part 4

1.5K 88 0
                                    

"Bagaimana ini bisa terjadi?!" gumam shin hye dalam hatinya.

Ia berjalan sendiri di pinggir alun-alun kota mengarah ke rumahnya dengan kedua tangan saling memeluk tubuhnya. Kepalanya yang selalu menunduk ke bawah sangat memperlihatkan betapa malunya dia tadi.

"Aku pulang." ucap shin hye mengetuk pintu rumahnya. Terlihat senyuman manis yang terlukis di wajah bo geum dihadapan shin hye bersama kedua orangtuanya.

"Kenapa? Apakah ada sesuatu..." ucap shin hye yang dihalang oleh pelukan sang adik satu-satunya itu.

"Terimakasih kak, kau sudah membayar uang sekolah dan uang makanku disekolah. Aku sangat senang memiliki kakak sepertimu!" Balas lembut memeluk shin hye dengan erat.

Tapi... Aku tidak..." ucap shin hye pelan.

"Hidupmu akan lebih membaik setelah ini, karena ada aku."

Tiba-tiba ia teringat dengan ucapan min ho tadi saat di kafe. Shin hye tidak yakin betul, namun instingnya mengatakan bahwa ada campur tangan orang lain mengenai hal ini. Shin hye hanya perlu memastikannya lagi.

"Apa bukan kau yang membayarnya? Lalu siapa?" tanya ibu shin hye padanya.

"Maksudku... Iya, aku yang sudah membayar uang sekolah bo geum." balas shin hye ragu.

Shin hye terus berpikir bahwa hari ini sangat penuh dengan teka-teki yang sangat menguras tenaga.

***

Kemarin adalah hari buruk shin hye, dia berharap akan menemukan senyuman baru di pagi yang penuh dengan salju ini. Bersiaplah shin hye untuk berangkat ke sekolah mengenakan seragam dengan jaket sweater dan syal miliknya.

Saat shin hye keluar dari tokonya, tiba-tiba ia melihat mobil sport mewah sudah parkir di depan tokonya tersebut. Tak lama, dibukalah kaca mobil oleh orang yang ada didalamnya.

Shin hye dan orang itu saling bertukar pandangan, "Min ho? apa yang dia lakukan disini." Ucapnya pada diri sendiri.

"Shin hye, apakah kau mau berangkat bersama? Jarang-jarang aku mengeluarkan mobilku ini untuk menjemput seorang gadis." jelas min ho yang menatap shin hye dari kaca mobilnya.

Shin hye hanya memutar musik untuk didengar pada headseatnya dan langsung pergi meninggalkan min ho tanpa sepatah kata pun.

"Hei! Park shin hye! Apakah kau ingin semua warga seoul mendengar aku berteriak seperti ini memanggil namamu?!" jerit min ho yang jaraknya semakin jauh dengan shin hye.

"Kalau begitu, berhentilah!" balas shin hye berlari menjauhi min ho.

Desahan nafas yang kencang, terasa mengancam dada shin hye. Gadis berusia 17 tahun ini selalu berpikiran bahwa min ho adalah laki-laki yang sangat gila tanpa tujuan. Setelah membuat shin hye malu dengan kejadian lampau, sekarang min ho malah berusaha untuk mendekatinya.

Berulang kali ia menghela nafasnya yang panjang dengn emosi yang masih kesal sambil berjalan ke arah lockernya.

"Duarr!!!" kejut jong suk dari balik pintu loker shin hye yang membuatnya kaget hingga buku yang dipegangnya berserakan dilantai.

"Apa yang kau?!" Ucapannya terhenti, ia takut amarahnya benar-benar meledak.

"...jong suk-ah, Kau membuatku hampir serangan jantung! " lanjut shin hye agak kesal, seperti biasa jong suk hanya tertawa melihat sikapnya.

Perfect CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang