Bagian 8 - Amarah Yoochun

225 23 1
                                    

-Author POV-

Beberapa orang menyapa Yoochun saat ia melangkah di lobby. Tapi Yoochun tidak menghiraukan semua sapaan itu. Ia hanya terfokus pada satu hal. Menemui produser. Begitu ia sampai di depan pintu ruangan produser, ia tak jadi mengetuk karena ia mendengar suara.

Itu... suara produser dengan sang penasehat hukum.

"Jadi mereka belima belum memberi jawaban juga?" terdengar suara sang penasehat.

Hening sejenak. Mungkin produser hanya menggelengkan kepala.

"Aku yakin jawaban mereka akan sama." Kali ini suara produser yang terdengar.

"Kenapa kau begitu yakin?"

"Mereka berlima bukan orang bodoh. Mereka anak-anak yang cerdas, dan sangat pemikir. Jadi aku rasa, mereka akan benar-benar terkena perangkapku kali ini."

"Kalau ternyata mereka setuju bagaimana?"

Apa? Apa yang dikatakan penasehat itu? Apakah itu artinya... produser justru ingin agar mereka berlima menjawab tidak setuju? Apakah kecurigaan Yoochun ternyata benar...?

"Bodoh sekali kalau mereka sampai setuju. Itu artinya mereka memasukkan diri ke lubang yang sama. Tapi, jika mereka sampai benar-benar setuju, maka habislah aku."

Yoochun benar-benar tidak mengerti dengan kalimat terakhir sang produser. 'Jika mereka sampai benar-benar setuju, maka habislah aku'. Apa maksud sebenarnya dari penawaran itu? Kenapa Yoochun merasa seolah-olah ia sedang dipermainkan?

"Lalu bagaimana jika terjadi perbedaan pendapat di antara mereka? maksudku... ada yang setuju, dan ada yang tidak." Suara penasehat terdengar lagi.

"Justru perbedaan pendapat itulah yang akan mewujudkan tujuanku. Aku sudah tak sabar untuk melihat mereka berlima hancur..."

BRAKK!!

Pintu terbuka dengan keras. Yoochun menatap tajam ke arah dua pasang mata yang kini tercengang melihat kedatangannya yang mengejutkan.

"Ah, Yoochun-sshi? Ada apa kau kemari? Di mana teman-temanmu yang lain?" tanya prdouser dengan senyum palsu yang terlihat sangat sempurna.

Yoochun berjalan mendekat, lalu mendaratkan pukulannya tepat di rahang sang produser. Suara tulang retak terdengar sangat jelas. produser itu langsung tersungkur di mejanya. Tapi rupanya Yoochun belum puas melihat hal itu. Dia mengangkat bahu produser dan menendang perut sang produser dengan menggunakan lututnya. Ia terus mengulangi dan mengulangi hal itu sampai darah segar yag kental mengalir dari mulut produser.

"Toloong! Toloong!!" penasehat berteriak memanggil siapapun yang lewat di sekitar ruangan produser. Beberapa orang masuk. Mereka semua berusaha menenangkan Yoochun, tapi amarah Yoochun membuat kekuatannya seribu kali lebih besar dari yang ia sadari.

"Kau bajingan! Tega-teganya kau melakukan ini pada kami! Apa kau belum puas juga melihat kami menderita?! Apa kau baru akan puas jika kami sudah merobohkan gedung ini?! Aku bersumpah tidak akan pernah memaafkanmu, TUA BANGKA SIALAN!!! Aku pasti akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu dan semua anak buahmu yang brengsek itu!" Yoochun tak mau berhenti memukuli wajah produser. Bahkan saat produser itu terlihat sudah tak sadarkan diri, ia tetap tak mau berhenti. Semua bodyguard sudah dikerahkan, namun tampaknya mereka semua sudah ketakutan melihat amarah Yoochun yang membeludak. Sehingga tak ada satupun yang berani mendekat, padahal sudah begitu banyak orang yang berkumpul di ruangan produser.

Beberapa pegawai wanita yang melihat adegan itu tampak menangis karena ketakutan. Yoochun benar-benar sudah tak terkendali. Dia marah... dia merasakan kebencian yang begitu kuat dalam dirinya. Dan dia tidak bisa menahan luapan amarah itu, manakala ia mengingat bahwa apa yang dilakukan si tua bangka itu sudah sangat keterlaluan. Ia masih bisa memaafkan jika produser itu menipunya untuk mendapatkan keuntungan. Tapi jika ternyata produser itu menipunya untuk menghancurkan persaudaraan mereka berlima, ia tidak akan pernah bisa memaafkannya lagi.

The Return of TVXQ/DBSKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang