Part 6

359 33 8
                                    

Selama perjalanan, pandanganku hanya lurus ke luar jendela melihat suasana malam kota London. Sedangkan Louis, ia fokus pada jalanan. Hanya suara radio yang terdengar. Mataku melirik Louis sejenak yang sedang menyetir, lalu aku melirik jam yang melingkar ditanganku. Tak terasa ini sudah jam sembilan malam.

"Eh.. Lou," aku memanggilnya dengan pandangan padanya.
"Ya, kenapa El?" Jawabnya dengan tetap memfokuskan pandangannya kedepan.
"Sebaiknya kita ke restoran duapuluh empat jam saja" usulku.
"Memangnya kenapa?"
"Ini sudah jam sembilan lewat, aku takut sudah banyak restoran yang tutup". Ujarku
"Jam sembilan? Kenapa waktu berjalan sangat cepat? Oh aku yakin kakakmu sudah tiba dirumah. Apa kau masih lapar?" ucap Louis panjang lebar.
"Tentu, aku belum makan dari tadi sore" ucapku pelan.
"Oh astaga bagaimana jika kau mati kelaparan"
"Kau berlebihan Lou" aku terkekeh pelan.
"Baiklah bagaimana jika kita kembali ke McD saja?"
"Apa?! Bagaimana jika perempuan tadi masih disana?"
"Oh iya, Briana! Kalau begitu kita drive-tru saja. Nanti kita makan dirumahmu saja"
"Hmm... Baiklah"

--------------

"Mana chesee burger ku?" tanya Louis dengan memainkan handphonenya.

"Ada dikantungnya, ambil saja sendiri" ucapku yang bersandar di sofa sambil memakan chesee burgerku.

Kami membeli dua chesee burger dan dua fruit tea, tidak lupa kentang ukuran besar.

Aku mendengar Louis berdecak pelan. Louis mengambil makanannya lalu memakannya.

"Lou," yang dipanggil hanya bergunggam tidak jelas.
"Briana itu siapamu?" tanyaku yang tiba-tiba mengingat Briana.
"Dia mantan kekasihku saat SMA" ucapnya singkat sambil menggigit makanannya dan memainkan handphonenya.
"El! Apa kau mengenalnya?" tanya Louis sambil menunjukan sebuah foto perempuan dari layar handphonenya.
"Ya, aku mengenalnya, dia teman SMAku." ucapku santai sambil menyeruput minumku. Tiba-tiba wajahnya yang tadinya datar itu berubah menjadi berbinar.
"Benarkahhh??" tanyanya bersemangat. Ada apa dia?
"Hm.. Iya" sangat aneh dengan sikapnya.
"Kenalkan dia padaku! Siapa namanya? Dia kuliah dimana?-"
"Wow..wow..wow..wow... Tenanglah... Ada apa sebenarnya ini" ucapku terkekeh.
"Siapa namanya?" dia memajukan wajahnya dengan senyuman anehnya.
"Okay....okay namanya Danielle" ucapku lalu bangkit berdiri ingin membuang sampah. Louis juga ikut berdiri lalu berjalan mengikutiku.
"Danielle siapa? Apakah kau dekat dengannya?" ujarnya mengikutiku membuang sampah.
"Ingin mencari pengganti Briana eh?" dia hanya terkekeh pelan.
"Baiklah....aku akan tanya padanya kuliah dimana. Aku lumayan dekat dengannya" ucapku lalu kembali duduk di sofa.
"Yayyyyy terima kasih Ele!!! Kau baik!!" Ucap Louis meloncat ke sofa dan spontan langsung memelukku.
"Yaaa sama-sama lepaskan pelukanmu" aku berusaha merenggangkan pelukanya, tetapi ia malah merekatkan pelukannya. "Louiiii lepaskannnn" aku memukul-mukul lengannya "Ouuuch sakit El" dia berusaha membuat wajah kesakitannya. "Kau berlebihan" ucapku memutar mata.

"Dimana kakakmu? ini sudah jam sepuluh lewat" Louis mengendus pasrah.
"Aku tidak tahu, coba hubungi dia saja" ucapku seraya mengambil remote TV dan menyalakannya. Louis merogoh kantong celananya dan mengambil handphonenya. Louis mencoba menelepon Luke, sedangkan aku mengubah posisiku menjadi tiduran di sofa dan menyalakan TV. Tidak ada acara yang menarik, jadi aku memutuskan untuk menonton kartun Phineas and Ferb. Tidak lama kemudian Louis datang lalu duduk di samping tempat aku tiduran.

"Dia akan menginap dirumah pacarnya" Kata Louis sambil berjalan ke arah tempat aku tiduran. Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Louis mengangkat kepalaku menyuruhku untuk duduk.

"Ayolah Lou, aku mengantuk" ucapku duduk lalu melepaskan ikatan rambutku.

"Kau bisa tidur dikamarmu El" ucapnya bersandar pada sofa.

"Aku tidak bisa membiarkanmu di luar sendirian-"
"Berbaringlah disini" Louis menepuk-nepukan pahanya. "Tidak, tidak, aku tidak akan-" sebelum aku menyelesaikan kalimatku, dengan paksa ia memegang pundakku dan membuat kepala ku menyentuh pahanya. Mau tidak mau aku tetap mengikuti kemauannya itu.

"Lou, sebenarnya kau bisa pulang sekarang" ucapku masih dengan posisi sama.
"Tidak El.."
"Ayolah Lou... Aku sudah besar, aku bisa dirumah sendiri" ucapku gusar lalu ingin mengangkat kepalaku tetapi dengan cepat Louis menahannya dan mengembalikannya ke posisi awal.
"Tidurlah El" Louis mengusap pelan kepalaku dan menyandarkan dirinya ke sofa. Suara TV dan usapan tangan Louis dikepalaku membuatku mengantuk. Tidak lama mataku terpejam.

LUKE POV

TING...TONG...

"Halo, apakah kalian sudah bangun? Tolong buka kan pintunya" Ucapku sedikit kesal. Bagaimana tidak, sudah hampir dua puluh menit aku menunggu diluar tapi tak ada satupun yang keluar untuk membukakan pintu untukku.

"Heyy Lou!! Ele!! Apakah kalian didalam?!" ujar ku sangat kesal, berulang-ulang kali memencet bel dan mengetuk pintu namun hasilnya nihil.

Aku tersadar memiliki kunci rumah cadangan yang selalu ku bawa dan ku taruh di dasboard mobil. Aku pun segera kembali ke mobil. "Aha!" Seru ku kegirangan.

Aku berlari kembali dan membuka pintu 'ceklek'
Disambut pemandangan yang mengejutkan.

"Astaga..."

•••

Hi? Hi.
Sorry! Lama update nya :(

Semoga suka sama part ini!
Vomments pls, Dont be a Darkreaders ok?

-kan,key,zen,sam Xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRONG [l.t × e.c]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang