Bagiab ke 5

8.1K 932 31
                                    

Perang panjang telah usai, itu yang kudengar dari pelayan di suatu pagi ketika ia datang membawa persedian makanan, aku memberikannya beberapa tomat dan buah jeruk karena (jujur saja) kami kelebihan buah-buah itu.

Pelayan itu nampak terkejut dengan pemberianku, ia tersenyum, membungkut dan berucap terimakasi lalu berlalu pergi kembali ke istana.

Malamnya aku menceritakan perihal perang yang usai pada Naruto, si pirang itu hanya tersenyum. Kami tidak berbicara banyak hari itu Naruto mengatakan ia tidak enak badan dan menghilang dari cermin. Ia memang tampak sedikit pucat belakangan ini, aku yakin itu akibat terlalu banyak memakan jeruk, sejak pohon itu berbuah aku tidak melihat Naruto memakan makanan lain selain buah kuning itu.

Aku melirik kakiku yang kini pulih sempurna, atau mungkin bukan itu alasnnya.
.
.
.
Tiga hari kemudian rombongan besar kereta kuda berhenti di depan rumahku pagi-pagi sekali. Aku melirik dari kaca jendela, kereta itu besar dan mewah, di pahat dengan ukiran indah berlapis emas dan terdapat symbol kerajaan, kuda-kudanya besar dan gagah berwarna hitam legam. Berbanding terbalik dengan kereta yang mengantarku kemari beberapa tahun lalu.

Aku turun dari ranjang dangan setengah meloncat, terburu buru melangkah ke sudut ruangan di mana cermin Naruto terletak . Cermin itu kosong tidak memantulkan apapun, aku mengetuknya.

"Naruto?" panggilku namun tidak ada jawaban, si Dobe itu memang susah bangun pagi.

"Naruto? Dobe kau di sana?" aku mengetuk lagi kali ini sedikit lebih keras namun tetap tidak ada jawaban.

Tok

Tok

Itu suara pintu dari lantai satu, aku mendecih dan dengan terburu-buru menutupi cermin Naruto dengan selimut.

Setelah mencuci wajahku dan berpakaian dengan (sangat) terburu-buru aku membuka pintu, seorang pria dewasa berusia dua puluhan berdiri di hadapanku dengan senyum ramah, sekilas aku menyadari kemiribannya denganku. Minus bulumata lentiknya dan keriput di pipinya. Aku tidak keriputan ya. Catat itu.

Kekagetanku masih belum hilang ketika pria itu memberiku sebuah pelukan erat. "otoutou... senang bertemu denganmu.." ucapnya penuh haru. Wait- WHAT?!
.
.
Uchiha Itachi, dia adalah putra mahkota yang kini di lantik menjadi raja karena raja terdahulu wafat dalam medan perang.

Pemuda jenius yang ramah. Berbeda dengan Raja Fugaku yang dictator, Itachi adalah raja yang cinta damai namun licik di saat yang sama. Hanya dalam sebulan setelah pelantikannya ia mampu memenangkan perang yang berlangsung selama bertahun-tahun di negeri ini.

Menjadi raja membuat Itachi mengetahui semua rahasia raja terdahulu termasuk anak haram sang raja yaitu aku. Ironisnya ia tak melihatku sebagai anak haram raja, melainkan adik laki-laki yang terpisah.

Setelah meyakinkan para mentri bawa keberadaanku tidak akan mengancam tahta (sesungguhnya akupun tidak tertarik pada tahta kerajaan, melihat Itachi yang sudah keriput hanya karena memerintah kerajaan ini dalam sebulan sudah menghilangkan niatku yang dari awal memang tidak ada untuk menjadi raja) ia secara pribadi menjembutku kemari dan membawaku ke istana.

Tanpa kusadari Naruto memunculkan dirinya di cermin, tersenyum menyedihkan.
"Sasuke... mou ikanakucha.."*
.
.
Tbc

Magic Mirror (sasunaru ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang