Chapter 9

162 5 3
                                    

Aldi

Gue dan Aurel mulai memasuki wilayah Starbucks, dan gue liat Iqbaal dan Zidny udah nunggu.

"Kurang 5 menit babe."

"Filmya mulai jam 9 nih, jadi mau kemana?" Iqbaal mengalihkan pandang dari hp lalu menatap gue.

Kita (read;zidny,iqbaal,gue,aurel) sempet rundingan dan ada beberapa pertengkaran karena beda pendapat.

"Kalau main dulu, nanti nonton nya sepi. Gak seru." Pendapat dari Iqbaal.

"Ya kali, mending nonton aja dulu. Kalau main dulu, nanti gak puas karena buru-buru mau nonton." Timpal Aurel.

Tapi , akhirnya kita menuju bioskop terlebih dahulu.

"Udah beli ticketnya baal?"

"Udah kok, ada di zee." Zidny mengeluarkan ticketnya dari tas selempang nya.

"Eh yang studio 3 udah dibuka, mau pesan popcorn sama minumannya disini atau di dalem?" Tanya zidny setelah melihat antrian ramai di bagian pesan makanan.

"Dalem aja lah ya."

Kami memasuki studio 3 di bangku E4-7, suasana bisa dibilang engga terlalu banyak dan sedikit sih.

"Lo mau popcorn caramel atau asin?" Kata gue ke Iqbaal, Aurel dan Zidny sebelum manggil pelayan.

"Mas!" Teriak gue.

"Pesen paket dong, rasa caramel 2 dan asin 2." Lanjut gue.

Pelayan memberi yang gue pesan tadi lalu gue membayarnya.

"Horror?" Aurel menengok ke arah gue dengan mengangkat satu alis.

Gua mengangguk.

"Iqbaal yang minta nih." Timpal zidny.

"Yakin lu baal? Lu aja duduk sebelahnya kosong."

"Yaudahlah ya udah masuk, kalau takut meluk gue aja." Gue tersenyum.

"Situ modus."

Filmnya dimulai.
Selama nonton gua, Iqbaal, Aurel dan Zidny diem aja. Tapi sekilas gua ngelirik ke aurel dan iqbaal, karena mereka berdua penakut.

Tapi mereka biasa aja, gak nutup muka kalau ada scene horror nya atau menutup telinga nya.

"Tumbenan lu gak takut." Ucap gue, karena ini hal yang harus pertanyakan.

"Biasa aja, buat apa takut?" Aurel menjawab pede, matanya tetap focus ke layar bioskop.

sedangkan gue focus ke Aurel bukan ke film.

Selesai nonton gue sama yang lain cuma keliling mall doang.

"Ald gue pulang duluan ya, udah malem." Pamit Iqbaal.

"Yoi." Ucap gue.

"Duluan ya rel, aldi." Kata Zidny. Iqbaal sama Zidny perlahan hilang dari hadapan gue.

"Pulang atau mau kemana lagi?" Kata gue, yang sembari tadi berdiri tanpa tujuan.

"Gue pengen ice cream ih."

Authour

Aldi bersama Aurel berjalan menuju Baskin Robbins yang tidak begitu jauh dari posisinya tadi.

Karena Aurel menyukai hal yang berbaut strawberry jadi Aldi memeasan yang berbaut strawberry.

"Berbaut strawberry datang!" Aldi menyodorkan ice cream milik Aurel.

"Makasih aldi." Aurel meraihnya dari Aldi.

----
Kalau ada yang typo kalian comment aja ya, dan ini cerita belum gue baca ulang lagi.

Dan ini part 9 ini gak terlalu panjang, so...

Kalau suka vote, and bantu vote comment juga! ^.^

Love Him - Alvaro MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang