Aku melihat Aldi celingak celinguk dikasir yang menunggu pesanannya, Aku segera melambaikan tangan ke arahnya untuk memberi tahu keberadaanku.
Aldi memberi isyarat dia akan kebangku nanti, Aku mengacungkan Jempol sebagai jawaban.
"Angel!" Divya menatapku sinis, dia sudah berada disebelahku sekarang. Suasana sudah tidak baik sekarang, siap.
Aku menoleh dan menaikan satu alisnya, apa.
"Kenapa lo berdua ninggalin gue? Udah kaya anak ilang tau gak." protes Divya, kedua tangannya dipinggang lalu menatap Aku dan Angel kesal.
"Gue lupa." ucapku dan Angel serempak, cengir.
"Eh Angel ngajak gue, dia aja maksa." Lanjutku, "Gue engga denger kalau lo mau izin ke toilet."
Divya menatap ke arah Angel sekarang meminta jawaban. Angel dan Aku duduk bersebelahan sedangkan Divya dan Aldi berhadapan dengan Kami, oh iya Aldi sedang focus bermain ponselnya sekarang. Sebelumnya dia menatap kami bertiga jika diantara kami berbicara lalu menggelengkan kepala.
"Oke gue jelasin, tarik nafas dulu lo nya kasian." ucap Angel santai.
Divya meraih minuman Angel lalu menyedotnya hingga setengah botol. Angel mendengus kesal, tapi dia langsung menarik nafas dan membuangnya pelan supaya amarahnya terkendali.
"Gue kebelet kepengen main game, di kafenya juga bosen." Divya menaikan satu alisnya untuk Angel menjelaskan lebih detail.
"Lo izin ke toilet bentar gue denger kalau Aurel emang enggak denger, tapi sumpah demi apapun gue lupa." Lanjut Angel. "Tamat."
"Udah intinya jangan diulangin lagi, kasian kan dia." Aldi angkat bicara, Senyuman Divya mengembang.
Dalam sekejap senyumannya lenyap setelah melihat pesan dari ponselnya.
"Kok lenyap?" tanyaku.
"Gue suruh pulang, bokap emang enggak pengertian lagi capek juga gara-gara nyariin lo berdua." Divya menghela nafas lalu bangkit dari bangkunya.
"Hati-hati! Kalau jatuh teriak aja." ucap Angel, Divya menoleh dan menaikan alisnya.
"Barangkali doi lo dateng nolongin, kan lumayan." Timpalku cengir. Divya tertawa lalu segera pergi.
"Aldi." Aldi menoleh lalu menatap Angel dan menaikan satu alisnya. Angel memecahkan keheningan semenjak Divya pergi dari Kafe.
Angel menggeleng, "Enggak jadi deh." Aku dan Aldi dengan rautan wajah heran, "beneran enggak jadi."
Aldi ber-oh ria. "Liv, lo di datengin comate sama Alovers enggak?"
Aku mengangguk, "Iya, tapi enggak tau berapa kali. Banyak deh, mereka bilang gue sama lu itu cocok."
"Emang bener kalian cocok, gue aja setuju." Timpal Angel.
"Aldi nyebelin."
"Sebelum berdebatan terjadi mending Livia jawab pertanyaan gue, ngelanjutin deh." Aldi segera bertindak.
Aku geli sendiri kalau bercerita bertemu beberapa Comate yang menghampiriku tadi, Aldi malah tertawa.
"Waktu gue di Kafe sebelum lu jemput atas panggung, kan ada beberapa Comate ngehampirin gue bilang gini ; Ka Aurel kenapa enggak disana, supaya Aldi nambah semangat. Gue jawab facta ; sebelum Aldi kenal gue aja, dia udah semangat kali kalau tampil. Itu ekspresi Comate yang nanya ke gue rautan wajahnya langsung bete dan malu gitu, diketawain sama temen-temennya."
"Tapi gue jawabnya kalem gitu, setelah bicara kaya tadi langsung senyum enggak ketawa sumpah." Lanjutku.
"Terus ada lagi waktu dikasir, beberapa Comate ngehampirin terus wajah Aurel ini pelanga pelongo pao." Timpal Angel diikuti dengan tertawa.
"Apaan sih Angel, gue beneran engga tau. Gue enggak ada janjian kan aneh, tiba-tiba rame gitu. Kaya gue di buat masalah."
"Iyalah lo buat masalah." ucap Aldi. Aku menaikan satu alis, "kenapa gue?"
Angel beranjak dari bangkunya lalu pindah duduk didekat Aldi, "Karena lo udah berhasil masuk ke dalam hati Aldi, dan lo ngalahin milyar orang."
Aku menginjak kaki Angel sekuat tenaga, "Lucu ya haha, lucu banget. Udah bikin gue panik tadi, malah mainan."
"Yah baper kan, lo sih Ald." Angel dengan cepat menuduh Aldi dan tertawa.
"Eh lo yang bilang, kenapa gue." tuduh Aldi cepat kepada Angel.
"Yang penting hati lo enggak dimainin kali, santai aja. Stay cool." ucap Angel.
Terlalu santai nanti lupa lagi kalau lagi dimainin. Batinku.
***
Kami sedang menungguTaxi untuk ke Apartment ku, rencananya kami akan ke Dufan sambil menunggu waktu.
"Angel, lo engga bawa pacar lo? Nanti jadi nyamuk loh. Gue mau berduaan sama Aurel." ucap Aldi genit.
"Kan gue habis nonton Inbox gimana sih, kadang lucu deh." jawab Angel.
"Ya udah ajak supaya lo enggak jadi nyamuk nanti, kan repot sendiri gue nya." Kekeuh Aldi.
Angel membuka layar ponselnya lalu menghubungi seseorang, entahlah itu siapa yang aku tahu bahwa Angel belum mempunyai pacar.
"Lo masih punya masker yang lo pake di acara Inbox gak?" Aku menoleh lalu mengangguk.
"Gue minta dong." ucap Aldi.
Aku mengambil masker yang dimaksud Aldi lalu memberikannya.
Aldi meraih maskernya, "Makasih ya." ucap Aldi tersenyum.Dalam Taxi.
"Iqbaal sama Zidny di ajak gimana?" Kata Aldi."Boleh tuh, bangkiki juga kan?"
"Bangkiki tadi bilangnya ada acara keluarga, gue kabarin iqbaal dulu ya." ucap Aldi. Aldi menatap ponselnya lalu menghubungi Iqbaal.
"Hallo baal?"
"Kenapa Ald? Gue udah dirumah nih."
"Gue mau ke dufan nih bareng Aurel, kan Bang Kiki ada acara. Lo mau ikut?"
"Engga tau deh, jam berapa?"
"Lo mau ikut apa engga, masih rencana kalau masalah waktu. Lo ajak Zidny aja."
"Oke deh, gue kabarin lo kalau mau ikut sama Zidny. Lo chat gue jam nya ya, gue tunggu."
Skip Apartement Aurel.
"Zidan udah gue kasih tau suruh ke apartemen lo" ucap Angel."Iqbaal mau ketemuan nya disana jam 11am" ucap gue.
Gue sama Angel berasa habis ngelakuin misi terus lapor hasilnya gitu.
Maaf baru next, sering2 vote, comment, dan follow ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Him - Alvaro Maldini
Fanfiction-SLOWUPDATE- Semuanya berawal dari Coffe Famous, Aku menyukainya bukan karena dia artis member boyband terkenal di Indonesia. Aku menyukainya juga bukan berstatus mengidolakan, tapi aku menyukainya sebagai Aldi dibelakang panggung. 'Lucky Fans' ~Jan...