"Y-yakin, nih?" Aku menatapnya ragu. Kami baru saja bertemu dan harus kuakui, laki-laki ini baik sekali. Wajah tampan, kepribadian sopan dan baik, astaga, pacar idaman sekali.
Dia mengangguk, "Ya, kalau menurutmu memegang tanganku bisa membuatmu lebih tenang, silahkan"
Aku pun dengan sedikit ragu menggapai tangannya dan tanpa sengaja melirik ke arah bawah.
Aku menutup mataku ngeri, kapan sih, kursi ini berhenti melayang dan berputar?
Lalu, aku merasakan tanganku digenggam lebih erat, aku lalu menoleh ke arah laki-laki itu, yang sekarang sedang tersenyum ke arahku, "Aku cuma memastikan tangan kita tidak lepas"
Aku membalas senyumnya dan terlarut dalam pikiranku, laki-laki ini suka sekali tersenyum, ya?
--
Singkat cerita, wahana itu akhirnya berhenti. Aku yang sadar masih memegang tangan laki-laki tadi spontan melepasnya dan menundukkan kepalaku, malu.
Karena banyak sekali yang mau keluar, jadi aku memutuskan untuk menunggu Jihye dipintu keluar, agar tidak mengganggu orang-orang yang lain.
Tapi, seseorang menggenggam tanganku–lagi, yang kukira itu adalah Jihye,
"Ji—"
Oops, salah tebak. Itu laki-laki bule tadi.
Untuk kesekian kalinya, ia tersenyum lagi, "Aku belum menanyakan namamu"
Aku tersenyum, menahan rona merah pada pipiku, "Aku Park Yuju, kamu?"
"Aku Choi Hansol. Boleh tidak kala—"
Ucapan Hansol terhenti saat seseorang—yang dari suaranya mirip Jihye memanggilku, "Yuju!"
Aku menoleh ke arah belakang, dan melambaikan tanganku ke arah Jihye, "Ji!"
Jihye segera berlari kepadaku dan mulai mengomel, "Kenapa kamu meninggalkank– Hansol?"
Aku menatap mereka berdua bingung. Jihye kenal Hansol?
Wajah Hansol tiba-tiba berubah menjadi pucat, "Jihye, aku..."
Belum sempat Hansol menyelesaikan ucapannya, Jihye buru-buru menarik tanganku, menjauh dari tempat dimana Hansol dan aku bediri sebelumnya.
"Yuju, jangan dekat-dekat orang itu. Dia bukan orang yang baik"
Aku mengernyitkan dahiku bingung, Memangnya aku sedekat apa sama Hansol, sampai-sampai Jihye menarikku begini?
Lagian, Hansol kelihatan seperti laki-laki yang baik, kok. Aku tidak bisa membayangkannya melakukan hal yang buruk dengan wajah seperti itu.
Belum sempat bertanya, Jihye sudah memotong duluan, "J-jangan tanya kenapa. Pokoknya jangan, ya?"
Aku mengangguk lemah sambil mengikuti Jihye dari belakang, "Baiklah"
Padahal, akan sangat menyenangkan kalau aku punya teman seperti Hansol. Dia sepertinya seru untuk diajak berbicara ataupun bercanda. Aku belum pernah berteman dengan seorang laki-laki sebelumnya.
Tapi ya sudah, lah. Jihye tidak mungkin, kan, berbicara sembarangan soal Hansol?
Pasti Jihye memiliki alasannya sendiri untuk berkata seperti itu.
Tanpa curiga tentang apapun, aku dan Jihye pun berjalan kembali ketempat teman-teman kami berada, dengan penuh keheningan.
Memangnya, apa sih, yang dilakukan Hansol sampai-sampai Jihye berubah total seperti ini?
Harus kuakui, situasi ini cukup aneh.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Stranger
Fanfic" Saat pertama kali aku melihatmu, aku merasa bahwa kita bukan sepenuhnya orang asing. " -Choi Hansol. -- " Aku tahu kata 'indah' itu bukan untuk mendeskripsikan seseorang, tapi kau sungguh indah. " -Park Yuju. -- A fanfiction story wrote by miche...