Chapter 3 : 피자 배달

516 43 0
                                    

"Yuju, beneran janji, ya, jangan dekat-dekat sama Hansol lagi."

Aku mengerutkan keningku, "Aku bahkan nggak yakin aku bakalan bertemu dengannya lagi, Ji."

Jihye menghembuskan nafas lega, "Baiklah, lupakan saja. Ayo, kita kembali ke mereka,"

Aku pun mengikuti langkah kaki Jihye, dan tanpa sadar aku bertanya, "Memangnya....Hansol itu siapamu?"

Jihye mendadak menghentikan langkah kakinya, "Tidak ada, hanya saja, dia tidak cocok untukmu."

Aku memutuskan untuk diam, karena, sepertinya semakin Jihye menjawab, aku akan semakin bingung dengan perkatannya.

Lalu aku hanya mengangguk. Lagipula, jika sesuatu di sembunyikan Jihye, suatu saat pasti akan ketahuan, atau dia akan mengaku dengan sendirinya. Aku tidak perlu kepikiran soal ini.

--

—Hansol's POV—

Aku menatap kepergian Jihye dan Yuju dengan nanar. Niatku pergi kesini untuk bersenang-senang malah tergantikan menjadi rasa kesal.

Untuk apa, sih, Jihye menjauhkanku dari Yuju?

Toh, aku juga nggak akan melakukan apapun.

Aku merogoh saku—mencari handphoneku, dan menghubungi seseorang,

"Halo? Hyung, tolong carikan biodata seseorang. Aku akan SMS nama lengkapnya."

--

Author's POV

Setelah seharian bergumul dengan permainan-permainan yang ada di Lotte World, Yuju dan teman-temannya bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing.

Yuju merebahkan dirinya ke kasurnya yang empuk, lalu menghela napas. Pikirannya kembali merujuk ke kejadian tadi siang.

Choi Hansol dan Kim Jihye. . . Apa hubungan mereka sebenarnya?

Well, Yuju juga masih bingung sekali. Setahunya, Jihye belum pernah berpacaran, jadi tidak mungkin Hansol itu mantan kekasihnya. Yuju tahu betul siapa saja orang-orang yang dekat dengan Jihye, karena mereka sudah bersahabat sejak kelas satu sekolah dasar.

Lelah berfikir, Yuju berniat untuk mengistirahatkan mata dan pikirannya sebentar.

Tapi, sepertinya seseorang tidak setuju dengan niat Yuju. Karena, handphone Yuju berdering—menandakan seseorang meneleponnya.

Yuju mengerutkan keningnya, Nomor tidak dikenal? Selarut ini?

Yuju pun dengan tidak yakin menekan tombol hijau di handphonenya, "Halo?"

Suara tidak dikenal tersebut kemudian berdehem, "Nona Park? Anda pesan pizza, kan?"

Yuju menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, "Um, tidak?"

"Tidak pesan pizza, ya? Tapi aku sudah terlanjur mengantarkannya. Bagaimana?"

Yuju semakin bingung dibuat 'si pengantar pizza' ini. Dia tidak memesan apapun, lalu apa lagi?

Yuju menggerutu sedikit, sambil menyeret kakinya keluar dari kamar, menuju pintu depan rumahnya.

Mengintip sedikit, Yuju tidak melihat seorangpun. Yuju lalu membuka pintu rumahnya sepenuhnya, dan mendapat sapaan dari sekotak pizza yang sekarang ada diatas karpet rumahnya.

Yuju mengambil kotak pizza itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Di atas kotak tersebut, ada secarik kertas tertempel, yang isinya

'Aku tahu kau belum makan. Selamat makan, teman baruku!

—Hansol.'

Sungguh, Yuju sangat bingung sekarang.

Pertama, Ia baru mengenal Hansol enam jam yang lalu, dan Hansol sudah tahu letak rumahnya?

Kedua, Hansol tahu darimana nomor telepon Yuju?

Ketiga, Bagaimana bisa Yuju tidak mengenal suara khas Hansol?

Banyak sekali pertanyaan menghantui pikiran Yuju, sampai-sampai ia tidak sadar sedari tadi Hansol sudah meneleponnya lagi.

Yuju buru-buru menerimanya, "Kau ini ya, keterlaluan,"

Hansol tertawa lepas, "Kaget, ya? Aku bukan stalker atau apa, tapi aku penasaran sekali tentangmu."

Yuju memutar kedua bola matanya, namun segera sadar Hansol tidak bisa melihatnya lewat telepon, "Tapi terima kasih, ya, padahal tadi aku berniat langsung tidur tanpa makan malam dulu."

"Baiklah, selamat makan, Yuju!"

Yuju segera menutup telepon dan mulai menyantap pizza dari Hansol tadi.

Sembari mengunyah, Yuju kembali hanyut terbawa alam bawah sadarnya, yang sedari tadi masih bingung sengan sikap Hansol.

Dia pun kembali membaca surat Hansol tadi.

'Teman baruku' ?

Jadi, sekarang mereka berteman?

Beautiful StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang