Jessica P.OV
Aku memberikan buku kosong kepada Jihan, karena Jihan duduk di belakang jadi mau tidak mau aku harus menengok ke belakang.
Setelah memberikan buku tersebut kepada Jihan, Aku segera membalikan badan ku untuk fokus kepada Pak Adang yang sedang mengisi kelas ini. Tetapi gerakan balik badan ku terhenti karena melihat laki laki yang memerhatikan ku kemarin sedang menunjuk ke arah ku.
Ntah lah dia sedang menunjuk ke arah ku atau ke pintu, tetapi dia benar benar menunjuk ke arah ku sambil berbicara dengan teman nya yang duduk di belakang kursinya.
"ah dia kenapa menunjuk kearah sini? apa dia menunjuk ke gue apa ke pintu? ih ngeselin." Gumamku di dalam hati.
tok tok tok
Suara pintu mengembalikanku ke dalam kesadaran.
"Permisi Pak Adang, saya mau memanggil murid." Ucap bapak yang kira kira umurnya sudah memasuki kepala 4 ini.
Pak Adang menoleh ke arah pintu "eh ada Pak Karsono, sini masuk pak." Di ikuti Pak Karsono masuk dan berdiri di sebelah Pak Adang.
"Anak anak kenalin ini Pak Karsono, dia guru matematika yang paling hebat dan dia juga wakil ke siswaan." Pak Adang memperkenalkan Pak Karsono kepada murid yang ada di kelas ini.
"Halo semuanya, saya guru matematika kalian. Tapi tenang saja, saya datang kemari bukan untuk mengajar, kalian pasti akan merengek minta pulang kalau baru masuk sekolah sudah belajar matematika." Ucap Pak Karsono sambil terkekeh di ikuti tawaan Pak Adang dan siswa di kelas ini
"Saya ke kelas ini mau memanggil murid yang bernama Jessica Alisiya." Pak Karsono melanjuti perkataannya.
"Nah, ayo Jessica Alisiya mana?" Tanya Pak Adang.
"Saya Jessica pak." Jawabku dengan mengancungkan tangan.
"Baik Jessica, rapikan buku bukumu, ayo pindah ke kelas X.6 karena kelas mu berada disana." Aku mengangguk dan di ikuti merapikan buku.
Setelah pamit kepada Pak Adang yang sedang mengisi pelajaran, aku mengikuti Pak Karsono berjalan menuju kelas X.6.
Lagi lagi sorot mata laki laki itu benar benar dalam meliht ke arahku selagi aku meninggalkan kelas.
Sampai di kelas X.6 aku masuk dan segera memperkenalkan diriku, aku duduk dengan Mouly iya dia besar juga seperti Astrid, tetapi dia tidak jutek seperti Astid, dia bawel dan sedikit sombong. Menurutku seperti itu sekarang, karena aku belum mengenalnya.
Mouly menyebalkan, karena saat dia bicara ada beberapa cipratan air dari mulutnya yang membuatku jijik.
Bel istirahat menghampiri, Guru yang mengajar di kelas baru ku ini keluar dari kelas. Kemudian banyak sekali anak anak dikelas ini yang minta berkenalan denganku.
Senangnya, karena kelas X.6 ini lebih friendly dibanding kelas ku sebelumnya.
"Jess, ada yang manggil lo nih." Teriak Reza selaku ketua kelas dikelas X.6 ini.
"Siapa?" Jawabku sambil berjalan ke arah Reza yang berada di luar kelas.
"Nih Rahdi nanyain lo." Jawab Reza sambil menunjuk ke arah laki laki kurus yang sering bersama stranger itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Little Too Much
Teen FictionAku jatuh cinta, benar benar aku merasakan betapa aku mencintainya. Tanpa aku sadari bahwa dia bisa pergi kapanpun semaunya. Aku benar benar jatuh cinta padanya, dia membutakan ku, membuta kan segalanya, seakan akan tidak ada laki laki lain di dunia...