Part 4

130 2 0
                                    

 Pagi hari....

Di lantai 3 kos putri ini hanya ada 2 kamar mandi dengan penghuni 14 orang yang mereka semua masuk pagi untuk pertama kuliah ini.harus antri kamar mandi dan biasanya mereka mengantri didepan kamar tya,vitri,anis atau meyda sambil ngobrol,inilah khasnya anak kosan tapi sungguh menyenangkan. Selesai siap-siap tya,meyda,anis,dwi,dinar berangkat jalan kaki menuju kampus,hal yang biasa karena semuanya memang tidak mebawa sepeda motor.walaupun berbeda daerah tapi tetap mengakrabkan mereka karena mereka beranggapan sebagai teman seperjuangan.

Hari pertama masuk kuliah,hari pertama ini hanya berkenalan saja dengan semua dosen dan bagian Tu dan juga semua penjaga laboratoriumnya dan belum ada jadwal mata kuliahnya. Meydapun pulang ke kosnya,menaiki tangga menuju kamarnya dan duduk di balkon melihat indahnya kampusnya dari atas. Tiba - tiba teleponnya berdering,"assalamu'alaikum mas" "walaikumsalam dek,udah pulang kuliahnya?" "udah mas ini udah dikosan,mas lagi apa?" "ini mas mau persiapan pindah tugas ke papua." "what?papua?kenapa baru bilang sekarang ,tanyaku" "maaf dek takut adek sedih kalo tau,sebenarnya mas gak mau tapi semua tugas,jawabnya". Akupun diam dan tidak mendengar suaranya lagi, kami sama-sama diam dengan pikiran masing-masing,sedih rasanya harus membiarkan dirinya tugas jauh, dan kumatikan teleponnya karena aku semakin sedih bila mendengarnya berpamitan. Dia adalah putut pacarku dari sma, dia adalah seorang prajurit TNI AD , Orang yang selalu membuat hari-hariku bahagia dengan semua kedewasaanya,dia selalu memberiku semangat yang tanpa lelah selalu menghadapi sifatku yang terkadang masih kekanak-kanakan. Tanpa terasa menetes air mata ini rasanya untuk jauhpun akan sulit tapi bagaimana aku tidak bisa berbuat apa-apa karena hidupnya untuk negara ini.

Aku masih menatap jauh pepohonan kampus dari atas balkon kosku, sedih rasanya harus berpisah dari mas putut untuk beberapa waktu kedepan,aku mulai memandangi foto mas putut yang kujadikan walpaper hpku,begitu gagah dan dewasa dia,aku kembali menangis mengingat besok dia harus pergi ke papua.aku hanya takut dengan keadaan disana yang baru genting seperti yang aku lihat di televisi akhir-akhir ini. Tanpa ku sadari tya ada dibelakangku dan mengagetkanku,"mey,kamu kenapa ngelamun dari tadi?" "Gak apa-apa yak,lagi pengen ngelamun ajaa,jawabku singkat" "ah meyda,kayak aku gak pernah kayak kamu saja ,balas tya" "iya,aku sedih mas putut besok ke papua, dinas kesana beberapa waktu"."iya aku tahu mey cuma putut adalah seorang prajurit yang hidupnya sudah dibeli negara,itu adalah kewajibannya nomer satu".

Senja Di Kota JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang