4

1.8K 170 0
                                    

Tak terasa Ali dan Prilly pun sudah hampir sepuluh kali mengelilingi daerah Leles yang bisa dibilang cukup luas, alhasil mobil yang dicari tak ketemu. Akhirnya mereka beristirahat di taman Leles.

"Bisa mati gue kalau begini caranya, dari mana lagi biaya buat kuliah gue? Buat makan? Buat bayar kontrakan? Arght shit!" Sentak Ali mengacak-ngacak rambutnya sambil duduk disalah satu kursi taman.

"Maaf." Lirih Prilly.

"Kata maaf nggak bakalan bisa balikin keadaan prill. Kalau aja gue nggak nurutin mau lo, nggak bakal gini kan jadinya. Lo sih..." Sentakan Ali terhenti saat melihat Prilly menangis.

"Nangis."
"Lo nangis prill?" Tanya Ali tak percaya.

"Maafin gue, ini semua gara-gara gue. Gu... gue takut lo mati. Nanti kan jadi nambah dosa gue. Hiks...hiks..." Ucap Prilly yang dibalas mangapan Ali tak percaya.

"Itumah lo aja yang do'ain gue cepet mati." Wajah sebal Ali.

"Maaf Ali ih, gue nggak mau lo mati. Gue takut tambah dosa."

"Gue maafin, udahan ah nangisnya. Elap tuh ingus lo, meler kemana-mana tau nggak." Perintah Ali.

"Elapin."

"Nggak!"

"Elapin Ali!"

"Cepet ah, kita ke kontrakan gue sekarang. Gue laper." Ucap Ali menarik tangan Prilly yang sedang mengelap ingusnya.

*****

"Turun lo!" Perintah Ali.

"Ngalemin dikit napa ngomongnya. Putus tali suara baru tau rasa lo!" Ketus Prilly sambil turun dari motor Ali.

"Ngomong apa lo?!" Tanya Ali membuka helmnya.

"Eng... enggak kok." Prilly gelagapan.

"Bang Ali?." Sapa cewek yang tiba-tiba menghampiri Ali dan Prilly.

"Eh Mitha."

"Bang Ali, cewek itu siapa? Kok jelek banget sih?" Tanya Mitha menunjuk Prilly.

"Nggak usah nunjuk-nunjuk gue kayak gitu, masih cantikan gue ya daripada lo!" Ketus Prilly tak terima.

"Dia temen abang Mit." Jawab Ali.

"Eh ini bang ada kue buat abang, aku sendiri lo yang bikin. Ini khusus buat bang Ali, dimakan yah." Kata Mitha menyodorkan plastik yang berisi kue itu.

"Wah kebetulan gue lagi laper nih, thanks ya Mit." Ujar Ali tulus.

"Abang lagi laper? Mau aku suapin nggak bang?" Tanya Mitha antusias.

"Eh nggak usah deh, kasian Prilly nanti ngiler. Haha." Canda Ali yang hanya dibalas cibiran oleh Prilly.

"Abang beneran kan cuma temenan sama cewek jelek itu?" Tanya Mitha bergelanyut manja ditangan Ali.

"Heh gue punya nama ya, nama gue Prilly Latuconsina. Inget itu!" Ketus Prilly.

"Iya beneran, mendingan Mitha pulang deh yah. Abang sama Prilly mau ada urusan." Ucap Ali sambil menepis tangan Mitha.

"Kok gitu sih bang? Mitha sebel sama bang Ali! Kalau gitu mana uang tunggakan kontrakan abang? Lagian ibu tadi nyuruh Mitha buat nagih." Kata Mitha menyodorkan tangannya seraya meminta.

"Eh Mitha hari ini cantik ya Prill, liat deh." Ali menyenggol-nyenggol tangan Prilly.

"Apaan sih lo?!" Ketus Prilly

"Bantu gue." Bisik Ali tepat ditelingan Prilly.

"I...iya cantik."
"Cantelan tikus." Lanjut Prilly samar-samar.

Pasti bang Ali kepincut karena gue pake lipstik banyak yah. Batin Mitha.

"Ah masa sih bang? Yaudah nanti Mitha bilangin ibu yah, dadah abang muah." Mitha memberi kiss bye dari kejauhan.

"Siapa tuh li? Pacar lo? Selera lo yang kayak gitu?" Cerocos Prilly.

"Kenapa emang? Cemburu ya?" Tanya Ali.

"Cemburu? Najis gue."

"Yaudah jangan nanya, mending kita masuk kedalem yuk makan. Laper nih gue, lo bisa masak kan?"

"Bisa lah, yaudah yuk ada apa di dalem kulkas lo."

*****

"Eoh, menjijikkan gini. Ini dapur lo?" Tanya Prilly yang jijik melihat sekitar dapur.

"Iyalah Prill, namanya juga kontrakan." Jawab Ali.

"Tapikan kalau lo nggak jorok pasti nggak bakal kayak gini juga kali. Gini aja, sekarang gue masak dan lo beres-beres kontrakan lo. Udah sono!" Usir Prilly yang langsug memulai masak.

"Selain freak lo juga bawel ya. Hih serem gue." Ali meninggalkan Prilly.

"Gue denger li." Timpal Prilly

*****

Hampir setengah jam Ali dan Prilly menyelesaikan tugas- tugasnya.

"ALI... INI UDAH SELESAI." Teriak Prilly dari dapur.

"ALI CEPET SINI IH."

"ALI... LAMA BA... ARGHT." Prilly terpeleset, tapi tidak terjatuh karena ada tangan kekar yang menahannya.

Mata mereka bertemu, wajah mereka sangat dekat, sangat dekat sekali.

Nyaman.

Itu yang mereka rasakan saat ini, gugup? Tentu. Salah tingkah? Pasti.

"Ma...em thanks li." Ucap Prilly membetulkan posisi nya.

"Makannya kalau jalan liat kebawah, udah tau masih basah baru di pel." Ketus Ali.

"Itu mah lo nya aja yang nggak bisa ngepel." Cibir Prilly.

"Yaudah ayok kita makan." Ajak Ali.

"Kita?"

"Iya!"

"Gue aja kali, orang gue yang masak."

"Lama ah." Ali meninggalkan Prilly ke dapur.

"ALI JANGAN DIHABISIN!" Teriak Prilly mengejar Ali.

Jangan lupa vote dan coment :*

GalumpitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang