8

2.7K 207 22
                                    

Prilly merasa putus asa karena setelah ke tempat Ali bekerja ia tidak menemukan Ali. Ia telah mengirim pesan bahkan menelepon berkali-kali Ali tapi tidak ada respon, entah rasa apa yang menyeruak di hati Prilly. Akhirnya Prilly memutuskan pergi ke tempat biasa ia mempunyai masalah.

"Eh mba Prilly." Seorang wanita cantik menyapa Prilly dengan ramah.

"Eh hai, biasa ya aku pesen Teh Madunya." Prilly tersenyum membalas sapaan dari wanita itu. Wanita itu mengangguk dan meninggalkan meja Prilly.

Prilly menatap kosong ke arah luar jendela, pikirannya masih dipenuhi oleh Ali. Ia khawatir dengan keadaan Ali sekarang.

Li, lo kemana? Gue kangen lo! Batin Prilly.

"Gue juga kangen lo!" Sebuah suara membuyarkan lamunan Prilly. Ia menengok ke asal suara tersebut dan yang lebih mengejutkan lagi pemilik suara itu adalah Ali.

"Aliiiii!" Prilly bangkit dan benghamburan memeluk Ali, ia ingin menyalurkan kerinduannya kepada Ali.

Nyaman.

Kata nyaman itu lagi yang selalu Ali rasakan saat bersama wanita ini. Ya Prilly. Prilly melepas pelukannya dan menyuruh Ali duduk untuk di introgasi.

"Kok lo bisa ada disini?"

"Terserah gue dong." Jawab Ali santai.

"Ck. Kemana lo selama ini? Jawab!"
"Jawab cepet!"
"Ah lo lama jawabnya!" Cerocos Prilly membuat Ali kesal.

"Ya gimana mau cepet jawabnya, orang lo nyerocos terus."

"Ini pesanannya mba." Pelayan itu menyimpan dua gelas Teh Madu dan meninggalkan meja mereka. Prilly hanya mengangguk tersenyum.

"Ini pesenan lo? Gila banyak banget, yaudah sih buat gue dua gelas yah, jadi kita sama-sama dua." Ali heran ternyata wanita dihadapannya ini sangat gembul, membuat ia gemas.

"Oke, asal lo harus jelasin kemana aja lo seminggu ini. Gue telpon nggak diangkat-angkat, sombong banget sih lo mentang-mentang gue sibuk sampe nggak ngasih kabar ke gue, gue tuh..." Tak sempat Prilly meneruskan pembicaraannya, tangan Ali sudah membekap mulut Prilly.

"Ali lepas Aliii." Prilly memukul-mukul tangan Ali.

"Huh...hah...hah...lo mau bunuh gue ya? Gue belom mau mati, gue pengen nikah dulu. Lo kalau..." Ali memotong pembicaraan Prilly.

"Lo bawel banget sih, iya...iya...ini gue jawab yah. Gue seminggu ini ngurus kasus soal mobil Galumpit itu, gue nggak pegang hp soalnya terus-terusan cari informasi sama pengacara gue." Prilly menelungkupkan pipinya dengan kedua tangannya.

Ali menghela nafasnya sejenak.

"Akhirnya gue udah nemuin banyak bukti, ternyata papanya mantan bos gue tuh yang ngambil itu mobil, kalau diliat dari bukti dia tuh pengen banget mobil itu kan cuma ada sepuluh di dunia. Dua hari lagi gue bakalan ngadain sidang buat nyelesain masalah ini biar kelar."

"Dan makasih karena lo udah udah kangen dan khawatir sama gue." Lanjut Ali.

"What? Kangen? Khawatir? Nggak banget ya!" Buat Prilly, Ali hanya terkekeh pelan melihat wajah Prilly yang memerah.

"Yaudah gue pulang nih." Ali bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar.

"Ish Ali tungguuuuu, gue ikut! Mba ini uangnya saya tinggal di mejaaaa!" Teriak Prilly langsung mengejar Ali dan masuk kedalam mobil Ali tanpa permisi.

