Chapter 5: Afraid of Heights

30 1 0
                                    

Last night was a blast with Daniel. We ended up looking at the stars at night instead of finishing our dinner. Ketika aku selesai bersiap-siap, aku sudah berada di pelabuhan Swettenham Pier, Penang. Jenna masih tertidur, aku rasa aku tidak akan membangunkannya karena semalam dia hang out dengan teman-teman dari Living Room-nya. 

Aku mengambil tasku lalu mengendap keluar. Aku segera turun ke deck 4, Daniel menungguku disana. Aku melihat dia memakai kemeja denim-nya dengan celana panjang dan sepatu adidasnya. I swore he looked so cool. 

"Udah nunggu lama?"

Daniel menoleh dan melihatku.

"No, baru bentar kok, kita mau ngapain di Penang ya hari ini?", tanyanya kepadaku

"Kita harus balik ke kapal jam 3, sekarang baru jam 11 sih.", ucapku

"Lu kesini sama tour guide ya kan?", tanya Daniel

"Yeah, kita tanya mereka aja?", ujarku

"Sure, let's ask them.", jawab Daniel lalu kami berjalan keluar pelabuhan. Aku melihat salah satu tour guide ku, namanya Nick, aku memanggilkya Ko Nick karena dia lebih tua beberapa tahun dariku.

"Ko Nick, disini tempat buat jalan yang enak dimana? Yang deket.", tanyaku

"Oh, kalian ke Esplanade aja, disana banyak tempat foto, terus makanannya juga enak, you guys can enjoy the best es kacang and laksa there.", jawab ko Nick dengan senyuman di wajahnya

"Thank you, ko.", ucapku

"No problemo, Chlo. Cowo lu ya?", tanya Ko Nick menatap aku dan Daniel dengan wajah cengegesan.

"Umm, mau tau aja lu ko. Bye!", ucapku lalu aku dan Daniel bergegas pergi

The Esplanade, Penang, 11:15 AM

Suasana tampak ramai, wangi makanan yang membuat lapar tercium dimana-mana, orang-orang menyantap makanan mereka dengan begitu lahap. Stand laksa penuh dengan orang-orang kelaparan yang mengantre, well, memang mereka memiliki laksa yang begitu enak. Aku dan Daniel memutuskan untuk makan es kacang.

"Panas banget hari ini.", ucapku

"Ya ampun, si princess kepanasan, takut make up-nya luntur?", ujar Daniel dengan tawa

"Hey, gua ga pake make up, okay?", ucapku tertawa

"You sure?"

"Yeah, 100 percent."

"Okay then, gua percaya hahahaha"

"Eh, kok lu udah lama di Singapore, masih inget 'gua-lu'-nya Indonesia?", tanyaku penasaran

"Gua pindah kesini ga sendiri, bareng temen di Schille", ucapnya

"Oh, lu sering ngobrol sama dia pake Bahasa Indonesia? Pantes."

"Walaupun gua tinggal di Singapore, gua ngga mungkin lupain Bahasa Indonesia, secara, Bahasa Indonesia itu bahasa kita sejak lahir.", ucapnya

"Bagus, bagus.", ucapku tertawa

"Lu rencana mau kuliah disini kapan?", tanya Daniel

"Abis lulus tes IELTS, gua udah apply ke beberapa university di Singapore dan belum ada info sampe sekarang.", ucapku panjang lebar

"Tenang, gua yakin lu bakal keterima kok.", ucapnya tersenyum

"Thanks.", ucapku lalu aku memasukkan sesendok es kacang ke dalam mulutku.

Travel by HeartsWhere stories live. Discover now