Jalan

34 4 2
                                    

Apapun yang terjadi aku tetap temanmu, tidak perduli seberapa dalam lagi kau gores hatiku.

Jika kau menginginkannya, maka akan aku berikan.

~Valda~
...............................................................

" Val kemarin sore aku lihat Levi keluar Gerbang sekolah. ini tidak wajar." kata Vanka sambil menyerumput es teh manis miliki Valda.

" hah? Wajar lah Levi keluar dari Gerbang sekolah, yang tidak wajar itu kalo dia Keluar dari gorong-gorong." Valda terkekeh mendengar perkataan Vanka yang tidak masuk akal.

"ih bukan gitu. kemarin itu magrib, sekolah udah sepi dan semua anggota Basket juga sudah pulang tapi kenapa Levi pulang setelah kak Shyla jemput. Firasatku bilang kalo Levi nungguin aku di jemput. bagus, berarti Levi suka sama aku dong yess." Vanka menggeprak meja kantin kuat seolah sudah memecahkan teka-teki. dan hasil suara gaduh yang Vanka timbulkan, semua mata penghuni kantin terarah pada satu titik, yaitu dirinya.

" Hey Levi kekantin.. Levi kekantin." teriak gadis-gadis maniak melihat Levi menuju kantin.

" astaga, levi disini..." seketika Vanka heboh dan gelagapan sendiri.

" Levi... AKU SUKA SAMA KAMU.."

Suasana berubah menjadi gaduh setelah seorang gadis dengan percaya diri tinggi mengungkapkan perasaannya di depan halayak ramai.

" eoh apa dia gila? " kata Vanka tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. Gadis itu sekarang tengah memeluk tubuh Levi sangat erat. sangkin eratnya Levi tak dapat berbuat banyak. walau sudah berusaha untuk melepaskan pelukan Gadis itu tubuhnya tetap menempel dengannya.

Sedetik kemudian, Vanka merasakan matanya memanas dan berair. sebelum butiran itu jatuh vanka buru-buru berlari meninggalkan kantin.

Dan dia pun menangis. Dibelakang gedung kelasnya, setidaknya di tempat ini tidak ada yang tahu kalo ia sedang menangis.
vanka ketahuan menangis.

" Sudah jangan menangis lagi. Cukup SMP saja aku selalu melihat matamu bengkak akibat terlalu sering menangisi Levi. tak lama lagi kita akan dewasa Vanka dan orang dewasa tidak boleh menangis." tangan lembut itu menyapus air mata yang membasahi wajah Vanka. menepuk lembut punggung dan mengusap lembut pucuk kepala Vanka. sentuhan tangan inilah yang selalu ada untuknya jika ia tengah bersedih seperti ini.

" Valda, rasa sakitnya kok makin parah? waktu SMP rasanya tidak sesakit ini, hiks hiks." tanpa Ba Bi Bu lagi Valda memeluk Vanka. Membiarkan orang yang sangat berarti baginya ini terisak di dekapannya.

Bodoh! kenapa kau dengan mudah menangisi orang itu Van

~ ••• ~

Vanka pulang bersama valda.

Mereka melewati jalan yang tidak terlalu besar tapi sangat teduh karna di tutupi oleh pohon-pohon yang tumbuh subur di pinggir jalan.

Valda mengurangi laju motornya, untuk menikmati suasanan yang sangat jarang di dapat di kota metropolitan seperti ini.

" Mulai sekarang jangan menangis untuk Levi! " nada Valda tidak seperi biasa.

" aku juga tidak mau menangis, tiba-tiba saja dadaku sesak, dan mataku memanas. " Vanka duduk dengan posisi tangan melingkar di pinggang Valda dan menempelkan kepalanya di punggung tegap laki-laki itu. Dia berbicara panjang lebar tapi tak ada tanggapan dari Valda.

" Van. Berhentilah sekarang sebelum kau lebih sakit nantinya."

Vanka tertegun dan langsung sedikit manjauhkan dirinya dari Valda.

" ahh sepertinya tidak bisa."

Tiba-tiba saja Valda menghentikan laju mototrnya. Dan berbalik menghadap Vanka, membuat Vanka terkejut.

" Vanka, aku hanya tidak mau kau sakit nantinya."

" ak aku akan baik-baik saja Valda, jangan pikirkan aku."

Perasaan apa ini, Vanka merasa hal aneh mulai terjadi.

Vanka tahu Valda pasti akan melakukan ini karna mereka bersahabat, tapi cara Valda berbeda sekarang.

" Valda, kamu tidak sedang sakit kan?" suhu tubuh Valda normal, tidak ada yang aneh. Jadi kenapa Valda bertingkah aneh hari ini.

....................................

Maaf alur ceritanya aneh,

Next part di usahakan lebih baik lagi..

Thanks for

MournfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang