Siang Itu... (Part 8)

2.7K 148 47
                                    


Ahem ahem. Pertama-tama gue mau bilang maaf dulu gara-gara udah ngebuat part ini == kedua, gue saranin kalian jangan baca soalnya.... ya gitulah. Jadi ini gue ceritain kejadian apa yang bikin hubungan Shania sama Beby renggang. Kek nama makanan ye renggang, eh itu rendang deng *paansih. Padahal gue udah bilang mau ngebongkar "kejadian"nya ntaran. Cuman lagi gabut kam 1 pagian yaudah bikin cerita "kejadian" nya aja terus di post sekarang HHH =="

Warning aja nih, mending gausah dibaca hehe.

  ❤ ❤ 


"Capeknyaaaa~~~" Shania merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, "Tidur enak kali ya, Beb."

"Jangan. Kan ntar mau langsung ke teater siap-siap ngelive di acara tv." Beby meletakkan semua kantong-kantong plastik yang berisi bermacam-macam barang diatas meja belajar. Beby dan Shania baru saja pulang dari pusat perbelanjaan di Jakarta. Mereka memang sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari, tapi dikarenakan jadwal mereka yang tidak bisa diajak berkompromi, rencana ini baru bisa terwujud hari ini.

"Kamu belanja banyak banget sih, Nju." Ucap Beby sambil mengeluarkan baju-baju yang barusan mereka beli, "Aku aja cuma beli lima atau enam. Belum lagi sepatu. Boros banget, sih. Padahal belum tentu besok baju yang kamu beli dipake, kan? Atau malah udah ganti trend."

"Terus aja ngomel Beb, terus aja." Protes Shania yang masih terbaring di atas tempat tidur Beby. Ya, mereka sekarang sedang berada dirumah Beby. Beby memang meminta Shania untuk mampir ke rumahnya karena rumah Shania yang jauh akan membuat Shania kelelahan jika harus pergi bolak-balik, apalagi beberapa jam lagi mereka sudah harus berada di teater untuk bersiap-siap mengisi acara live di sebuah acara televisi swasta.

"Aku beresin ya barang-barang kamu. Biar nanti langsung dibawa aja ke teater terus cus ke rumah kamu."

"Duh Beby baik banget sih, utuk utuk utuk~"

Selesai membereskan barang belanjaan Shania, Beby duduk ditepi tempat tidurnyanya.

"Udah?" Tanya Shania dan duduk.

"Liat aja." Beby menunjuk dua kantong belanja yang sudah tersusun rapi dengan mulutnya.

"Wedehhh temen gue satu ini bisa diandelin yak. Makasih makasih~"

"Hm." Beby hanya bergumam menggantikan jawaban iya.

"Hmm Beb. Sebenernya ada yang gue mau omongin sama lo." Shania duduk bersila disamping Beby.

"Apa?" Tanya Beby.

"Sebenernya gue mau ngomongin ini daridulu. Cuman..." Jawab Shania ragu.

"Cuman?"

"Engga deh, lupain aja. Ntar aja. Lagian ga penting." Shania kembali membaringkan tubuhnya.

"Ihh apaan. Jangan bikin penasaran gitu."

"Tar aja."

"Sekarang sama ntar apa bedanya?"

"Ya beda lah, sekarang ya sekarang, kalo ntar ya ntar."

"Sekarang ga?" Beby meraih bantal disampingnya, "Atau Beby lempar nih pake bantal."

"Lempar aja."

"Satu... Duaa......"

"Nananananana~"

"Bentar lagi tiga nih." Beby mengangkat bantal digenggamanya ke udara, "Ti....."

"Oke." Shania kembali duduk, "Turunin bantalnya."

Beby meletakkan bantal itu kembali pada posisinya.

She's HersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang