Our (Secret) Marriage

673 11 3
                                    

Prolog

Suara langkah kaki terdengar semakin lama semakin mendekat. Siluet sesosok pria terlihat jauh di ujung lorong yang mengarah ke arahnya. Kepulan asap sekilas mengaburkan pandangannya, namun tak mendorongnya untuk tak tersenyum di antara remangnya penerangan di tempat ia berpijak.

Sudah saatnya ia melakukan pekerjaannya.

.

.

.

.

Ahra Ahn Present

.

.

.

.

Special 4th Anniversary

"One Night Scandal : Our (Secret) Marriage"

.

.

.

Suara deruman mobil samar-samar terdengar dari kejauhan. Membuat para pegawai lalu lalang berlarian menuju pintu utama. Seorang wanita muda terlihat tergesa-gesa seraya merapikan kemejanya. Buru-buru ia menyelip di antara barisan, bertepatan dengan sesosok pria yang keluar dari mobil BMW hitam yang ia bawa.

Tepat waktu.

"Selamat Datang, Pak!"

Semuanya membungkuk ketika pria tersebut memasuki pintu utama. Sedikit banyak pegawai yang curi-curi pandang ke arah pria tersebut maupun yang tersipu malu kedapatan melirik ke arah pria tersebut. Termasuk dirinya yang sedang mencuri-curi pandang ke arah CEO muda tersebut.

Wanita mana, sih, yang tidak terpikat oleh Pak Adam?

Pria yang baru saja pergi itu bernama Adam Ridhani. Pria yang di usianya yang ke dua puluh enam tahun telah menjabat sebagai CEO termuda di perusahaannya. Selain terkenal akan kelihaiannya dalam memainkan taktik di pasar saham, pria yang memiliki tinggi seratus tujuh puluh delapan centi ini juga sangat popular di antara pegawainya.

Atdam memiliki sepasang mata elang berwarna cokelat muda. Rahang bawahnya yang tegas terlihat sesuai dengan hidungnya yang mancung. Diikuti bibirnya yang tipis dan kulit kuning kecokelatan membuatnya digilai para pegawai wanita. Dan tentu saja membuat pegawai prianya sedikit cemburu.

Namun kelebihannya itu pun juga memiliki kekurangan.

Ada rumor mengatakan, bahwa Adam memiliki penyimpangan seksual alias suka dengan sesama jenis. Rumor ini semakin menguat ketika seorang pria kedapatan keluar dari ruangan Pak Adam dengan keadaan berantakan dan juga sedikit 'basah'. Apalagi di usianya yang empat tahun lagi menginjak kepala tiga ini, ia sama sekali belum memiliki pasangan. Meskipun begitu, Adam tetap digilai pegawainya hingga sekarang.

"Terima kasih. Silahkan kembali."

Asia memperbaiki letak kacamatanya tanpa melepas pandangannya dari Adam. Dalam hatinya ia memuji pria itu karena sikap ramah dan rendah hatinya kepada para pegawainya. Ketika sosok Adam semakin menjauh, ia segera menaiki lift menuju lantai tiga dengan sendu.

Rasanya tidak mungkin dirinya bisa dekat dengan Pak Adam.

"Dek, kamu sudah dengah rumor tentang Pak Adam, belum?" tanya Adel sambil menyikut lengan Asia. Gadis berkacamata itu hanya menggelengkan kepalanya membuat Adel menggeram gemas dan meremas dokumen yang ia pegang. "Loh, Adek beneran nggak tahu? Padahal Adek ini juga Sekretarisnya Pak Adam. Gimana, sih, Dek?"

"Lah, saya, kan, ambil cuti dua minggu, Mba. Mana saya tahu rumor terbarunya Pak Adam," jawab Asia tak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya. Mau tak mau ia mendapat sikutan dari wanita di sampingnya. "Sakit, Mba."

One Night ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang