Chapter 3: Twin Tower

37 1 3
                                    


Royal Caribbean Cruise, Deck 9, Room 9653, 30 Desember 2015, 08:00 AM

Matahari menyentrik kedua mataku yang masih tertutup. Rupanya Jenna sudah bangun. Dia membuka balkon kamar dan pas sekali aku tidur menghadap balkon. Akupun bangun karena tidak tahan dengan sentrikan panas sang matahari. Aku melihat banyak tumbuh-tumbuhan hijau di sekitar air dan ya, sepertinya kami telah sampai di Port Klang. Udara pagi yang segar menggodaku untuk keluar ke balkon dan menikmati segarnya udara pagi hari di Port Klang. Tiba-tiba, telepon kamar berbunyi, aku segera mengangkatnya.

"Halo?", ucapku

"Udah bangun belom?", tanya orang di telepon itu dan aku tau pasti itu Daniel.

"Udah kok", ucapku

"Bagus deh, oh iya, kita turun jam 10 ya, ketemu di Café Promenade gimana?", tanyanya

"Oh boleh kok, jam 10 di Café Promenade. Got it.", jawabku

"Jangan lupa bawa sunblock, ntar jadi item lho hahaha", ucapnya

"Dasar.", ucapku dengan tawa

"Udah udah, mandi dulu ya sana.", ucapnya

"Lho? Kok lu tau gua belom mandi?", tanyaku heran

"Well, just a feeling of mine, I guess? Or maybe karena bau dari badan lu sampe kesini? Hahaha", ucapnya tertawa

"Pagi-pagi udah iseng.", ucapku

"Hahaha, sorry, udahan dulu ya, sampe ketemu nanti.", ucapnya

"Oke.", jawabku dengan sedikit tersenyum, walaupun aku tau dia tidak bisa melihatnya. "Sip.", lalu terdengar bunyi tut tut tut di telinga kananku.

Can this day get any better? I guess it can haha.

------------

Royal Caribbean Cruise, Café Promenade, Deck 5, 9.45 AM.

"Mana sih, siapa namanya itu?"

"Daniel.", jawabku

"Oh iya, Daniel!", ucap Jenna seperti anak kecil yang baru saja menemukan permen.

Aku melihat jam tanganku dan waktu baru menunjukkan pukul 9.45.

"Tenang, masih ada 15 menit.", ucapku

"Well, okay. Gua duduk disana bentar, kalo udah, panggil aja.", ucapny sambil melangkah pergi.

Tiba-tiba aku merasa seseorang menarik beberapa helai rambutku dan ya, itu Daniel.

"Good morning!", ucapnya dengan girang

"Yeah, good morning.", balasku dengan tatapan aneh.

"Why? Is something wrong with me?"

"Nah, why are you so happy?", tanyaku heran

"You're supposed to be happy everyday, right?", ucapnya tersenyum

"Yeah, true.", jawabku. "Gua panggil temen gua dulu."

Aku menghampiri Jenna dan melihatnya sedang menyeruput the panas. Aku tidak tahu berapa cup teh panas yang ia sudah habiskan pagi ini.

"Jenn, ayo."

"Oke oke.", jawabnya sambil meneguk tehnya dengan cepat.

Aku dan Jenna berjalan keluar dan menghampiri Daniel.

Travel by HeartsWhere stories live. Discover now