part 2

1.8K 102 0
                                    

"Baiklah, tak apa jika kau lupa... Tapi aku akan terus menangih ingatanmu itu." ucap min ho semakin mendekatkan padangannya ke mata shin hye.

Setelahnya, ia mundur. Lalu duduk dibangku paling belakang yang kosong.

"Aneh." bungkam shin hye dalam hati.

Jong suk juga menatap min ho dengan curiga.

*

Teng! Teng! Teng!
Bunyi bel sekolah tanda jam istirahat.

"Jong suk, Apa kau mau ikut aku ke atas? Aku ingin bercerita sesuatu kepadamu." Ucap shin hye mendatangi bangku jong suk.

"Kau duluan, aku masih menyalin tugas bahasa inggris, nanti aku menyusul." balas jong suk yang fokus pada buku catatannya.

"Baiklah." balas shin hye singkat.

Berjalanlah sendiri shin hye ke arah gedung atas sambil mendengarkan lagu dan mengunyah permen karet strawberry rasa favoritnya. Sesekali dia bernyanyi dalam hati dan menari-nari disetiap langkah anak tangga yang dia naiki.

Angin berhembus kencang bagaikan di pantai dan udara yang sangat dingin di musim salju. Ia duduk sembari menikmati sedikit pemandangan kota seoul yang tampak di mata. Helaan nafas shin hye melihat kanan kiri sekitarnya menunggu kedatangan jong suk. Sesekali ia mengayunkan tangannya ke balik telinga untuk merapihkan rambut panjangnya yang terambing bersama arah angin.

Seseorang terasa menyentuh pundak shin hye dua kali dari belakangnya. Shin hye tersenyum yang mengira itu adalah jong suk.

Shin hye memejamkan mata, mengangkat sedikit kepalanya untuk merasakan langit terang dipelupuk mata.

"Jong suk, aku ingin cerita bahwa ibu dan ayahku bertengkar lagi... Kau tahu? Aku ingin gila rasanya." Ia mulai berbicara.

"...Setiap malam mereka sangat berisik bagaikan sedang berada dipasar. Semalam, toko berantakan karena ayah mengamuk dan menghancurkan semuanya. Bo geum sangat terlihat sedih. Dia adalah adikku satu-satunya. Dia bahkan belum membayar uang sekolahnya bulan ini. Aku harus bagaimana?"

Beberapa detik shin hye menunggu jawaban dari jong suk, namun nihil tak ada sua apa pun. Ia langsung menoleh ke belakang, ternyata memang tidak ada siapa-siapa dibelakangnya padahal tadi ia merasa ada seseorang disini bersamanya.

"Shin hye!" ucap jong suk memanggil nama shin hye dari kejauhan.

"Jong suk, apa tadi kau sudah kemari?" tanya shin hye kebingungan.

"Iya tadi aku kemari, tapi aku lupa membawa handphoneku yang tertinggal di kelas, jadi aku kembali untuk mengambilnya."

"Oh begitu, dan kenapa kau tadi menepuk pundakku tanpa berbicara sepatah kata pun? Membuatku merinding tau." Balas shin hye mengerutkan dahi.

"Aku rasa aku belum sempat kesini." guamam jong suk dalam hati.

"...Baiklah, ayo ceritakan." lanjutnya.

Ting tong ting ting tong ting
Suara handphone shin hye yang berdering disaku rok-nya.

"Hai shin hye! Bisakah kita bertemu di kafe star nanti sore pukul 4?" pesan masuk dengan nomor yang tak dikenal oleh shin hye.

"Hei shin hye? Kenapa kau berdiam seperti itu?" tanya jong suk pada shin hye yang sangat fokos pada layar handphonenya.

"Apa kau kenal nomor ini?" balas shin hye menyodorkan handphonenya pada jong suk.

"Aku rasa, aku tak tahu. Memangnya ada apa dengan nomor itu?"

"Tak apa." balas shin hye singkat.

Nomor yang mengirimnya pesan itu masih menjadi pertanyaan besar bagi shin hye. Dia ragu untuk membalas pesan itu, namun dengan wajah yang penuh dengan keraguan, membuat jong suk curiga dengan sikap shin hye.

Bagaimana kelanjutannya?
Jangan luoa vote dan comment yaa,,,

Perfect CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang