A Secret Evil

141 41 0
                                    

Vote ya^^
Open fff vfv:v
Minat chat:'v



Happy reading......

DION POV

"Ha ha"

"Hahaha"

"HAHAHAHA!!!!"

Mumpung kelas kosong, gue mau teriak teriak kaya orang gila!

Tujuannya?

Melampiaskan sakit hati gue yang makin hari makin kronis.

"LUPAIN DIA! LO HARUS BISA DION!"

"DIA BUKAN BUAT LO!"

"LO GAK CAPE APA NGEJER DIA? HA?!!"

"LO..... ADUH!!!"
Kaleng coca cola ukuran mediun mendarat kasar di kepala gue.

"Berisik woy!"

"Apaan sih lo?!"
Gue langsung balik kanan, dan di depan pintu telah berdiri angkuh wanita kejam dan galak, 'Jean'

"Woy! Malah bengong!"

"Eh! Apa sih! Pergi lo sana! Ganggu aja"

"Lo ngusir gue?!"

"Egak! Nyuruh lo pergi!"

"Nyebelin banget sih lo jadi umat!"
Jean langsung menjitak kepala gue dengan keras

"Aww! Sakit tau!"
Gue cuma bisa meringis, gak mungkin gue bales, kalo dia marah atau nangis, berasa kiamat di ambang pintu

"Lagian lo berisik! Teriak teriak kaya orang frustasi!"

"Nah! Itu lo tau!"

"Hah? Apaan? Frustasi?"

Gue cuma ngangguk dan langsung duduk di lantai.

"Dion lo kenapa lagi? Jangan bilang...."
Jean menggantung ucapannya

"Iya Je"

Jean langsung ambil posisi terbaik untuk duduk dan menceramahi

"Lo kenapa lama banget move on sih?"
Tanya Jean. Gue bingung harud jawab apa.

"Hmmm.. Gak tau"

"Kenapa gak tau?"

"Karna cinta gak butuh alasan"

"Gue nanya kenapa lo lama banget move on nya!!! Bukan kenapa lo cinta dia!!!"
Sekarang Jean yang frustasi.

"Hmm..gak tau kenapa, susah Je, tiap mau lupain, eh, keinget mulu"

"Ion, move on bukan berarti ngelupain dan cari yang lain. Move on itu lo bisa terima kenyataan"

"Sakit Je gue gak bisa"

"Bukan gak bisa move on! Tapi lo gak mau move on!"

Gue cuma diem denger kata kata Jean.

Tiba tiba ada 2 orang mengendap endap ke kelas, bayangannya terlihat jelas itu cowo dan cewe.
Jean langsung narik gue untuk ngumpet di kolong meja guru.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

JEAN POV

Gue curiga sama orang itu, masuk ke kelas pake cara kaya gitu.

Jangan jangan mau maling!

Tapi

Masa iya di sekolah elite begini ada maling

"Ion, coba lo intip dikit, itu siapa"

"Ok!"

Dion mulai memiringkan kepalanya sedikit demi sedikit.

"Je!"

"Eh apaa??? Siapa??"

"Suara lo jangan gede gede!"

"Oh iya lupa, itu siapa?"
Gue langsung berbisik

"Itu Steven sama Irene"

"Serius??? Berdua???"

"Iya Je! Posisinya deket banget!"

"Steven? Mau apa dia?"

"Gue gak tau, ngapain juga deh bawa Irene?"

"Sayang? Kamu marah?"

"Ehh suara Stev! Dia ngomong sama Irene?"

"Rekam Je rekam cepet!!!"

"Siap siap siap"
Gue langsung ngambil hp gue yang sedari tadi nangkring di kantong baju.

Tut

"Suara apaan Je?"

"Kalo recording hp gue ya gitu! Udah diem deh!"

------------------------------------------

JEAN POV

Gue di sini antara kaget+takut.

Kaget karena tau Steven itu gak bener.
Takut sama Dion.

Selama percakapan najis Stev dan Irene berlangsung, Dion mengepalkan tangan kanan nya.
Mukanya merah padam.
Keringat mengalir dari ubun.

Ini yang bikin gue takut.

Dion marah besar.

Tut

Recording off.

"Dion, sabar, sabar"
Gue berusaha bikin dia tenang sambil mengusap usap punggungnya.

"Dion sabar jangan marah"

Tapi tunggu...

Bukan wajah marah yang dia tunjukan.

Tapi bersalah.

Dan.

Dia menangis!

Gue keluar kolong untuk mastiin gak ada siapapun di kelas.

"Dion jangan nangis, udah dong"

"Gue gak bisa jagain Flo, Je!"

"Ini bukan salah lo"

"Semua ini salah gue! Kalo gue gak biarin mereka jadian gak bakal kaya gini!"

"Udah udah, tenang dulu ya, nanti kita omongin, lo kuat dan gue tau itu"

Sedih liat sahabat gue kaya gini. Gue paling gak bisa liat Dion nangis.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Sayang, kamu marah ya?"
"Percuma mau marah!"

"Kamu kenapa sih? Bilang dong sama aku"
"Kamu terlalu deket sama Flo!"

"Ya mau gimana, kan udah rencana kita, lagian kalo jauh jauhan kan gak kaya pacaran"
"Bodo amat!"

"Jangan gitu dong Ren, aku sayangnya sama kamu kok"
"Mau sampe kapan aku jadi yang kedua Stev???"

"Bentar lagi, okay, sabar ya sayang"
"Huh iya deh!"

Tut

"Denger? Ini cuma kita berempat yang tau"

"Tapi Je? Flo gimana?"

"Jangan ada yang kasih tau dia, tunggu saat yang pas"

"Gimana Rey? Setuju gak?"

"Gue sih ikut lo aja Rio, yang penting gak bocor ke orang lain"

"Iya bener kata Rey, jangan sampe ada yang tau rahasia jahatnya Steven"

"Calm down Je. Gak akan ada yang tau tentang ini"

"Dion, gue tau apa yang lo rasain"

"Hahaha. Penonton bakal dapet bonus pertunjukan besok"

"Dion? Apa maksud lo?"

"Bajingan itu bakal tau apa itu cinta besok"

The Girl Who Can't Be MovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang