Brittle

98 34 0
                                    

Please voted ya yg udah baca ^^ thx a lot



Happy reading

Gelap


Beku


Dingin



Ingin ku lihat ada apa di luar sana.
Tapi indra penglihatan enggan untuk terbuka.

Detak jantung yang sama.

Aku masih ada.

Tapi kenapa aku terbujur kaku?

Apa aku membiru?

Aku tak bisa merasakan kehangatan darah yang mengalir.

Apa aku mengalaminya lagi?

Koma

Lagi???

Atau, mati sementara?

Flashback On

Umur ku 7tahun. Sudah selayaknya duduk di bangku Sekolah Dasar.
Aku hanya anak biasa, hanya saja keluarga ku lebih berkecukupan.

Selama duduk di kelas 2SD, aku merasa 'sama' dengan mereka.

Hanya saja,

Aku sedikit berbeda.

Mudah mimisan, pingsan, pusing dan sebagainya.

Aku dan orang tua ku merasa bahwa aku rapuh dan sensitif terhadap kegiatan yang berlebihan.

Setiap aku mimisan, pingsan, atau pusing, orang tua ku hanya memberi obat 'seadanya' tanpa anggapan yang serius.

Kejadian itu berlangsung selama 5tahun.

Aku mulai menapakan kaki ke Sekolah Menengah Pertama.

Mimisan dan sebagainya masih ku alami.

Sampai akhirnya, aku jatuh tak sadarkan diri.

Kali ini berbeda.

Selama 4hari,

Aku koma.

Kaku, dingin, sulit bergerak.

Aku sadar di hari ke 4, dan mendapatkan diriku di ruangan khusus, tentu aku di rumah sakit.

"Ma, Pa"

"Flo? Kau sudah bangun? Kami sangat khawatir nak"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku mulai masuk sekolah.
Senang rasanya bertemu teman teman ku lagi.

Terutama,

Dion.

Dion Pedrosa.

Anak cowo yang sangat baik.

Setelah aku koma, aku merasa aneh.

Perlakuan orang tua ku dan Dion berbeda.

Sangat berbeda.

Mereka lebih, memperhatikan ku.

Bukan aku tak suka di perhatikan, tapi mereka sangat... Over pada ku.

Setiap aku bertanya kenapa mereka khawatir berlebihan saat aku mimisan atau pingsan, mereka hanya menjawab "Karena kami sayang pada mu"

Finally aku gak pernah bertanya tentang hal itu.

*2years*

"Apa anak saya tidak bisa sembuh dok?"

"Sulit untuk sembuh, apalahi anak bapak mengidap Acute Leukimia"

"Apa tidak ada cara lain dok?"

"Kita hanya bisa berdoa pada Tuhan dan melakukan pengobatan medis"

"Apa saja dok? Sakit kah?"

"Kemoterapi pak, efeknya mual dan membuat rambut rontok"

"Apa anak saya akan selamat?"

"Bisa saja dia masih dapat bertahan lama"

"Apa dia akan sembuh?"

"Saya tidak bisa memastikan, kami akan berusaha semaksimal mungkin. Mukzizat itu ada"


Sekarang aku tau.

Aku berbeda.

Aku salah satu dari merek yang di ambang pintu hidup dan mati.

Siapkah aku kemoterapi?

Flashback Off

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku sudah sadar.

Ekspresi lega dan bahagia menyambut ku.

Ekspresi yg sama saat aku koma untuk ke 4 kalinya.

"Gue seneng lo bangun, gue kangen"

"Mama papa juga kangen sama Flo"
Aku gak membuka mulut ku sama sekali.
Hanya menyungging senyum kecil.

Aku masih teringat tentang penyakitku.

Mereka benar benar tidak memberi tau tentang diri ku yang sebenarnya.

"Kenapa Ma? Pah?"

"Kenapa apanya sayang?"

"Kenapa kalian bohong?"

"Kami tidak pernag berbohong pada mu nak"

"Kalian baru saja berbohong"
Aku melihat jelas raut wajah yang berubah 360°
Raut wajah bahagia menyambut kembalinya sang putri tidur berubah menjadi wajah merasa bersalah dan sedih.

Please

Please

Don't cry Flo!

"Don't cry sweetheart"
Dion memeluk ku reflek saat melihat raut kekecewaan dan tetesan air mata.

"Gak seharusnya kalian bohong! Termasuk lo Dion"

"Hey hey! Kami gak bermaksud bohong"

"Lalu? Menyembunyikan diri ku?"

"Listen! Kami gak tau apa yang harus kami bilang. Kami menunggu waktu yang tepat."

"Waktu yang tepat? Kapan yon kapan?! Pas gue udah gak ada??!!"

"Ssttt. Enough babe. Enough. We love u"

Aku gak jawab apa apa.

Tangis ku pecah.

Selang oksigen jatuh ke tangan ku.

Aku kacau.

Aku tidak bilang mereka bohong tentang penyakit ku.

Tapi Dion bisa paham.

Mama dan Papa hanya bisa duduk sambil berurai air mata.

Dion.

Masih memeluk ku erat.

Memeluk ku yang hancur ini.

"Ma, Pa"

"Iyaa Flo? Kami minta maaf"

Aku hanya terseyum kecil, tak menanggapi permintaan maaf mereka.

"Aku siap kemoterapi"

Dion Mama dan Papa tampak terkejut.

"Are u crazy?"

"Gue gila kalo gue gak terapi yon"

"Flo...."

"I know now,  Im so..... Brittle"

The Girl Who Can't Be MovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang