Part 7

80 6 2
                                    

Keheningan pun terjadi. Luna dan Rizal pun meninggalkan Sisi dikamarnya. Membiarkan Sisi tertidur dengan nyamannya. Saat Sisi mencona menutup matanya dan kedua orangtuanya telah keluar dari kamar Sisi, tiba-tiba Sisi membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya.

Sisi berjalan menuju jendela kamarnya. Membuka gorden yang menutupi jendelanya. Dan duduk di diatas sofa panjang yang sudah tersedia di dekat jendelanya.

Sisi yang membawa sebuah foto yang berpamerkan kebersamaannya, bersama seseorang yang selama ini menjadi sahabatnya dari kecil. Digo Syarif. Sisi menatap erat foto itu.

Sisi memandangi. Mungkin sekarang merasa jauh dari Digo. Sisi tak pernah sejauh ini dengan Digo. Dia teringat tentang masa kecilnya yang begitu bahagia bersama Digo.

" Aku janji sama kamu Sisi. Aku akan selalu disamping kamu. Aku akan selalu ada di saat kamu butuh. Aku akan ngejagain kamu. Aku akan ngelindungi kamu. Aku akan tetap bersama kamu. Aku janji. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu. Nggak akan buat kamu nangis. Tangisanmu itu Tangisanku. Kesedihanmu itu kesedihanku. Lukamu itu Lukaku. Airmatamu itu Airmataku. Senyumanmu adalah kebahagiaanku. Kebahagiaanmu adalah separuh jiwaku. Aku nggak bisa lihat aitmatamu jatuh, Si. Aku ingin, senyuman manis yang terukir dalam sudut matamu adalah senyuman yang selalu kamu ciptakan untukku. Itu Janjiku, Si. Janji seorang Aliando Syarif. Janji yang terucap untuk sahabatku, Sisi Latuconsina "

Sisi teringat kata kata itu. Itulah janjinya.

" Lo ngingkari janji lo sendiri Digo. Disaat gue butuh lo, lo pergi ninggalin gue. Disaat gur butuh sandaran, lo nggak ada di samping gue "

Sisi termenung dalam kesendirian. Tak lama krmudian, Sisi menutup gorden nya krmbali. Meletakkan foto iti di atas nakas dan beranjak tidur.

***

" Pa.. Sisi brlum bangun ya? tumben tuh anak " ucap Luna  pada suaminya sambil mengoles roti.

" Nggak tau. Coba mama pergi ke kamarnya " suruh Rizal, suaminya.

Luna pun berlalu meninggalkan Rizal sendiri yang sedang melahap nasgornya.

ceklek

" Sisi.. bangun sa-.... MasaAllah.. Sisi.. tubuh kamu. Pa.. papa.. cepet kesini pa.. " teriak Luna dengan wajah paniknya.

Tak lama kemudian..

" Ada apa Ma.. kenapa teriak teriak. Sisi kenapa? "

" Badan Sisi.. "  Luna berbicara dengan suara ngos-ngosan.

" Ya kenapa badan Sisi? "

" Badan Sisi panas  banget. Coba pegang dahinya "

Rizalpun mrnghampiri Sisi yang masih tertidur dalam hangatnya selimut bed cover nya.

Between you and love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang