14-Lamaran

7.1K 443 17
                                    

Devan POV

"Mengapa dia berada disini?" sebenarnya aku ingin tertawa mendengar Firly dan Adelline yang berkata dengan bersamaan seperti itu. Hanya saja situasi sekarang bukanlah situasi yang pantas untuk ditertawakan

"Rissa bisa kamu jelaskan padaku?" Firly melihat Rissa dengan pandangan bertanya. Baru saja Rissa akan membuka mulut suara Kiran dari arah ruang tengah mengagetkan kami.

"Bunda Daddy."

"Riss, kamu bawa dulu Rissa kekamarku. Kamarku dilantai atas paling ujung belakang ya. Biar aku yang menjelaskan kemereka."

"kamar yang ada balkon kearah kolam renang belakang?" aku mengangguk sebagai jawabanku. Wajar dia tahu. Dulu dia adalah pemilik rumah ini.

Rissa kembali kedalam dan membawa Kiran kelantai atas. Setelah mereka menghilang dari pandanganku, aku membuka pintu lebar-lebar agar Firly dan Adelline dapat masuk.

Suasana terasa menegangkan diruang tamu rumahku. Aku masih belum membuka suara. Hanya memperhatikan satu sama lain yang kami lakukan.

"Aku akan menjelaskan semuanya. Sebelum itu aku ingin tahu alasan kalian datang kemari?"

"Tentu saja aku ingin mempertanyakan hubungan kita yang dengan seenaknya kamu akhiri, Van." Aku mengangguk. Lalu mengalihkan pandanganku dari Adel ke Firly.

"Kamu Fir?"

"Aku berencana meminta tolong kepadamu untuk menghubungi Rissa karena dia susah dihubungi akhir-akhir ini. Namun apa yang aku lihat tadi membuat aku shock. Sebenarnya apa hubungan kalian?" aku tersenyum.

"Baiklah aku akan menjelaskan semuanya." Kataku dengan nada yang kubuat setenang mungkin. "Del, aku tahu sebenarnya Kanna tak pernah memintamu untuk menggantikannya. Kalian tidak sedekat itu sehingga Kanna mempercayakan aku padamu. Kamu berbohong soal perkataanmu kemarin di Bali. Jadi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan denganmu. Aku tidak mencintaimu."

"Aku tidak bohong Van." Masih saja wanita ini berkeras.

"Seandainya memang kamu tidak berbohong aku juga akan tetap mengakhirinya." Ucapku dengan sangat tenang tapi pasti. Tak ada sedikitpun keraguan didalamnya.

"tapi..."

"dan untuk kamu Fir. Aku minta maaf. Aku mencintai Rissa dan aku tidak akan pernah melepaskannya lagi. Sudah cukup aku bersikap bodoh kemarin dan aku tak akan mengulanginya lagi."

"Kamu mencintai janda itu Van!" teriak Adel. Aku langsung melihat kearah atas. Kuharap mereka tidak mendengar.

"Apa salah? Toh aku tidak merebut istri orang."

"Tetapi kamu merebut kekasih orang Van!" kali ini gantian Firly yang teriak. Mereka sangat kompak sekali ya. Andaikan mereka menikah pasti rumah mereka akan penuh dengan teriakkan.

"Kekasih yang telah dihina oleh ibumu Fir. Semenjak saat itu tak ada lagi yang memilikinya."

"Tidak Van. Rissa itu milikku. Dimana kamarmu, aku akan menyusulnya." Firly berdiri dan hendak berjalan menuju tangga. Dengan sigap aku menahan tangannya.

"Tidak kuizinkan. Jika kamu berbicara diatas kamu akan membuat Kiran ketakutan. Aku akan memanggilkan Rissa jika kamu mau."

"Apa peduliku dengan anak itu. Anak itu yang membuat aku susah untuk mendapatkan Rissa." Cukup sudah. Tanpa sadar aku melayangkan sebuah pukulan kewajah tampan Firly. Aku sangat tidak suka jika Kiran sampai dihina.

"Jangan sekali-kali kamu menghina Kiran seperti itu." Firly mencoba berdiri dan berusaha membalas pukulanku.

"Cukup Firly!" belum sempat dia melayangkan pukulannya. Suara teriakkan Rissa dari anak tangga menghentikannya.

Listen To My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang