Aku menatap jam dinding bermotif Stitch, menunjukan pukul 10 pagi. Aku terus menatap jam dinding, seperti ada sesuatu.
"Ada janjian sama Angel!" Teriakku, aku segera bersiap-siap untuk ke Coffe famous.
Setelah selesai bersiap, aku keluar kamar dan meminta izin ke mba Nem. "Mba aku pergi main ya, gatau pulang jam berapa!" Teriak ku dari bagasi, entah kedengeran atau tidak.
"Mau kemana neng?" Pa Oman berdiri siap disebelah mobil orang tuaku, aku segera berjalan ke arahnya setelah selesai memakai sepatu.
"Ke Coffe Famous ya pa." Kataku, aku memasuki dalam mobil dan duduk dibangku penumpang tengah, tanpa bertanya lagi dimana Coffe Famous Pa Oman melajukan mobil.
30 menit perjalanan yang macet, akhirnya aku sampai di Coffe Famous waktu menunjukan pukul 11.00. Aku membuka pintu Coffe Famous, melihat sekeliling dimana teman-temanku.
"Aurel!" Namaku terpanggil, akupun menoleh ke sumber suara. Aku melihat teman-temanku berada di sebuah meja bareng 5 cowok, cowoknya tidak begitu jelas.
"Sini, jangan disitu mulu!" Teriak Angel, aku segera menghampiri mereka dan kini wajah 5 cowok itu mulai jelas.
Aku lupa namanya, intinya aku mengenal 5 cowo itu. Berpikirlah Aurel, jangan tidur mulu yang dipikirkan.
"Ini Aurel temen gue yang telat itu." Angel menunjuk ke arahku, aku tersenyum. Dan baru ingat dia adalah Alvaro Maldini member CJR yang akan Vacum 4 tahun. Menyedihkan.
Entahlah apa mereka bersatu apa tidak, 4 tahun sangat lama. One direction vacum 1 tahun saja, sudah banyak berita mereka akan bubar dengan membernya yang sibuk dengan new karier.
"Reval, Enry, Evan dan Fajar." Ucapku sambil menunjuk ke arah orang yang aku sebut satu-satu.
"Kenal gue ternyata." Enry terkekeh, aku hanya tersenyum malu.
"Olivia Aurrllia." Kataku menjabat satu persatu 5 lelaki itu, mereka membalas jabatanku. Mereka baik.
"Gue manggil lo apa nih?" Enry menyeruput minumannya itu, kini kami satu meja dengan 5 lelaki itu.
"Aurel boleh, Olivia boleh. Terserah aja." Kataku senyum.
"Gue panggil lo livia!" Evan menunjuk ke arahku dengan jari telunjuknya itu, aku kaget sehingga mundur 3cm dari posisi semula.
"Sorry." Jeda Evan, "gimana lo setuju engga panggil dia livia?" Evan menatap sahabatnya satu persatu.
"Setuju!" Ucap Enry, Evan dan Fajar berbarengan. Aldi hanya mengangguk setuju tanpa mengeluarkan kata satupun.
Enry, Evan, Fajar dan Reval menatapku sekilas lalu berbisik entah itu apa, sedangkan Aldi terus menatapku dengan senyuman miring.
"Lo dilirik sama Aldi mulu, engga ngedip lagi dia." Bisik Angel tepat ditelingaku. "Malu sumpah." Balasku.
"Ald, jangan diliatin mulu awas naksir." Aldi tersenyum lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Aurel! Photo kita dong, tolong." Adel sudah menyodorkan ponselnya depan dadaku, aku segera meraihnya.
"Lo engga ikut photo?" Aldi menatap ke arahku heran. Mungkin dia berpikir ; Cewek ini aneh, biasanya orang kalau bertemu artist akan histeris meminta photo.
Nyatanya aku biasa saja dengan Aldi, dari aku masuk ke cafe ini dan angel memanggilku hingga aku bersama mereka sekarang. Aku belum meminta photo bareng Aldi.
"Nan--"
"Pelayan!" Pelayan datang ke arah kami, karena Aldi memanggil. Aldi memotong perkataanku.
"Tolong photoin kita ya." Jeda Aldi, "Kasih hpnya liv." Seru Aldi, Aku menyodorkan Ponsel dari Adel.
"Makasih mas." Aku dan yang lain berterimakasih setelah selesai photo, pelayan itu segera pergi dan melanjutkan tugasnya lagi.
"Kalian engga photo bareng?" Tanya Reval, aku dan aldi saling menatap. Mencari jawaban. Entahlah.
"Sama kaka Aldi loh, member CJR lagi. Barangkali next time susah buat photo bareng."
"Temen lo aja masih belum puas photo sama Aldi, gimana sih."
Mereka semua membujuk ku untuk berphoto dengan Aldi, dan Aldi hanya menatap ponselnya.
"Kita duluan ya, lain waktu bisa ketemu lagi." Pamit Evan, kami hanya menjabat tangan.
Kalau gue sama lo jodoh, gue dan lo dipertemukan tidak dalam satu perjanjian.
Perkataan Aldi selalu teringat dipikiran ku sekarang, dia berbisik kepadaku ketika berpamitan pulang. Mendengar perkataan nya kadang heran, dan juga senyum-senyum sendiri.
"Aldi ngeliatin lo mulu astaga Aurel, guenya kapan." Comel Angel, Angel termasuk golongan Fans tergila-gila pada CJR.
"Mimpi mulu lo." Timpal Adel dan menoyor kepala Angel. Aku dan Dean tertawa dengan sifat mereka, mereka selalu begitu.
Angel yang tidak terima dengan kelakuan Adel padanya, "Engga sopan!"
"Udah ya kali," Tegur Dean, aku hanya menggelengkan kepala. Pusing.
"Lo engga risih apa diliatin kaya gitu?" Tanya Adel, "50% ya 50% engga." Kataku memeletkan lidah.
"Masa iya risih diliat sama cogan, di idolain banyak cewek." Adel menatapku lalu tersenyum kemenangan pada Angel.
***
100% or 100° cerita di part 1 ini berubah, dan di cerita ini aku ganti jadi sudut pandang dari Aurellia Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Him - Alvaro Maldini
Fanfiction-SLOWUPDATE- Semuanya berawal dari Coffe Famous, Aku menyukainya bukan karena dia artis member boyband terkenal di Indonesia. Aku menyukainya juga bukan berstatus mengidolakan, tapi aku menyukainya sebagai Aldi dibelakang panggung. 'Lucky Fans' ~Jan...