"Motor lo kemana? Kok pake mobil? Ini mobil siapa?" Cerocos Prilly yang hanya dibalas oleh tatapan kesal Ali.

"Ngapain lo disini?" Ali melirik ke arah samping tak memperdulikan pertanyaan-pertanyaan yang Prilly lontarkan.

"Gue ikut."

"Nggak!"

"Tapi gue kangen lo!"

"Bodo."

"Aliiiiiiiiii."

"Iya...iya...bawel lo."

*****

Ali melajukan mobilnya dan berhenti tepat didepan rumahnya, ia menengok sekilas kearah Prilly dan ternyata ia tertidur pulas. Ali tak menyangka gadis bawel, freak dan manja ini sangat cantik. Ali menggendong Prilly menuju kearah kamarnya, ia enggan membangunkan Prilly. Prilly mengigau dan refleks tangannya di leher Ali.

"Eh Den, mau bibi bantu?" Tanya Bi Icih.

"Nggak usah bi, biar Ali aja." Sanggah Ali langsung menuju kamarnya berniat menidurkan Prilly di kamarnya.

"Lo kecil-kecil ternyata berat juga yah." Oceh Ali sambil berjalan.

Saat Ali menidurkan Prilly, karena berat ia membanting Prilly ke kasurnya. Namun Ali malah ikut terjatuh diatas Prilly dan tak sengaja mencium kening Prilly, dua menit Ali tak bergerak karena takut Prilly bangun. Ia masih berada dalam posisinya, menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan. Sampai tangan lembut Prilly terkulai kebawah terlepas dari leher Ali.

*****

Prilly terbangun saat cahaya matahari yang masuk disela-sela gorden yang terbuka membuat matanya yang menjadi terganggu karena silau. Perlahan-lahan Prilly mengangkat kepalanya dari bantal berusaha untuk duduk. Tiba-tiba dirinya merasa aneh, sejak kapan tempat tidurnya berubah ukuran menjadi lebih besar. Bed covernya berwarna biru laut berubah menjadi
warna putih. Dan Sejak kapan dinding kamarnya berubah menjadi warna abu-abu.

"Pagi kebo!" Sapa Ali dekat gorden yang membuat Prilly kaget.

Pikiran Prilly tak menentu, ia melihat dirinya dari dalam selimut. Utuh. Prilly masih berpakaian utuh.

"Mikir apa lo?" Melihat wajah Prilly yang panik, Ali mendekati Prilly dan duduk di tepi ranjang.

"Eng...enggak."

"Yaudah sana mandi, makan, terus pulang." Saran Ali.

"Lo ngusir gue?"

"Bukan ngusir, tapi nyokap lo nanti khawatir sama lo karena nggak pulang semalem. Lagian gue kan mau siap-siap soalnya besok sidang. Udah dong jangan cemberut, nanti cantiknya ilang loh." Jelas Ali sambil tersenyum. Senyum merekah di bibir Prilly mendengar perkataan Ali.

"Oh iya gue lupa bilang nyokap duh, lagian gue pake baju siapa lagi kalau mandi disini. Langsung anterin gue pulang aja deh Li." Pinta Prilly.

"Nggak, setelah lo sarapan disini baru gue anter."

Prilly pasrah dan hanya membalasnya dengan anggukan. Setalah sarapan Ali mengantar Prilly pulang kerumahnya.

"Jangan lupa mandi ya, kalau lo kangen lo bisa hubungi gue karena gue sekarang pegang hp lagi."

"Pengen banget ya dikangenin sama gue?"

"Terserah lo, turun sana!"

"Galak amat pak, iya gue turun." Jawab Prilly ketus. Namun sebelum Prilly pergi, ia mencium pipi Ali spontan, membuat Ali merasakan kaget kembali.

"Woy...curang lo nyium gue tanpa izin." Teriak Ali dari dalam mobil, Prilly langsung berlari ke rumahnya pura-pura tak mendengar teriakkan Ali.

Vote dan Coment yah! Hihi.

GalumpitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang