Episode: 1

2.2K 80 10
                                    

Seorang pria berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit. Ia mengenakan jubah putih dokter. Tampaknya ia sedang terburu-buru. Suara televisi menghentikan langkahnya. Ia berhenti dan memperhatikan reporter wanita di TV.Senyumnya mengembang. Ia bahkan mengetukkan sepatunya ke lantai mengikuti irama kata-kata reporter tersebut. Pada jas labnya tertulis namanya. Muhamad Ali.Reporter itu mengakhiri laporannya. Ia adalah Elvira Natali.

Seseorang memanggil Ali, bertanya mengapa Ali begitu lama. Ali tergesa-gesa menyusul rekan-rekannya. Mereka sedang mengikuti seorang dokter senior (Dokter Ridwan) untuk memeriksa dan membuat catatan mengenai para pasien di rumah sakit itu. Ali mencatat dengan seksama, namun ia tidak puas. Dokter Ridwan tidak pernah berbicara atau bertanya pada mereka, paradokter magang. Melihatpun tidak.Ia memberanikan diri untuk bertanya. Apakah Dokter Ridwan bahkan sadar kalau mereka mengikutinya sejak tadi? Hari ini adalah hari terakhir mereka magang di unitbedah. Dokter-dokter senior lain selalu memberi pertanyaan dan tugas sejak hari pertama mereka magang.

"Apakah kau seorang dokter?" tanya Dokter Ridwan tenang."Belum."

"Hanya karena kau mengenakan jas lab putih dan membawa-bawa buku kedokteran, kau sudah merasa menjadi seorang dokter? Karena orang lain memanggilmu dokter, kau menjadi sangat bangga pada dirimu sendiri? Yang ada dalam kepalamu adalah menyelesaikan pemeriksaan rutin secepat mungkin dan tidak mencoba mengambil kasus berat. Mungkin itulah yang kalian semua pikirkan. Dan kau ingin aku bertanya pada kalian? Pertanyaan apa? Apa kalian bahkanakan mengerti pertanyaannya?"Ali bertanya apakah mereka tidak akan diberi kesempatan sama sekali.

Dokter Ridwan berkata ia tidak akan mendengar pendapat yang berguna dari para dokter magang, jadi untuk apa menyia-nyiakan waktu? Ali masih hendak protes ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan anak kecil. Mereka bergegas pergi ke kamar anak itu. Anak itu meronta-ronta hendak melepaskan infusnya, bersikeras ingin pulang. Dokter Ridwan melihat data medis anak itu.Namanya Raja Latuconsina. Ia tiba-tiba pingsan semalam dan dibawa ke rumah sakit. MRI dan CT Scan tidak menunjukkanadanya masalah."Dokter magang yang protes karena tidak diberi pertanyaan," ujar Dokter Ridwan. Semua menoleh padaAli. Dokter Ridwan memberi waktu dua jam pada Ali untuk mendiagnosis penyakitnya.

Ali ditinggalkan sendirian dengan Raja.Ali berusaha memikirkan apa penyakit anak itu. Tidak ada trauma kepala,tidak ada infeksi, tapi mengalami kejang. ali memeras otaknya.Diam-diam Raja melepaskan infusnya. ali melihatnya dan segera menempelnya kembali. Raja bersikeras ia tidak sakit dan ingin pulang. Jika tidak sakit bagaimana bisa pingsan, sahut Ali. Anak itu berkata kakaknya tidak punya uang (ia hanya tinggal berdua dengan kakaknya), jadi ia harus pulang. Sothe problem is...money Ali menyuruh anak itu diam. Anak itu terus berteriak ia tidak punya uang untuk membayar rumah sakit, memangnya Ali akan membayar biayanya?

"Tentu saja aku akan membayar biaya pengobatanmu!" seruAli. raja tak percaya. ali tertawa geli, mengapa tidak percaya? Apakah Raja telah sering dibohongi? Ali menggetok kepala Raja dengan gemas. Tidak keras sih, hanya mendorong sedikit. Getokan sayang. Raja tiba-tiba batuk. Awalnya Ali mengira Raja berpura-pura untuk menakut-nakutinya, namun Raja tidak berhenti batuk dan memegangi kepalanya seakan kesakitan. Ali mulai khawatir. Anak itu muntah. Ali serta merta menadahkan tangannya menahan muntahan anak itu dan berteriak memanggil perawat.

raja marah pada Ali. Kenapa Ali menggetok kepalanya? ALI terdiam, ia memikirkan sesuatu ALI menemui dokter Ridwan dan mengemukakan hasil diagnosanya denganpenuh percaya diri. Raja menderitaaneurisma otak (kelainan pembuluh darah di otak). Ali memaparkan gejala-gejala yang dialami Raja, namun selama ini Raja tidak mau mengakuinya karena tidak ingin kakaknya khawatir.Dokter Ridwan mengamati Ali. Ia melihat sisa muntahan di jubah Ali dan wajah Ali yang penuh percaya diri. ali berkata adiknya juga seperti itu. Jika rasa sakitnya masih tertahankan, ia akan berpura-pura sehat agar Ali tidak khawatir.Dokter Ridwan bertanya bagaimana aneurisma itu tidak terlihat dalam hasil MRI dan CT Scan. Ali berkata mungkin pendarahan yang terjadi sangat kecil hingga tak terdeteksi. Dan lagi Raja menjadi sangat temperamental padahal kakaknya mengatakan Raja adalah anak pendiam.

MARRIAGE??? (Nice Guys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang