Aku tidak menyangka kalau kapal ini akan berhenti di tengah laut. Katanya pantai di Phuket dasarnya terlalu rendah sehingga kapal tidak bisa kesana. Akhirnya, aku, Jenna dan Daniel (dan tentunya penumpang lain) akan naik kapal feri yang akan mengantar kami ke Phuket.
"Anginnya kenceng banget!", ucap Jenna sambil memegangi topinya.
Aku dan Daniel hanya tertawa melihat tingkah laku Jenna.
"Eh, ntar gua ngga mau jadi nyamuk kalian ya.", ucap Jenna
"Ha?", tanyaku heran
"Ya, lu berdua jalan aja. Seperti biasa, gua akan jalan-jalan sendiri."
"Eh, jangan. Ntar diliatin orang, dikira jomblo."
"Iya juga ya.", ucap Jenna tertawa
"Gua sama Chloe kan ngga bener-bener pacaran jadi ga ada istilah nyamuk", jawab Daniel
"Ya, kalian kan deket, banget.", ucap Jenna
Aku dan Daniel hanya tertawa lalu kami masuk ke dalam kapal terlebih dulu. Setelah beberapa menit, kami akhirnya sampai di Patong, Phuket. Pantainya sedang sepi tetapi tiba-tiba kericuhan muncul dan membanjiri pantai yang sunyi.
Patong Beach, Phuket, 1 Januari 2016
Jenna pergi ke sebuah pasar di dekat pantai untuk membeli oleh-oleh, sedangkan aku dan Daniel berjalan-jalan di tepi pantai dan mengambil beberapa foto. Well, pantai seindah ini sayang untuk disia-siakan.
"Chlo, coba deh berdiri disana.", ujar Daniel
Aku melakukan apa yang ia katakan.
"Candid dikit dong.", ucapnya
Aku melakukan lagi apa yang ia katakan.
"Perfect.", ucapnya
"Gua udah boleh gerak belom nih?", tanyaku sambil tertawa
"Boleh-boleh.", balas Daniel sambil tertawa
"Bagus ga?", tanyaku
"Bagus, banget.", balasnya
Saat aku berjalan menuju Daniel, tiba-tiba aku terpeleset dan Daniel menangkapku dengan cepat, mata kami bertemu. Keheningan terjadi sesaat.
"Sorry", ucapku sambil menyeimbangkan tubuhku kembali
"No problem.", ucapnya tersenyum
"Eh, ada apaan tuh disana?", ucapku
"Apaan?", tanya Daniel sambil menoleh ke belakang.
Saat ia menoleh ke belakang aku menyipratnya dengan air.
"Wow, jadi lu udah berani isengin gua nih?", ucap Daniel lalu ia membalas cipratanku.
"Ga seru cipratan doang", ucapku menyiram rambutnya dengan air
"Hey hey, pomade gua sayang banget nih!", ucapnya tertawa
"Umm, should I care?", ucapku tertawa, lalu aku berlari
"You're not gonna get away with this.", ucapnya lalu ia mengejarku
Daniel menangkapku dengan pelukan dari belakang. Ia meletakkan kepalanya di dekat telingaku lalu berkata
"Chloe, I love you, so much."
"I love you too.", balasku tanpa mempertanyakan mengapa kalimat itu tiba-tiba bisa kukeluarkan dari bibirku.
Ia mencium keningku dan saat itu aku tau bahwa Daniel memiliki perasaan yang sama denganku dan dia sedang tidak main-main.
"Chlo, gua berharap kita masih bisa kayak gini setiap hari. I'll be missing you when you're gone.", ucapnya
"Gua juga ngga mau jauh dari lu tapi, kita punya kehidupan kita masing-masing dan gua ngga tau ini bakalan berjalan terus.", jawabku
"We'll think about it later. Kita lagi di Phuket, ayo kita jalan-jalan.", ucap Daniel sambil menarik pergelangan tanganku, seperti arus yang tiba-tiba menarikmu dengan cepat.
Mungkin aku dan Daniel memang ditakdirkan untuk bersama. Aku sedang tidak berteori dengan perasaanku sendiri saat ini, aku yakin ini adalah perasaan yang sesungguhnya. Ada perasaan nyaman setiap kali aku di dekatnya dan aku rasa memang benar, fate has brought me here to met him and knew him, deeper than I should.
YOU ARE READING
Travel by Hearts
RomanceBerawal dari kejadian di Changi Airport setahun yang lalu ketika ia bertabrakan dengan seorang laki-laki dengan Starbucks-nya, Chloe Wijaya, seorang gadis yang sangat menyukai travelling dan pandai bersosialisasi dipertemukan kembali dengan Daniel C...