6

1.6K 174 1
                                    

"Li gue capek." Rengek Prilly.

"Yaterus?" Motor Alipun berhenti dipinggir jalan.

"Istirahat dulu napa, kalau enggak anter gue beli baju nyokap gue. Nanti gue traktir makan deh. Gimana?" Tanya Prilly mantap.

"Diterima." Jawab Ali.

*****

"Ternyata lo pinter juga ya dalam memilih fashion. Pasti nyokap gue seneng deh sama style ini." Canda Prilly.

"Iyalah, orang nyokap gue desainer." Ali mensejajarkan jalannya dan masuk ke sebuah Restoran.

"Yaudah yuk duduk, lo mau pesen apa?" Tanya Prilly sambil duduk dimeja pojok Restoran.

"Samain sama lo."

"Kwetiaw goreng 2, sama orange juice nya 2." Tutur Prilly ramah.

"Eh emangnya nyokap lo bener desainer?" Tanya Prilly yang menangkupkan pipinya penasaran.

"Kepo lo!"

"Serius Ali."

"Iya, tapi dia desainer diluar negeri. Gue juga nggak tau dimana, soalnya setiap bulannya pindah-pindah negara mulu, kan jadi males ngingetinnya." Jelas Ali acuh.

"Wih keren, terus lo nggak kangen gitu sama nyokap lo?" Tanya Prilly mengkerutkan dahinya.

"Ya kangenlah, lagian kita suka ketemu kok. Walaupun 3 bulan sekali."

"Terus kenapa lo masih kerja? Kan ada bokap sama nyokap lo? Emang lo nggak dikasih duit apa tiap bulan?" Cerocos Prilly heran.

"Bokap gue udah nggak ada Prill, gue di Indonesia cuma bertiga, gue, bi icih sama pak jinggo. Gue mau mandiri Prill nyobain nyari duit sendiri itu kayak gimana, uang yang selalu 3 bulan nyokap kasih gue tabungin. Nggak tau udah berapa banyak tuh, tapi gue nggak berani nyentuh. Hehe." Cengir Ali.

"Terus kenapa lo milih ngontrak?"

"Bosen gue dirumah, kasian bi icih sama pak jinggo selalu siap siaga kalau subuh. Makannya gue ngontrak, itung-itung belajar mandiri kan." Jelas Ali lagi yang membuat mata Prilly berbinar.

"Wah keren ternyata lo, eh masih ada yang mau gue tanyain lagi loh. Tapi udah keburu laper nih, pesenan belum dateng juga. Panggilin sono li." Perintah Prilly.

"Ih apaan sih, lo aja. Gue tunggu disini." Tawar Ali.

"Dasar cowok!"

Prilly pun berjalan menghampiri pelayan, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Nafasnya sesak.

"Eh rin, ingetin gue ya kalau gue lupa bayar hutang gue ke lo." Kata Randy lembut.

"Santai aja kali, lagian nggak usah dibayar. Nggak apa-apa kok ." Jelas Erina sambil tersenyum.

"Tapi ini kebanyakan rin, gue udah beli sepatu, sendal, celana, topi, jaket bahkan baju sampe 2 setel." Jelas Randy pura-pura.

"Ngalem aja kali Ran."

"Beneran? Aaa thanks Erin lo emang wanita yang gue idam-idamkan." Randy pun memeluk Erina dari samping.

Prilly yang sedari tadi menahan emosinya langsung mengguyur Erina dan Randy dari atas menggunakan orange juice milik pengunjung yang dekat dengan Prilly berdiri tadi.

"Bagus, ternyata ini yang kalian lakuin dibelakang gue." Mereka menoleh ke sumber suara itu.

"PRILLY?!" Pekik Erina tak percaya.

"Sahabat macam apa lo?! Bangsat lo! Penghianat." Sentak Prilly.

"Tapi ini salah paham, dengerin gue dulu." Pinta Erina.

"Udahlah sayang biarin dia tau, jadi kita nggak capek sembunyi-sembunyi lagi." Randy pun merangkul pinggang Erina. Prilly yang tak kuasa melihat sahabat dan mantan pacarnya bermesraan itu langsung pergi meninggalkan mereka.

"Apaan sih lo, sana pergi. Ini urusan gue sama Prilly." Sentak Erina.

"Gue cinta sama lo rin."

Prilly berjalan dengan gontai dan langsung menarik tangan Ali keluar.

"Lo kenapa?"

"Ali anter gue balik."

Alipun mengendarai motornya, Ali sadar bahwa Prilly menangis karena baju dipunggungnya kini terasa basah.

"Kenapa lo bawa gue kesini?" Lirih Prilly.

"Lo tenangin dulu diri lo, baru kita pulang."

"Tapi gue maunya pulang sekarang!" Sentak Prilly.

Ali yang tak tega melihat Prilly menangis langsung memeluk tubuh gadis mungil itu.

Nyaman.

Itu yang dirasakan Prilly saat ini, sakit dihatinya sedikit hilang karena perlakuan Ali. Prilly yang tersadar langsung mendorong tubuh Ali, tapi Ali menahannya.

"Biarin kayak gini dulu, gue tahu lo butuh sandaran." Elak Ali yang semakin erat memeluk Prilly.

1 menit...

3 menit...

5 menit mereka berpelukan, tiba-tiba hujan mengguyur mereka. Ali dan Prilly hanya diam menikmati air hujan yang turun dari langit.

"Li mobil itu kok, gue kayak kenal ya." Ucap Prilly menatap lurus kearah mobil tersebut.

"Hah? Mana?"

"Yuk sini, gue tunjukin."

Prilly pun menuntun Ali ketempat mobil itu parkir, Ali yang tak percaya langsung menyelidiki.

"Prill!"

"Iya li? Gimana? Ini mobilnya bukan?" Cerocos Prilly penasaran.

"Iya Pril ini mobilnya, asik yuhuuuuuuu." Teriak Ali kegirangan.

"Yeyeye...yeyeye..." Teriak mereka berdua.

Saking gembiranya Ali dan Prilly berdua loncat-loncat didekat mobil itu, dan berpelukan serta berteriak tanpa malu.

Cup...

Prilly mencium pipi kanan Ali.

1 detik...

2 detik...

"Gue bahagia li, yuk kita bawa pulang mobilnya." Jelas Prilly.

Ali yang kaget menahan wajahnya yang memerah hanya bisa mengangguk tak percaya.

Jangan lupa vote dan coment :*

GalumpitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang