Jessica P.O.V
"Maaf ka, saya belum absen," Kataku kepada kaka senior yang memang mengurus MOS di kelasku.
"Nama kamu siapa? Di daftar nama sih semuanya sudah absen." Jawab ka Sintia.
"Nama saya Jessica, Jessica Alisiya ka." Jawabku lirih setelah mengetahui tidak ada namaku di daftar nama kelas ini.
Aku memang tidak mengerti mengapa aku masuk ke kelas ini. Karena yang jelas tidak ada namaku di papan nama di setiap kelas. Setelah aku tanyakan ke beberapa guru, aku boleh masuk kelas manapun. Ya, jadi aku memasuki kelas ini.
"Yaudah Jess, kamu absen di bawah sini saja. Tulis nama kamu dan tanda tangan di sampingnya." Tutur ka Sintia.
Setelah aku absen aku kembali ke kursi ku, aku duduk tepat di samping pintu masuk, tetapi tidak di pojok, iya di pinggir. Aku masuk ke sekolah ini sendirian tanpa teman semasa aku di sekolah menengah pertama.
Entah atas dasar apa aku memang ingin masuk sekolah yang jauh dari rumah, kalian bisa bayangkan, jarak sekolah ke rumah ku itu 11km. Jauh sekali untuk anak anak yang baru masuk ke sekolah menengah atas. Karena jaraknya seperti jarak untuk pulang ke kampung halaman.
Aku duduk dengan Astrid, Astrid ini berbadan tinggi, besar dan gemuk, namun dia terlihat dingin bahkan cuek sekali. Aku jarang berbicara dengannya hanya sepatah dua patah kata aku katakan kepadanya.
"Iya semuanya kita mau upacara pembukaan MOS dulu. Semuanya boleh turun ke lapangan upacara. Jangan lupa membawa papan nama dan topi piramida kalian." Ka Adnan memberikan perintah kepada siswa MOS.
Setelah mendengarkan kata tersebut, aku segara turun ke lapangan upacara sendiri, sendirian. Ya ampun betapa malangnya diriku, yang lain dengan teman sebangkunya atau dengan teman lamanya saat masih di sekolah menengah pertama, tetapi aku sendiri.
Astrid memang cuek sekali, dia pergi tanpa bilang apapun ke aku, ya walaupun kita baru kenal setidaknya dia bicara kepadaku. Kulihat di tengah lapangan Astrid tengah tertawa lepas dengan teman temannya itu.
Aku berjalan menuju lapangan.
brukk
"Sorry Sorry." Ucap wanita yang tengah ada di depan ku "Gue Jihan, Jihan Fatah Falah. Kita sekelas ko ehehe." Jawabnya dengan manis sekali.
Uh Jihan, tau kita sekelas dan kamu baik seperti ini kita sebangku saja. Tapi sayang, aku tidak mengenali siapapun disekolah ini.
"Haii. Gue Jessica, Han." Jawab ku, ya walaupun terdengar sedikit sok kenal. Tidak apa lah ya, supaya aku memiliki teman.
"Gue udah tau, kan tadi lo sempet di tanyain namanya sama ka Sintia. Oh iya ko bisa sih nama lo gak ada di Absen?." Jawab Jihan enteng dan terlihat perduli kepadaku.
"Ih iya, Han. Gue gak tau, masa ya nama gue gak ada di mana mana." Jawabku dengan memasang muka sedih.
"Maksud lo gak ada dimana mana gimana?" Jihan bingung dengan penjelasan singkat ku itu.
"Eh kita baris dulu, nanti sambil baris lo ceritain ya." Sebelum aku menjawab, Jihan sudah menarik tangan ku dan mencari barisan kelas kami.
"Jadi gini, kan tadi pagi gue cari cari nama gue dari kelas X.1 sampe X.6 nah itu gak ada nama gue, Han. Gue juga bete banget tadi, udah lumayan frustasi. Tapi nama gue ada ko di papan kelas X.3 yang di mading samping tangga, pas gue sampe atas malah gak ada nama gue. Akhirnya gue tanyain ke guru yang ada di situ, eh kata gurunya 'udah masuk ke kelas yang mana aja. gak apa apa' yaudah gue masuk aja ke kelas X.3 karena tadi di bawah ada nama gue di kelas itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
a Little Too Much
Teen FictionAku jatuh cinta, benar benar aku merasakan betapa aku mencintainya. Tanpa aku sadari bahwa dia bisa pergi kapanpun semaunya. Aku benar benar jatuh cinta padanya, dia membutakan ku, membuta kan segalanya, seakan akan tidak ada laki laki lain di dunia...