SORRY 2

3.6K 255 53
                                    

"Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow
One step closer"

"Jantung berdetak cepat
Warna-warna dan janji-janji
Bagaiamana cara 'tuk berani
Bagaiamana aku bisa jatuh
cinta
disaat aku takut
'Tuk jatuh
Tapi melihatmu berdiri sendiri
Semua keraguanku
Tiba-tiba hilang pergi entah kemana
Satu langkah lebih dekat"

SORRY

"Ya!! Im Yoona jangan gila, sejak kapan kau semurahan itu? Jangan lupakan tujuanmu hanya untuk mendapat maaf darinya, lalu apa sekarang? kau bahkan seperti orang bodoh yang selalu mengikutinya"

Rutuk Yoona pada diri sendiri, diacaknya rambutnya sesekali memukul kepala berharap mengeluarkan Siwon dari otaknya. Bisa gila dia jika Siwon terus berada disana dan terus menggodanya.

"Keluar kau dari sana Siwon"

Kembali Yoona memukul mukul kepala namun akhirnya dia menyerah, sepertinya nama itu terlanjur terdoktrin didalamnya. Sangat sulit untuk mengeluarkannya dari kepalanya.

"Baiklah terserahmu, jika tidak ingin keluar, berarti aku yang akan masuk, tapi tidak akan ku lepaskan lagi karena kau yang lebih dulu menolak usiranku"

Ucapnya lagi, Yoona kian dilanda rasa bersalah setelah mendengar mulut adiknya sendiri mengatakan bagaimana peran Siwon beberapa lama ini untuk menemani serta mengajaknya berolahraga.

Perasaan kalutnya semakin bertambah saat memikirkan kemungkinan jika Siwon tidak mendonorkan darah pada adiknya, dan meninggalkan perusahaan ayahnya yang bisa saja dicolabs kan Siwon jika dia berkeinginan, namun nampaknya pria itu kian sibuk mengurusi perusahaan itu sendirian tanpa bantuan siapapun kecuali sekertaris ayahnya, yang lumayan tau seluk beluk perusahaan, hingga tidak memiliki waktu untuk sekedar bertemu dengan Dokter yang diketahui Yoona sebagai kekasih Siwon.

uhhh, Yoona tidak ingin menyebut namanya.

Yoona berada diseputaran taman tempat dia pernah bertemu dengan Siwon. Masih hangat di ingitannya ketika dengan tegas mulutnya mengatakan pada Siwon jika dirinya membenci taman itu sejak saat itu, kemudian diralatnya setelah keraguannya muncul ketika seekor kucing mendatanginya memungkinkan Siwon tau jika ia benci binatang itu. Dengan sengaja dirinya mengatakan pada Siwon, jika dirinya menyukai kucing dan

-Apa kau takut pada kucing?-

-Tidak! Aku menyukainya dan aku juga menyukaimu-

Mitos kesialan yang sering dimunculkan seekor kucing mungkin akan bisa sedikit dipercayai Yoona.
Bagaimana tidak?
Ucapannya saat itu kini sedikit banyak telah dirasakannya. Meski mengaku belum sejauh itu setidaknya ketertarikannya sudah lumayan mengganggu pikiranya, hingga belakangan ini dia susah tidur tidak lagi karena tangis dan amarah mengingat kepergian orang tuanya, namun senyum meski sering diiringi teriakannya melihat Choi Siwon yang melayang layang di asbes kamarnya.

Secara tidak sadar Yoona selalu mensyukuri jika malam sudah berganti dengan pagi.
Itu berarti dia akan ke kantor dan bertemu pria itu. Melihatnya dekat dengan kesibukan monitor dan juga berkasnya. Meski tidak ada yang pernah bisa dilakukannya selain mengganggu serta mengusik ketenangan Siwon.

Yoona meradang kesal saat tau Siwon bukan sosok player seperti para pria pada umumnya, bukan tipe pria yang akan mudah di rayu dengan kata kata manis dan kecantikan fisik. Kata lumayan sulit tidak lagi cukup menggambarkan usaha Yoona yang selalu sia sia membuat Siwon sekedar merespon ucapannya. Bahkan sangat sulit dan itu membuat Yoona marah.

UNCONDITIONAL, Cinta Sang Malaikat Tanpa SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang