^_^ Mohon Vote Terlebih dahulu.
Dan kontar Sesudah!!!
Tolong Hargai Karya Saya.
Saya Tidak menuntut,apalagi minta bayar!! Saya hanya Minta Vote. Anda Untung Saya pun untung.Happy Reading!!
Maaf memaksa!!-
"Apa kau tertarik padaku?" tanya Ali dingin."Apa?"
"Karena kau tidak ingin ketahuan telah tertarik padaku, maka kau menggunakan kata-kata yang pedas dan keterlaluan."
"Hei.."
"Apa kau tipe yang mudah tersentuh?"
"Tunggu...."
"Apa tipe idealmu pria berwajah tampan?"
Prilly menghembuskan nafas kesal. Ia berkata Ali asal bicara. Ia bahkan memanggil Ali dengan sebutan ahjusshi. Ali sekali lagi menegaskan ia tidak meminta Prilly bertanggungjawab, ia sendiri yang 100% sukarela menolong Prilly jadi sebaiknya mereka berpura-pura tidak saling mengenal. Bukankah ia sudah mengatakannya dengan jelas? Prilly berkata ia tidak melihatnya seperti itu. Ia bukan tipe yang suka berhutang budi pada orang lain. Ali berkata ia akan mencatatnya. Lalu mendekati Prilly hingga Prilly salah tingkah. Dung, Ali menirukan suara benda jatuh lalu pergi meninggalkan Prilly. Ali naik ke mobilnya...mobil yang keren untuk seorang bartender.
Ia menerima telepon dari Neta. Neta mengeluh mengapa hidupnya seperti ini. Mengeluh tentang ibunya yang tidak ia lihat selama 20 tahun.
Ali mendengar suara makian seorang pria dan suara benda jatuh. Ia terkejut. Neta berteriak pada pria di belakangnya dan mengancam akan melaporkan pria itu (yang adalah suami ibunya) pada polisi karena kekerasan rumah tangga. Neta berteriak karena pria itu terus membanting barang-barang. Ali memanggil Neta dengan panik tapi teleponnya telah terputus dan ia tidak bisa menghubungi Neta lagi.
Ali bersiap tancap gas menyusul Neta.Ia terkejut saat Prilly tiba-tiba membuka pintu mobil dan duduk di sebelahnya.
"Apakah orangtuamu tidak mengajarkan tata krama? Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara dan pergi seenaknya. Mengambil kesimpulan sendiridan membuat penilaian sendiri," ujar Prilly.
Ali tidak ada waktu mendengar celotehan dan kata-kata tajam Prilly. Ia menyuruh Prilly turun.Prilly tidak mau. Ali berkata ia hendak pergi ke suatu tempat karena urusan darurat.
"Ayo pergi! Jika memang sepenting itu, kita akan bicara dalam perjalanan ke sana." Prilly mengenakan seatbelt-nya sambil mengata-ngatai Ali sebagai ahjusshi yang egois dan membawa sial.
Ali pun menjalankan mobilnya.Prilly sebenarnya mulai khawatir tapi ia bukan orang yang akan menyerah dan mengaku kalah.Ali memacu mobilnya berkelat kelit menghindari kendaraan lain. Persis seperti yang dilakukan Prilly pada Direktur Harry (eps 2).
Prilly mengira Ali melakukan itu untuk membuatnya takut. Ali berkata ia akan membiarkan Prilly turun jika Prilly meminta maaf. Ia belum tentu akan kembali ke Jakarta hari ini.Prilly tidak percaya dan berkata ancaman itu tidak adagunanya.
Ali semakin menginjak pedal gasnya. Prilly melihat Aki mengemudikan mobilnya keluar Jakarta. Prilly menoleh pada Ali, seulas rasa takut terbayang di wajahnya.Ali berkata ia tidak akan berhenti di tempat peristirahatan manapun sebelum ia sampai. Jika Prilly hendak turun sebaiknya turun sekarang, daripada menyesal kemudian.
"Sebelum kita sampai, kita bisa berbicara, kan?" tanya Prilly.
Ia menyerahkan hadiah pada Ali. Ali berkata ia telah menolak hadiah itu, sambil mengembalikan hadiah itu pada Prilly. Prilky bertanya mengapa Ali mengembalikan hadiah itu. Ali tidak seperti orang suci.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE??? (Nice Guys)
RomanceMenikahhhh?? Bukan bukan Menikah! Tapii BALAS DENDAM!! ** Iyah aku mendekatimu hanya untuk balas Dendam Kepada ibu tirimu. Ah ralat- tapii -kekasihku-- -Muhamad Ali Itukah alasanmu. Tapi sayang kau telah menjerat ku kedalam pesonamu. Tapi aku tau d...