Setelah makan, Sisi menanyakan sesuatu yang membuat Digo tersedak.
"Ma.. menurut mama, Rasya itu orangnya gimana sih ma? " tanya Sisi tiba tiba.
" Uhukk.. hukk... " Digo langsung tersedak.
" Kamu kenapa Digo? " tanya Luna.
" Iya nih.. kayak anak kecil aja. udah gede, masih aja makan nggak hati hati " cerocos Sisi memarahi Digo.
" Nih..! " Sisi memberikan segelas air putih.
Digo mengambil dari tangan Sisi dan langsung meminumnya.
" Gimana ma..? " tanya Sisi lagi.
Digo menatap Sisi aneh hari itu. Dia heran dengan tingkah lakunya saat itu.
" Apanya sayang? "
" Ih.. mama. Baru aja di omongin, udah lupa duluan. Itu loh ma.. menurut mama, rasya itu gimana orangnya " jelas Sisi sedikut kesal.
"Rasya Al Farezi? " tanya Luna. Sisi mengangguk.
" Kita kan sudah mengenal keluarganya sejak kamu masih kecil. Jadi, menurut mama sih, orangnya baik. Sopan, suka nolong orang, ramah, ganteng, siapa yang nggak mau punya menantu dia " Sisi tersenyum mendengar jawaban Ibunya.
Sisi mengangguk-ngangguk kecil! yang mempertandakan mengerti tentang ucapan mamanya. Sisi kembali memakan nasinya.
" Kenapa, sayang? kamu suka sama Rasya? " sambung Luna, membuat Sisi kaget dan juga ikut tersedak. Dan Digo melongo tentang perkataan Ibunya Sisi.
" Uhukk.. hukk.. " Sisi langsung mengambil air putih dan minumnya.
" Apaan sih ma! Nggak kok! udah ah ma. Jangan di bahas " gerutu Sisi merasa malu.
Digo yang mendengarkan percakapan kedua perempuan yang berada di depanya itu, membuat Digo merasa muak, bosan, dan marah. Digo segera menghabiskan makanannya.
Setelah semua sudah selesai makan, Sisi membantu Ibunya membersihkannya. Digo bergegas ke balkon rumah Sisi.
kenapa mereka nggak ngerti sama perasaanku? Apa gara gara aku dan Sisi sudah bersahabat dari kecil? ucap Digo saat duduk di balkon rumah Sisi dan melihat arah langit.
Jam menunjukkan angka Set sembilan malam. Hujan reda baru jam tujuh. Digo lupa, bahwa dirinya meninggalkan satu perempuan di rumah. Ibunya
" Ngapain lo disini malem malem? Mau lihat pelangi? Heh..? " tanya seorang gadis yang tiba tiba muncul dan duduk di samping Digo.
Sisi Latuconsina." Ya kale gue lihat pelangi malem malem! Sebego itukah gue? " Digo menatap Sisi tajam. Sisi memalingkan wajahnya dari tatapan Digo.
" Ya maaf " Sisi menatap langit. Bukankah tak ada bintang atau bulan sehabis hujan? Lalu sisi melihat apa?
Sisi menatap langit kosong.
" Digo, sayang! " seseorang memanggil Digo. Digo menoleh pada seseorang itu.
" Kamu nggak pulang, sayang? Mama kamu barusan nelfon tante. Katanya dia sendirian di rumah "
" Bukanya papa sudah pulang dari tadi? Kok mama sendiri? "
" Kata mama kamu, papa kamu harus meyelesaikan pekerjaannya dulu. Sepertinya papa kamu pulang malem. Kasian mama kamu Digo "
" Kebiasaan banget sih papa itu. Kalo udah sibuk sama pekerjaannya, lupa deh sama keluarga " suara Digo kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between you and love me
FanficAku tak sengaja menyayangimu lebih dari sahabat. Sampai suatu saat kau menyadari itu semua. DIGO SYARIF Aku hanya menganggapmu sahabat. Sampai akhirnya aku bisa merasakan kenyamanan yang tak biasa saat bersamamu. SISI LATICONSINA