Part 9

55 7 0
                                    

Hampir seminggu Digo meninggalkan Sisi sendiri. Ditambah lagi penyakit yang mulau tumbuh di dalam diri mungilnya.

Sisi pov

Aku mulai merasakan gejolak-gejolak aneh dalam diriku. Penyakit ini akan terus bertumbuh dan bisa-bisa membunuhku. Minggu depan aku akan ke Singapura untuk kemotrapi yang pertama kalinya. Dan 2 hari lagi adalah pesta ulang tahunku.

Ngomong-ngomong soal pesta ulang tahun, Digo inget nggak yah? Tapi nggak mungkin kalo dia lupa. Aku sama Digo sudah bersahabat lama. Kalo soal ulang tahun, dia adalah orang pertama yang mengingatnya.

Hari ini adalah hari ke-6 digo ninggalin aku. Besok adalah hari terakhir. Kuharap Digo bisa pulang.

Kudengar suara ketukan pintu kamarku. Mungkin Mamaku. Aku buru-buru keluar. Dan ya.. benar sekali. Dia adalah Mama ku.

" Ada apa Ma? tumben banget? " tanyaku pada Mama yang berdiri di hadapanku.

" Kamu nggak makan? Kamu juga mau kuliah kan? Cepet gih turun. Papa sama Mama nunggu dibawah " jawab Mamaku khawatir.

Ya. Semenjak dokter memfonis tentang penyakitku, papa dan Mama lebih khawatir tentang kesehatanku.

***

" Pagi Pa.. Ma " sapaku dan mencium pipi mereka.

" Pagi sayang " jawab Papa.

aku langsung duduk dan mengambil nasi goreng yang tersedia di depan mataku. Sendokan demi sendokan. Hampir habis dan tandas. Papa Mamaku tersenyum melihatku.

" Sisi. Gimana Digo? Apa dia nggak ngabarin kamu? " tanya Papa tiba tiba.

" Tadi malem, Sisi udah video call'àn sama Digo. Kayaknya Digo mulai lupa sama Sisi " jawabku BT.

" Sayang? nggak boleh ngomong gitu. Mana mungkin digo lupa sama kamu. Kalian sudah bersahabat lama kan? Dan digo juga pasti di sana lagi sibuk " sambung Mama.

" Sesibuk itu Digo sampai ngelupain sisi. Jahat banget "

" Sisi sisi.. sifat kamu nggak pernah berubah deh. Oh ya. Dua hari lagi kan ulang tahun kamu. Kamu mau di bikinin pesta gimana? "

" Sisi mau pestanya serba berwarna putih, dan acaranya di rumah ini aja "

" Lalu Digo? apa dia akan pulang? "

" Sisi nggak tau Pa. Pulang nggak pulang, sisi nggak tau "

Aku marah sama Digo. Bisa bisanya dia  seperti itu. Aku sangat mengharapkan kehadirannya. Capek!

Aku berangkat kuliah. Papa juga betangkat ke kantor.

***

Rizal pov (ayah Sisi)

Sangat kasihan melihat putri kecilku seperti itu.
Kehidupannya tak lagi setenang dulu.
Semua sudah ada yang mengatur.
Aku yakin, suatu saat dia akan mendapatkan kebahagiaan yang membuat dia tersenyum lagi.

Aku tak tega melihat putri kecilku menjadi sedih. Aku tau, dia sangat mengharapkan Digo datang di acara pestanya. Terlintas ide di otakku. Aku tau apa yang harus aku lakukan.

Ku ambil handphone tipis yang tergeletak di atas meja kerjaku. Ku buka contact  di handphoneku. Ku cari nama Digo. tertera namanya.

Between you and love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang