"Turun...turun...berhenti ah cepet!" Perintah Prilly sambil menepuk bahu Ali.
"Yaudah sana turun!" Kata Ali mempersilahkan turun.
"Lo tungguin gue, sekalian mau bayar sewaan." Prilly pun berlari dari hadapan Ali.
"Hai sayang, aku nggak telat kan?" Tanya Prilly khawatir.
"Lo tau ini jam berapa? Lo telat lima menit, dan itu artinya lo tahukan sendiri? Gue mau pergi." Kata Randy sambil membelokkan motornya.
"Tapikan ini cuma lima menit, apa bagi lo waktu dijadikan batas buat hubungan kita? Apa bagi lo perjuangan gue kesini lo anggap gampang? Lo nggak ngertiin perasaan gue Ran, lo nggak ngehargain perjuangan gue!" Jelas Prilly dengan mata nanar.
"Bodo amat!" Randy pun pergi menggunakan motornya.
Prilly pun berlari mengejar motor Randy, tapi alhasil motor Randy tak terkerjar dan Prilly pun terjongkok lemas dijalanan dekat gerbang.
"Hiks...hiks...hiks..."
"Cengeng lo, dasar freak nangis dijalanan sambil jongkok-jongkok kaya siluman kodok aja." Ucap Ali menghampiri Prilly.
"Gue putus, hati gue sakit. Hiks...hiks..." Ucap Prilly terbata-bata.
"Tenang aja kali, cowok masih banyak. Awas ah gue mau balik ngecek mobil." Perintah Ali tapi dijawab gelengan oleh Prilly.
"Yaudah gue tabrak." Kata Ali. Prilly pun akhirnya naik sambil memeluk Ali.
"Lepasin nggak!" Perintah Ali.
"Biarin kayak gini dulu, gue butuh sandaran. Yaudah cepet jalan." Ucap Prilly lemas.
"Kalo sampe ingus lo nyecer ke baju gue, gue nggak terima dan cuciin baju gue." Kata Ali namun yang dijawab hanya tangisan Prilly.
Diperjalanan tidak ada perbincangan hanya tangisan Prilly yang terdengar.
"Loh kok mobilnya nggak ada?" Alipun panik dan langsung turun dari motor.
"Lo salah jalan kali." Ucap Prilly sendu dan turun dari motor.
"Salah gimana? Inikan jalan yang lo bilang, jalan Kiansantang Leles." Ali semakin panik.
"Yaudah kita cari aja, kalo sampe sore nggak ketemu juga baru lapor." Kata Prilly memberi solusi.
"Cepet naik." Perintah Ali.
Detik berlalu detik, menit berlalu menit dan jam berlalu jam. Hari semakin malam, tapi yang dicari tak kunjung ditemukan.
"Gue laper." Rengek Prilly.
"Ya terus?" Tanya Ali.
"Kita makan."
"Kita?"
"Iya."
"Lo aja sana, gue masih mau nyari Galumpit. Kalo nggak ketemu bisa-bisa gue dipecat." Khawatir Ali.
"Pokoknya mau sama lo. Titik!" Prilly ngotot sambil melotot ke arah Ali.
"Selain freak lo juga rese yah." Ucap Ali kesal.
"Gue khawatir sama diri gue yang belom makan dari pagi, gue juga peduli sama lo." Jelas Prilly.
"Kenapa lo peduli? Lo suka sama gue?" Tanya Ali to the point.
"Peduli bukan berarti suka yah!" Jawab Prilly.
*****
"Yeay! Gue kenyang." Girang Prilly.
"Bukannya beryukur malah teriak-teriak nggak jelas, dasar freak." Ketus Ali setengah berbisik.
"Ngomong apaan? Gue nggak denger." Tanya Prilly mengkerutkan keningnya heran.
"Hah? Enggak...enggak." Jawab Ali gelagapan.
"Dih, disini malah lo yang freak. Eh iya nama lo siapa?" Tanya Prilly.
"Gue Ali."
"Oh Ali, lo nggak mau nanya balik gue?"
"Gue udah tau."
"Hah? Curiga gue."
"Maksud lo?"
"Jangan-jangan lo secret admirer gue, terus lo tau nama gue, cerita hidup gue dan.... OMG HELL...pffttt." Ali membekap mulut Prilly, memang dari tadi mereka duduk bersebelahan.
"Lepasin...lepasin." Ucap Prilly memukul-mukul Ali.
"Lo berisik."
"Biarin... Mau apa lo deket-deket gue?" Tanya Prilly heran karena Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly.
Ternyata lo cewek freak bermata hazel. Indah juga. Batin Ali.
Jantung gue kenapa degdeg serr gini ya. Tolongin Prilly Ya Allah. Batin Prilly.
"Lo...lo mau cium gue? Jangan disini." Kata Prilly gelagapan.
"Ada kotoran dimata lo."
What? Dia bilang apa? Gue malu please! Huhu. Batin Prilly.
"Oh thanks, gue mau pulang." Ucap Prilly menahan rasa gendoknya.
Lo lucu kalo lagi gitu. Batin Ali.
*****
Jam menunjukkan pukul delapan malam. Mama Prilly khawatir, ia menunggu Prilly di gerbang.
"Thanks udah mau nganter gue, thanks juga udah teraktir gue makan. Besok kita cari lagi ya." Ucap Prilly sambil memberi senyum manisnya dan dibalas anggukan oleh Ali.
"Oh jadi ini laki-laki yang berani bawa anak saya keluyuran." Ucap Mama Ully mamanya Prilly.
"Apaan sih ma, kenalin dulu dong. Dia ini namanya Ali, aku yang salah ma, aku yang udah ngilangin mobil dia." Jelas Prilly.
"Yaudah kamu cepet masuk, terimakasih Nak Ali udah mau anter anak saya. Maaf saya salah paham. Mau masuk dulu?" Kata Mama Ully tulus.
"Sama-sama tante, udah malem tante saya pulang dulu yah." Kata Ali Sopan.
"Hati-hati dijalan, Nak." Pesan Mama Ully.
Jangan lupa vote dan coment :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Galumpit
FanfictionJatuh hati itu beda sama jatuh cinta loh. Kalau jatuh hati sama kayak kagum, cuma sesaat. Kalau jatuh cinta itu lebih dominan mencintai, yang pastinya bakalan lama walaupun baru sebentar ketemu.