry aku tidak menjual Ashton disini"

"Hahahaha you slay me! Cepat panggil Ashton kesini bung...."

Aku menenggak 4 gelas lagi. Kepalaku benar-benar berat sekali, mataku langsung terbuka saat ada sinar didepanku. Aku mengangkat kepalaku, ada telepon masuk.

[HARRY EDWARD STYLES]

Kuabaikan panggilan darinya. Tapi dia tetap menghubungiku berkali-kali dan itu sangat mengganggu.

"Cara, maaf mengganggu mu malam ini. Kau dimana?"

"Ya Mr.Styles ini hari sabtu, bisakah kau tidak mengganggu malamku? Hahaha aku sedang menunggu ashton, hunfdhjbkakaahajaa bye"

Beanie and Camera.Where stories live. Discover now