Siang itu, beberapa mahasisiwi mahasisiwa di berbagai bidang telah menyelesaikan mata pelajaran kuliahnya.Mereka berhamburan menuju tempat parkir, dimana kendaraan mereka berada. Karna cuaca hari itu tidaka bersahabat, mereka memutuskan pulang.
" DOR " gertak seorang cowok dari belakang kepada gadis mungil di depannya.
" Apaan sih lo? Bisa nggak, sekali aja nggak ngagetin gue! Nanti.. kalo gue pingsan, lo mau tanggung jawab " Ucap gadis mungil itu marah.
" Nggak masalah! Tinggal gue gendong apa susahnya sih. Lo kan kecil. Gue pasti kuat lah " ejek cowok itu sambil tersenyum.
Gadis itu memanyunkan bibir tipisnya, ketika mendengar jawaban cowok itu yang sekarang duduk di sampingnya. Dan bisa di bilang sahabatnya.
" Biasa aja kale, Si! Nggak usah di monyong monyongin "
" Apaan sih Digo! " sentak gadis mungil itu kepada sahabatnya. Digo.
Ya benar. Memang Digo yang menggertak gadis itu. Dia selalu menjahili sahabat mungilnya yang dari kecil selalu bersama sama. Sisi.
"Yaudah.. ayo pulang. Hujan mau turun. Lo nggak lihat itu! " Digo menunjuk arah langit. " Kalo lo mau kehujanan sih nggak papa. Tapi kalo lo pingsan, ngerepotin gue tau nggak! " gerutu Digo.
" Tapi.. "
" Nggak usah tapi tapian " Digo langsung menarik tangan Sisi.
"DIGO..!! " suara Sisi tiba tiba keras.
Langkah kaki mereka terhenti seketika. Digo menoleh kearah Sisi. Dia menatap Sisi heran.
" Gue udah janji sama Rasya. Dia mau ngajakin gue pulang bareng " jelas Sisi membuat Digo kaget.
" Kalo lo mau pulang, pulang aja. Eittss.. jangan pikir, gue ngusir lo. Nggak mungkin kan, lo nungguin gue disini" sambungnya.
Digo mengerti apa maksud Sisi. Digo tersenyum marah pada Sisi. Dia kecewa terhadapnya. Digo pun berlalu dari hadapan Sisi.
Digo yang berjalan gontai sambil memendam kekecewaan, lupa jika hari itu akan turun hujan.
Gue rela kehujanan Si. Asal lo bersama gue. Tapi lo nggak pernah ngerti itu. batin Digo saat berlalu meninggalkan kampus.
***
Sisi yang masih sendiri, menunggu kedatangan Rasya mulai merasa bosan. Sesekali clingak-clinguk mencari Rasya. Tapi tidak ada tanda tanda Rasya menghampirinya.
Mata sisi gelap.
" Udah deh Sya, nggak usah bercanda. gue tau itu lo " Sisi hafal dengan tingkah laku Rasya. Bau badanya pun, Sisi mengingatnya.
Rasya yang malu dengan hal itu, langsung duduk di samping kiri Sisi.
" Lama banget sih lo. gue hampir jamuran nungguin lo " celoteh Sisi.
" Sorry. there was a short affair, Si " jelas Rasya sok inggris.
" Ok! Gue maafin"
"Yaudah.. yuk pulang. Udah mau hujan " Rasya memegang tangan Sisi. Sisi merasakan kebahagiaan tersendiri. Hatinya dag..dig..dug..dag..dig..dug.. serasa mau copot.
Mereka menuju tempat parkir. Dimana mobil Rasya di parkirkan. Mobil sport warna merah sudah mereka temukan. masuk mobil dan pergi meninggalkan kampus.
*Rasya Al Farezi. Putra tunggal dari pasangan Bruno Budi Farezi dan Puvellia Sinta Faheri. Ayahnya seorang pengusaha besi terbesar di Indonesia. Cabangnya ada di mana mana. bebarapa cabang tersebar di Hongkong, Singapura dan Amerika. Dan Ibunya adalah seorang designer yang cukup terkenal di Jakarta. Beberapa cabang tersebar di Singapura, Hongkong, dan juga Perancis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between you and love me
FanfictionAku tak sengaja menyayangimu lebih dari sahabat. Sampai suatu saat kau menyadari itu semua. DIGO SYARIF Aku hanya menganggapmu sahabat. Sampai akhirnya aku bisa merasakan kenyamanan yang tak biasa saat bersamamu. SISI LATICONSINA