Anna's POV (Point of View)
Sudah 5 bulan ini aku tidak berhubungan dengan Justin. Sepi memang, tapi bebanku berkurang. Aku tak perlu memikirkan apakah Justin sudah makan atau belum. Aku tak perlu repot-repot lagi menemani kemana dia mau pergi. Dengan putusnya hubunganku ini, otomatis aku keluar dari kru Justin. Sekarang aku hanya perlu mengurus butikku saja.
Aku hari ini sedang berjaga di butik. Pegawaiku tidak masuk. Ya sekali-sekali berjaga kan tidak apa-apa. Dari pada di kamar hanya tidur?
"Hi Anna, how are you?" Kedatangan Dylan membuatku kaget. Aku dari tadi merapihkan tatanan letak aksesoris.
"Oh hi Dylan. I'm good. Kau bagaimana? Ada apa kau kesini?" Terlihat Dylan mengelilingi butikku ini.
"I'm great! Aku hanya ingin bertemu denganmu. Kau sendirian ya disini? Padahal aku mau mengajakmu makan diluar."
"Yup. I'm here alone. Kau makan sendiri saja tidak apa-apa kan? Aku sedang tidak mood makan." Aku mulai berjalan mendekati Dylan.
"Okay. Setelah makan aku akan kesini lagi." Dylan terlihat kecewa. Lalu dia keluar dari butikku. Sepi lagi.
***
"Hi Anna." Seseorang menyapaku ketika aku sedang bersantai sendiri di Starbucks. Ah wanita ini.
"Oh hi Hailey." Aku memasang senyum palsuku. Aku kesal melihat mukanya. Namun dia sudah duduk di depanku. Apa boleh buat.
"Um, Anna... tolong maafkan aku ya. Karena aku, kalian menjadi seperti ini. Kalian tidak saling menyapa. Aku sangat minta maaf. Justin sudah menghubungimu berkali-kali tapi nomor kau tidak aktif. Oh ya semua kru rindu padamu." Ternyata wanita ini punya nyali untuk minta maaf padaku.
"Sudahla Hailey. Tidak usah dibicarakan lagi. Ini sudah berakhir. Lagian sekarang aku sudah mulai terbiasa dengan semua ini. Aku tahu Justin menyukaimu begitu juga denganmu. He deserve to be loved, by you. Not me. Jaga dia baik-baik ya. Salam untuk semua kru ya. Terutama Pattie, Scooter dan Alfredo." Aku langsung pergi meninggalkan Hailey yang masih duduk.
Aku merogoh handphoneku yang ada di saku. Aku akan menelpon Pattie.
"Hi Pattie it's me Anna! How are you?"
"I'm fine Anna! God i miss you so much. Sepi sekali disini tidak ada kau. Tidak ada yang telat lagi."
"Haha i miss you too Pattie. See you soon."
Aku mematikan telepon dan langsung berjalan pulang ke apartemen. Aku berencana untuk datang ke studio setelah 5 bulan aku menghindar dari mereka.
***
"Anna! God i miss you." Suara Pattie menyambutku ketika aku datang ke studio tanpa bilang. Aku mau memberi kejutan. Hanya untuk Pattie dan Scooter. Aku sebelumnya bertanya pada Alfredo sedang apa mereka dan dimana.
"You look so different Anna. Semakin cantik." Scooter memujiku berlebihan. Aku jadi semakin geer.
Selebihnya, orang-orang yang ada disana hanya tersenyum melihatku. Aku memperhatikan siapa saja yang ada disini. Tidak terlalu jelas. Aku tidak memakai kontak lensaku. Dan aku tidak membawa kacamata. Ah bodoh sekali. Aku tidak terlalu memperhatikan siapa saja yang ada disana.
"Itu Kuk Harrell, itu Usher, itu Mike." Scooter menyebutkan siapa saja yang ada di studio ini.
"Hello hi i'm Anna. sorry i'm not using contact lens or glasses so.. you know.. you guys so blurred," kataku sambil melambaikan tangan dan tersenyum.
-
"Yo i'm done," teriak girang seseorang saat keluar dari ruangan. Sepertinya ruangan rekaman. Aku tahu suara siapa itu. Tapi kurang terlihat dimana dia berada.
"Bagaimana suaraku? What? Anna?" Terdengar suaranya kaget bercampur bingung. Aku menghadap mukanya dan hanya dapat senyum sambil melambaikan tangan.
"Well hello Justin. How are you? Kau bengong ya? Mataku tidak terlalu jelas. Aku lupa memakai kontak lensa dan kacamataku tertinggal."
"I'm.. fine. It's really good to see you, Anastasia." kata-kata itu membuatku tersenyum lebar.
------
Wait for part 21
KAMU SEDANG MEMBACA
(Finish) Hurt (A Justin Bieber Love Story)
FanfictionSepertinya perasaanmu kepadaku sudah memudar. Aku tahu, kau sekarang dekat dengan seorang wanita dibelakangku. Bahkan kau tak ada lagi waktu untukku. Semoga kau bahagia dengan wanita barumu. (Tulisan belum diedit sehingga masih banyak kesalahan tand...