Annoying Day?

144 18 7
                                    

Raffi pun mulai berjalan dan lagi-lagi membuat para perempuan menjadikan nya pusat perhatian,hft.
Dan yap, Dia duduk di sebrang Gue dan tepat disebelah kiri Gw.
But wait, Kalo diperhatiin, Ganteng juga sih. Dih, Apaan sih Liv!!
Pelajaran Fisika sudah satu jam pelajaran, Gue sama sekali ga memperhatikan apa-apa yang disampaikan Mr.Garing, Sama sekali.

"Mmm, Kamu, Iya kamu." Ujar Mr. G sambil menunjuk kearah yang terlihat menunjuk Gue. Hah, Gue?

"Saya, Pak?" Ucap Gue tersendat sendat.

"Iya kamu! Kerjakan Soal ini." Sontak membuat Gue berkeringat dingin dan melihat kearah papan tulis saja sudah ga ngerti apa apa yang harus Gue jawab.

Gue pun hanya menapakan kaki dan berjalan sangat lambat sembari melihat ke papan tulis.
Mulai mengerjakan, Dan yang pasti. Semua mata tertuju ke papan tulis dan otomatis ke Gue, huft---".

"Kenapa lama sekali ya? Saya tebak! Kamu dari tadi tidak memperhatikan, Betul?" Jelas Mr. G

"Emm, Perhatikan kok pak. Tapi saya ga ngerti, hehehe." Ucap Gue dengan PD.

"Sudah! Seperti biasa, Berdiri didepan sampe pelajaran saya selesai." Ucap nya dengan suara yang dinaikkan.

"Huft, Untung ga sambil angkat satu kaki." Ujar Gue dalam hati sambil membuang nafas lega.

"Siapa yang bisa mengerjakan soal ini?" Dan yap, Membuat anak baru yang sedang menjadi pusat perhatian ini maju kedepan dengan percaya dirinya mengerjakan soal fisika yang tertera di papan tulis dengan cepat dan serasa sangat mudah dan lagi lagi membuat semua perempuan dikelas berkoar,lagi.

"Udah ganteng, Pinter lagi."

Hft, hari ini bener bener hari membosankan. Bisik ku

"Bagus Raffi, dan Kamu Olivia. Sepulang sekolah nanti temui bapak." Ujar Mr. Garing itu.

hft. Apalagi ini?

Istirahat sudah berlangsung dari lima menit yang lalu. Tapi aku masih disini, menelungkupan kepala dan menutupnya memakai cardigan yang ku bawa. Yuka mungkin sedang dalam urusan nya bersama Aril, ya Aril. Kudengar Aril sedang meminta maaf atas kejadian di puncak yang membuat Yuka beberapa hari ini sangat terlihat menjauhinya.
Yap, Yuka terlihat jelas sangat menjauhi Aril semenjak kejadian di puncak waktu itu.

"Liv?" Ucap seseorang sambil memegang pundak ku.

Sontak Gue pun langsung bangun dari keadaan menelengkup.

"Kenapa? Oh Lo Raff." Jawab Gw ke Raffi, yang sedang berdiri menghadap Gw. Iya Raffi.

"Lo kenapa? Dari tadi Gw liat Lo kayaknya nelengkupin kepala terus. Sakit?" Jelas nya yang terlihat sangat memperhatikan gerak gerik Gw, Eh engga lah. Mungkin memang lagi ga sengaja liat ke arah Gue. Eh? Ga tau deh,

"Engga kok. Gw lagi ga mood aja." Singkat Gw.

"Oh yaudah, Gw keluar ya." Raffi pun berjalan keluar kelas.

Hm, Jujur. Raffi memang Tampan dan terlihat sangat murah senyum. Tinggi dengan gaya nya yang Cool, Eh Gw mikir apa coba. Pikir Gw sambil memperhatikan Raffi yang sudah keluar kelas, entah kemana. Gw pun memakai cardigan hitam polos yang Gue bawa dan beranjak dari posisi duduk Gw, keluar kelas mencari Yuka, Iya Yuka yang mungkin sedang di taman sekolah.
Sambil berjalan, Gw melirik kearah kantong saku Gw dan kembali melihat undangan itu lagi, dan berfikir lagi.

"Huh, Dateng ga ya?" Gumam Gw sambil memegang undangan tersebut sembari berjalan menuju tujuan Gw tadi, Taman sekolah.

"Tapi kalo Gue dateng, Pasti Rika ngundang Raffa juga lah. Ah sudahlah." Dan kembali memasukan undangan tersebut, namun kali ini, Gw menyimpan nya di saku cardigan Gue.

"Yuka mana sih? Tadi udah ke taman, Ga ada. Kantin ga ada,huh." Gw pun kembali menuju ke kelas, yap. Gw udah ke Taman, Ga ada. Kantin? Malah ngeliat Raffi dideketin cewek lain.

Lho? Cewe lain? Liv, Emang Lo siapa nya?! Jelas Gw dalam hati. Yap, Raffi bukan sekedar menjadi pusat perhatian kelas, tapi ia juga menjadi pusat perhatian satu sekolah ini, Satu sekolah.

"Oliv!!" Gw pun menoleh kearah belakang.

Raffa, ya. Dia pun menghampiri Gw yang berada sekitar beberapa langkah didepan nya.

"Ini undangan punya Lo kan? Tadi jatoh." sambil menyodorkan undangan tersebut, undangan sweet 17th Rika. Tunggu? Kenapa dia tau itu undangan milik Gue. Padahal ga ada nama Gue sama sekali tertera di undangan itu. Gue pun memeriksa kantong cardigan dimana tempat Gue menaruh nya. Yap, Mungkin jatoh saat Gue memasukan nya.

"Oh iya. Thanks ya Raff." Gue pun mengambilnya dan kembali menaruh nya di saku Gw.

Tanpa membalas ucapan terima kasih Gue, Raffa berjalan melewati Gue dengan kedua tangan didalam saku celananya.

Gw pun berlari kecil mengerjarnya, Karena Gue tau. Pasti Raffa ngikutin Gue dari tadi. Kalo engga, Kenapa dia bisa tau kalo itu undangan punya Gue? But wait, Gw kepedean ga sih?

"Eh, Cowo tengil, Raffa! Tunggu." sambil berlari kecil kearah dia berjalan. Sekarang, Gue berada tepat disampingnya, Sembari berjalan. Namun Raffa tidak menghiraukan Gw sama sekali, sama sekali.

"Emm, Raff. Kok Lo tau. Ini undangan punya Gue. Apa jangan jangan Loo.."

"Ngikutin Lo? Gue ngikutin lo? Liv. Kurang kerjaan banget Gue ngikutin Lo. Tadi tuh ya, Gue cuman kebetulan lewat dibelakang Lo! Eh Gue ga sengaja ngeliat undangan itu jatoh. Ya, Gue pikir itu pasti punya Lo, Iya cuman kebetulan." Potong Raffa yang langsung membuat Gue terdiam.

"Oh, yaudah." Gue pun berbalik badan dengan raut wajah sangat down dan langsung berjalan cepat.

S K I P.

Bel pulang sekolah berdering, Mengingat Gw harus menemui Pak Gerry. Iya Mr. G, Gue menjulukinya Mr Garing aka Mr. G karena ya gitu. Setiap dia berusaha membuat anak anak ketawa, tetapi pasti selalu garing.

"Ya tuhan, Haruskah aku menemui nya?" Gue hanya berjalan lambat menuju tempat biasa dia memanggil Gue, yap. Ini bukan yang pertama kalinya Gue dipanggil beliau, Dan selalu dengan alasan yang sama kenapa Gw harus kembali menemuinya, huft.

"Ya, Olivia. Silahkan duduk. Saya sudah menunggu kamu dai tadi." Ucap Pak Gerry saat Gw mengetok pintu dan membuka nya pelan pelan.

But wait, Kenapa ada dia?

"Kamu pasti sudah tau kan? Kenapa saya memanggil kam keruangan saya. Begini Olivia, Mengingat nilai fisika kamu yang selalu dibawah rata-rata. Bapak Khawatir, kalo sampai nanti nya kamu terus terusan seperti ini. Dan bapak menyarankan, Kamu belajar private dengan Garienz." Jelas Pak Gerry yang sontak membuat Gw menoleh ke orang disebelah Gw, Raffi.

"Hah? Saya ga salah denger kan Pak? Saya harus belajar sama dia. Saya bisa kok Pak, belajar sama yang sudah sangat mahir dalam fisika. Bahkan kalau perlu, Saya akan les private khusus pelajaran ini pak." Ujar Gue yang sangat tidak sudi kalau harus belajar bareng dengan dia.

"Jadi kamu meragukan kemampuan Raffi? Olivia. Dia ini murid pindahan dari London lho." Ucap pak Gerry yang sangat membuat Gw pasrah. "Kenapa harus dia? Kenapa ga sepupunya?" Ujar Gue dalam hati.

"Huh. Bukan gitu pak. Tetapi kalo ini demi nilai saya. Saya bakal lakuin itu. Tapi hanya sampe nilai saya udah diatas rata rata ya pak?" Ucap Gw ke Pak Gerry yang berada tepat dihadapan Gw.

"Baiklah kalo itu mau kamu. Yang penting saya sudah menyarankan nya. Kalau begitu, kalian berdua boleh keluar dari ruangan saya." Singkat nya.

~~~~~~

HAYYY!!!!
MAAP YAAA CHAPTER INI CUMAN SAMPE SINI AJA. SINGKAT BANGET YAAKK? NEXT CHAPTER BAKAL UPDATE 2 KALI LIPAT NYA DEHHH HUAHAHAHAHA!!!

~btw jangan lupa vomment ya!! need 100+++ votes for next chapt!! Don't Be silent reader yha:v

OIYA LUPA



S A L A M M O M O T A R U


Is It Too Late?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang