M O or H O (?)

151 19 15
                                    

This part dedicated for: Ayomikasa  Yukaazhr alyaahshaina

■■■

Selesai sudah Gue menemui Pak Gerry. Terpaksa? Ya. Gue terpaksa banget nerima semua ini, Yang Gue sendiri tau, Saran Pak Gerry ga bakal berjalan sesuai dengan apa yang ia Ekspetasikan, Bahwa nilai Gue bakal lebih memuaskan apabila Gue belajar dengan Raffiel Garienz, iya Raffi. Yang mungkin sekarang menjadi murid kebanggan Pak Gerry.

"Ya tuhan. Mengapa aku harus diajarkan dengan nya? Mengapa tidak dengan sepupu nya? Takdir macam apa ini?" Ujar ku dalam hati sambil berjalan cepat menuju kelas.

"Olivia!!!" Panggil nya yang mau tak mau Gue menoleh dengan wajah malas

"Kenapa? Kalo manggil Gue cuman buat ngomongin itu, Gue sama sekali ga ada waktu." Cerocos Gue yang langsung kembali berjalan cepat, meninggalkan Raffi yang belum sempat mengucapkan hal yang membuat nya memanggil Gue.

S K I P

Dirumah, Ga seperti biasa. Gue menatap layar laptop, dengan headseat di kedua telinga Gue.

Ngapain? Gue mencari segudang rumus fisika yang membuat buku catatan Gue 'Hampir' bersih dari tinta.

"Oh jadi gini cara nya. Kalo di pikir pikir ya ga susah susah banget sih." Ucap Gue yang habis mencoba coba soal yang Pak Gerry pernah jelaskan, Gue sama sekali ga ngerti pada saat itu.

Seketika Gue meraih hp yang posisi nya tepat disamping laptop.

Raffiel Garienz add you as a friend!
"Hah? Raffi? Tau LINE Gue darimana nih? Aah paling Raffa."
Tanpa menghiraukan lebih lanjut, Gue pun membuka sosmed lain yang Gue punya.

"Non Olivia." Sambil mengetuk pintu kamar Gue.

"Iya bi, Masuk aja." Ucap Gue singkat.

"Maaf Non, Ada teman non Olivia dibawah." Jelas Bi ningsih yang sontak membuat Gue berfikir. Teman? Siapa? Kalo Yuka pasti Bi ningsih kenal.

"Emm, Siapa Bi?" Tanya Gw penasaran.

"Bibi kurang tau Non. Tapi kalo bibi lihat wajah nya. Dia belum pernah kesini non." Jawab Bi ningsih yang membuat Gue penasaran.

Dengan cepat Gue pun langsung bergegas untuk meredakan rasa penasaran Gue.

"Loh. Lo ngapain kerumah Gue?" Dan Yap, Gue pun seketika kaget melihat dia ada disini, Di rumah Gue.

"Ya menjalankan amanah lah. Lo lupa? Gue kan diutus sama Pak Gerry buat ngajarin Lo. Mending sekarang Lo ambil buku buku Lo." Cerocos nya yang langsung memerintah Gue.

"Sekarang? Kenapa harus sekarang? Lo ga tau betapa lelah nya Gue hari ini Raff." Cerocos Gue balik.

"Lo mau nilai lu diatas kkm ga sih Liv?" Ucap nya.
Membuat Gue langsung bergegas mengambil semua buku yang berbau fisika yang Gue punya, Serta tak lupa Gue membawa barang yang seharusnya Gue ga ikut sertakan dalam waktu belajar kaya gini, But wait? Siapa yang peduli.

Gue pun mulai diajarkan dengan nya. Sumpah, Benar benar ga nyaman diajarin sama yang sebaya sama kita.

"Jadi gitu cara nya. Kalo ada pertanyaan kaya gini. Lo harus pake rumus yang ini. Ngerti?" Ucap nya. Jujur, Semua yang diajarkan Raffi ke Gue bener bener masuk ke otak, Ya walaupun dalam keadaan ga nyaman seperti ini. Tapi entah mengapa, Semua yang Raffi ajarkan barusan ke Gue, Fix Gue ngerti.

"Emm, Lumayan" Singkat Gue.

"Nah sekarang Lo ngerjain soal ini. kerjain soal ini." Cerocos nya yang langsung memerintah Gue untuk mengerjakan soal.

Is It Too Late?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang