Deo P.O.V
Di ujung sana gue bisa liat Jessica lagi fokus ke arah papan tulis, wajah putihnya yang mulus, senyum nya yang indah dan bahkan rambutnya yang hitam, serta mata yang lengkap dengan bulu mata lentiknya, dan Jessica memiliki alis yang tebal asli. Mengingat cewek cewek sekarang menggunakan pensil alis, tetapi Jessica memiliki alis yang asli. Indah memang.
Gue bener bener gak bisa memalingkan pandangan gue ari dia walaupun gue tau dia gak pernah tau akan gue disini.
"Liatin apasih Yo?" Tanya Edo ke gue.
Sambil menoleh ke arah Edo "Ya lo paham lah Do." Gue jawab asal sebut aja ke Edo.
Edo yang denger apa yang gue bilang hanya tertawa pelan sambil memalingkan wajahnya ke arah papan tulis.
Jessica P.O.V
Ah padalah hari ini hari terakhir MOS mengapa sudah ada pengenalan pelajaran, aku benar benar ngantuk. Malah terlihat bu Yefni ini sangat banyak bicara dan lincah, padahal kalau di perhatikan bu Yefni kira kira sudah berkepala 4 tapi mengapa iya sangat lincah dan memiliki gaya fashion yang sangat menarik.
Ku lihat jam dinding di atas papan tulis, sudah menunjukan pukul 1 siang dan sudah waktunya pulang, tak lama bel pulang sekolah pun berbunyi.
Jihan menghampiriku dan berkata bahwa ia akan pulang duluan, karena ada keperluan mendadak. Lalu aku turun ke parkiran, melihat ayahku sedang menungguku di parkiran sekolah ini.
Aku dan Ayah ku segera melesat ke rumah, butuh waktu kira kira 35 menit untuk sampai di rumahku dengan menggunakan sepeda motor.
Tak terasa MOS ku sudah selesai dan besok mulai belajar pelajaran yang sebenarnya.
Sampai di rumah, aku langsung masuk kedalam dan menuju ke arah kamar ku yang berada di lantai dua.
Ku letakan tas ransel ku di bawah rak buku dan aku segera meletakan punggung ku yang sudah berteriak 'istirahatkan lah kami nyonya Jessica' ya aku sangat paham. Akhirnya, ku rebahkan badan ku sampai tiba tiba aku tak sadarkan diri.
drtt drtt
Ponselku bergetar di samping ku, ku buka mataku yang dengan sedikit mengantuk dan ku lihat samar samar ada pesan masuk dari sepupu ku.
From : Dias
Cia, Gimana sekolahnya?
Dias, dia memang memaggilku Cia. Karena, keluarga ku memanggil nama itu. Dias itu saudara sepupu ku. Kami memang dekat, karena kami memiliki umur yang sama.
To : Dias
Such School. Ternyata sekolah gue jauh banget uh
Ku lempar ponsel ku ke atas bantal, aku bangun dan menguncir rambutku berantakan, aku turun kebawah dan melihat mamaku di depan ruang keluarga sedang menonton acara tv kesukaannya.
"Makan dulu sana." Mamaku menyuruhku makan karena memang melihat aku berjalan kearah dapur.
"Ya ma." Aku langsung melihat ke meja makan, ternyata mama masak lauk kesukaan ku. Kentang Balado, simple memang hanya kentang, tapi itu kesukaanku.
Setelah makan, aku segera mencuci piring dan kembali naik. Aku mengambil handuk dan kemudian bergegas untuk membersihkan badanku yang sudah terasa lengket.
Aku tidak seperti gadis lain yang malas untuk mandi, aku sangat rajin mandi, karena aku merasa seperti ada yang kurang jika belum mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, aku membuka lemari dan mengambil kaos serta shortpant yang memang ku gunakan setiap hari dirumah.
Aku duduk di kursi meja belajar dan aku melihat lihat buku. Hanya melihat lihat, karena aku bingung mau mengerjakan tugas apa, masih baru masuk sekolah belum ada tugas apapun sekarang.
mengapa dia selalu memerhatikanku ya?
Sepertinya ada yang tidak beres denganku, aku memikirkan laki laki yang selalu memerhatikanku.
tapi dia lumayan ganteng ko. hmm nggak, dia memang ganteng, karena kulitnya bersih sehingga terlihat ganteng.
Apa apaan ini, aku memikirkan laki - laki itu lagi.
Author P.O.V
Jessica berbaring di kasur queen size bednya itu. Jessica memandangi langit langit kamarnya, entah apa yang Jessica pikirakan, tetapi sedari tadi Jessica tetap memikirkan laki laki yang memerhatikannya.
Karena Jessica baru kali ini di perhatikan oleh laki laki dengan secara detail. Jessica tahu betul pasti laki laki itu memerhatikan gerak geriknya setiap saat sampai Jessica risih.
"Aduh ko gue mikirin dia terus ya? gak gue gaboleh mikirin dia. Risih ih." Jessica tanpa sadar berkata seperti itu, padahal di pikirannya tetap kepada laki laki yang memerhatikannya.
"Nama dia siapa ya? tadi Jihan gak ngasih tau namanya deh perasaan. Ih ko gue jadi mikirin namanya. Please Jess dia tuh stranger." Jessica tetap memikirkan laki laki yang tidak di ketahui namanya itu.
"Tapi ganteng juga sih, rambutnya tebal, badannya tegap tinggi, keliahatan dadanya sedikit bidang, apa dia suka olahraga ya?" tanpa sadar pikiran Jessica sudah tidak bisa di kendalikan lagi, isinya sudah penuh dengan stranger di kantin dan dikelasnya tadi.
Pikiran Jessica melayang dan dia sudah tidak sadarkan diri. Secepat itu memang Jessica terlelap, terlebih lagi dia habis memikirkan seorang laki laki ganteng.
***
Author P.O.V
Jessica memang belum mengenali Deo, tapi Deo jelas sudah mengenal Jessica, karena kebodohan Jessica masuk ke kelas yang jelas jelas di kelas itu tidak ada namanya.
Deo memikirkan Jessica karena wajah oriental Jessica sangat memikat hati para lelaki, bahkan Jessica memiliki kulit putih dan rambut tebal berwarna hitam, membuat Deo semakin tertarik.
Pagi ini adalah hari pertama belajar, setelah tiga hari mengalami hari hari tidak terlupakan semasa MOS kemarin, akhirnya kelas X di sekolah Global Nusantara ini mulai belajar seperti kelas XI dan XII.
Jessica memang masuk di kelas X.3 sekarang tetapi di kelas ini kan tidak ada namanya, bisa jadi dia akan di pindahkan di kelas lain ataupun tetap berada di kelas X.3 sekelas dengan Deo.
Jessica tetap duduk dengan Astrid besar ini, ya karena memang satu meja sekarang. Jessica hanya memerhatikan pak Adang yang sedari tadi memperkenalkan dirinya dan pelajaran yang akan ia ajarkan.
"Jess, lo bawa buku tulis kosong lagi gak? bagi dong." Jihan memanggil Jessica dan segera mengambil buku tulis kosong di tasnya dan memberikan buku itu kepada cewe berambut ikal yang duduk di kursi ke2 dari belakang.
Setelah Jihan mengambil bukunya, Jessica membalikan tubuhnya ke depan papan tulis. Tapi tunggu, Jessica melihat Deo atau laki laki stranger itu menunjuk ke arah dirinya sambil berbicara kepada teman di belakang bangkunya.
"Ah dia kenapa menunjuk kearah sini? apa dia menunjuk ke gue apa ke pintu? ih ngeselin." Pikir Jessica dan kemudian kembali memalingkan wajahnya ke arah papan tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Little Too Much
Teen FictionAku jatuh cinta, benar benar aku merasakan betapa aku mencintainya. Tanpa aku sadari bahwa dia bisa pergi kapanpun semaunya. Aku benar benar jatuh cinta padanya, dia membutakan ku, membuta kan segalanya, seakan akan tidak ada laki laki lain di dunia...