Part 13

413 21 3
                                    

Author POV

Shin hye meraup mukanya, berkaca di kamar mandi menatap wajah lelah. Pagi yang tidak sama sekali terasa segar, badannya yang letih dan pikirannya tak singkron.

Setelah itu dia memakai seragamnya, merapihkan rambut dan menyiapkan buku sekolah. Hal biasa yang ia lakukan tanpa suara hanya gesekan kaki di lantai.

"Huft.." ia menghela. Mengecek ponsel yang kian lama seperti kuburan tanpa pelayat.

"Apakah min ho benar-benar akan pindah sekolah?" shin hye bertanya entah pada siapa, mungkin boneka di kasurnya.

"Dia sudah 5 hari tidak berangkat dan tidak ada kabar. Benarkah d ia akan keluar dari sekolah? Apakah dia baik-baik saja?" lagi-lagi ia berbicara sendiri.

Dilanjutkan aktifitasnya berangkat sekolah, shin hye keluar dari toko, menghirup udara dalam-dalam sembari berjalan perlahan.

Ia sampai di setengah perjalanan, pandangannya melihat bagian taman kota. Sosok pundak tak asing ia amati dari kejauhan. Sosok laki-laki sedang duduk berbalik arah yang sedang dikenali shin hye, siapa dia?

"M-min ho? Apakah ia min ho?" shin hye terus memandangi sambil berjalan. Seratus kali ia berpikir ketidak mungkinan. Untuk apa min ho berada disana sedangkan lebih baik dia berada disekolah.

Tak mau pusing, shin hye melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan laki-laki itu.

Shin hye sudah berada diujung taman, pria itu meninggalkan taman juga. Pria itu berbalik sembari mengantongi tangannya didalam mantel yang ia kenakan. Pria itu menghela panjang, dia min ho.

Min ho POV

Aku sibuk mengecek ponselku, berita ada dimana-mana.

"Lee's grup menerima uang suap."

"Kabar terbaru lee's grup melakukan penggelapan uang."

"lee's grup akan hengkang dari dunia politik?"

Hal yang aku benci adalah, pada kenyataannya berita ini tidak benar. Berita-berita yang banyak omong dan membual belaka. 

Ting tung
Suara ponsel berdering tanda pesan masuk.

"Dimana kau? cepat persiapkan dirimu untuk perpindahan sekolah jika kau tidak mau lagi bersekolah disini." - appa

"Aish ayah mengganggu saja." aku menggerutu.

Aku berjalan malas ke arah bar yang tidak jauh dari tempatku sebelumnya. aku sempat melwati perfect cake, tepat di seberang jalan dimana aku melangkah. Gadis lucu itu, aku sedikit tertawa pada diriku sendiri.

"Apa kabar shin hye? Maaf aku belum bisa membalas pesanmu atau mengangkat teleponmu, shin hye-a. Aku berjanji akan menemuimu lagi." aku berbicara pada diri sendiri layaknya sedang berbincang pada shin hye.

***

"Hya kim bum!" aku berteriak keras tidak peduli siapapun mendengarkan dalam bar ini.

"Lihatlah anak bodoh satu ini," aku menghampirinya, "hya babo!" lalu menjitak kepalanya.

"Wae??" ia mengelus kepalanya yang mungkin terasa sedikit sakit.

"Kenapa kau baru mengatakan padaku kau berada di seoul padahal kau sampai 2 hari yang lalu? Dasar breng*ek kau."

Ekspresi yang sangat kubenci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi yang sangat kubenci. Hanya laki-laki ini yang punya. Dan lebih buruknya dia adalah sahabatku, payah.

"Untuk apa kau ke korea? Bukankah kau bilang sedang sibuk dengan tugas PERKULIAHAN bodohmu itu, ck." aku tambah benci, teman seangkatanku ini sangat pintar hingga ia mendahuliku satu tingkat.

"Entahlah, aku hanya ingin berlibur sekaligus memastikan apakah bocah ini melakukan taruhan dengan baik?" dia tertawa dengan menutupi mulutnya seolah aku benar-benar lelucon baginya.

"Kau kira aku bodoh? Lihat saja sebentar lagi aku sudah selesai melaksanakan taruhanmu itu. Ingat, lamborgini veneno mu itu akan menjadi hak milikku dengan segera." aku berlagak sombong, ya karena aku percaya aku pasti akan berhasil.

"Apakah Wo bin dia belum pulang dari liburannya?" tanya kim bum mengalihkan hayalanku.

"ck, dia sedang tidak berlibur. Kenapa kau sangat percaya padanya? Ingat taruhan yang dia dapat? Mencari gadis masa kecilnya dan diajak berkencan. Kau yang mengusulkan taruhan itu padanya." aku duduk di sofa sembari mengangkat tangan untuk memesan minum.

"Apakah dia sudah mendapatkan gadis itu?" kim bum penasaran.

"Entahlah, kurasa belum. Tapi dia mengatakan gadisnya itu sudah tidak di seoul, mungkin bahkan tidak di korea,"

"1 wine," ucapku saat pelayan datang.

"Lalu dimana?"

"Tak tahu, tapi dengan hadiah lahan saham anggur yang akan kuberikan, ia pasti akan bersungguh mendapatkannya." aku sedikit tertawa.

"Dan bagaimana kau dengan gadis itu? Shin hye?" tanya kim bum saat aku sibuk melepas mantel yang ku kenakan.

"Mudah sekali, sebentar lagi aku akan mendapatkannya. Hanya butuh 3 bulan kan untuk berpacaran dengannya lalu putus? Kau tahu kemampuanku memikat seorang gadis." aku menyeringai.

Gadis malang. Maafkan aku park shin hye sedikit mempermainkanmu dalam ramuanku. jangan panggil aku lee min ho jika bukan ini perbuatanku.

Lalu aku tertawa saat melihat sahabat karibku ini tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu aku tertawa saat melihat sahabat karibku ini tertawa. Lelucon yang kami buat selalu lucu, sangat lucu hingga aku tak tahu bagaimana akhir antara aku dan shin hye.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang