Part 7 - Mistake

2.1K 181 4
                                    

Justin's POV

Argh kepalaku pusing sekali. Aku menatap langit-langit yang bergoyang. Aku melihat tubuhku yang tidak mengenakan sehelai bedang ditutupi oleh selimut dan terdapat perempuan yang tidur didadaku membelakangiku. Apa-apaan ini? Siapa dia?

"Hey who are you? Wake up?" Aku mendorong tubuhnya jauh dari tubuhku agar aku melihat siapakah dia sebenarnya. Ketika aku melihat wajahnya, aku terkejut. Gadis semalam yang ada di klub itu. Ya Tuhan apa yang telah kuperbuat?

"Hi Justin kau bangun. Thank you, last night was the hottest," katanya sambil mengedipkan matanya kearahku. Lalu dia memakai bajunya dan terlihat tubuhnya yang tidak ditutupi apapun.

What? Last night? Ada apa dengan semalam? Apa jangan-jangan? Justin kau tolol sekali. Bagaimana nanti reaksi ibuku? Scooter? Crew? Anna? My beliebers? Aku menjambak rambutku tanda frustasi. Gadis itu telat keluar kamarku dari tadi. Aku bahkan tidak tahu siapa dia. Aku harap dia tidak membocorkan apa yang telat terjadi.

***

Bagaimana aku akan menjelaskan ke Anna? Aku tak mau dia sakit hati. Ini sudah kesekian kalinya aku menghancurkan hatinya. Aku ini memang bodoh. Selalu merusak kepercayaan orang. Sudah beberapa hari sejak sms itu, Anna tidak ada kabar lagi. Apakah dia sibuk? Atau mungkin dia sudah tahu berita ini? Dia pasti sudah tahu.

Aku tersadar dari lamunanku saat seseorang mengetuk pintu kamarku. Ketika aku membuka pintu, ada Anna didepanku. Matanya sembab. Ya Tuhan dia menangis. Aku langsung mengajaknya masuk dan Anna langsung duduk di sofa tanpa menghiraukan ucapanku.

"Anna." aku memanggilnya lembut. Namun tak ada jawaban. Tangisannya makin kencang dan aku reflek untuk memeluknya.

"Hey, hey babe why are you crying? Sstt.. sstt jangan menangis Anna." Aku memeluknya sambil mengelus rambut halusnya. Aku rindu momen ini. Tangisan Anna semakin menjadi-jadi namun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Setega itu kau denganku Justin? Kau anggap aku ini apa?" Anna berbicara sambil tersedu-sedu. Kata-katanya sungguh menusuk hatiku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku sungguh bodoh menyia-nyiakan kepercayaan Anna. Aku tak kuat melihat tangisan Anna yang begitu deras. Tangis kekecewaan. Aku hanya dapat terdiam.

Aku melirik ke handphone ku yang tidak jauh dari tempat duduk. Aku meraihnya dan melihat ada pesan dari ibuku. Aku memegang handphone tapi tidak terlihat oleh Anna. Aku takut dia marah.

From: Mom

Justin what have you done? Kenapa kau jadi liar seperti ini? Kau tidur dengan wanita jalang yang mana? Aku tidak mau Anna terluka Justin. Kau ini punya hati tidak? Kasihan Anna sayang. Coba tolong kau renungkan apa yang telah kau perbuat. Aku tidak mau tahu, kalau sampai Anna keluar dari kru ini, kau akan berurusan dengan Scooter.

Aku hanya dapat tercengang membaca isi pesan dari ibuku. Ini adalah kesalahan fatal dalam hidupku. Aku akan mencoba berbicara dengan Anna.

"Justin," panggil Anna lembut namun dia masih menangis.

"Apa sayangku? Kau mau apa? Sebutkan saja akan aku ambilkan untukmu."

"No i don't need anything. Sebaiknya kita harus selesai sampai disini." Kata-katanya membuat aku terdiam seperti patung. Aku merasa seperti terkena serangan jantung.

"Wh... what?" Aku terbata-bata. Lalu tanpa terasa air mataku mengalir. Aku menangis.

------

Wait for part eight. Terima kasih sudah mau membaca:)

(Finish) Hurt (A Justin Bieber Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang