"Hyung, aku lapar.."
Jimin menatap anak kecil di hadapannya yang sedang memegangi perutnya dan ia memandangi sepotong roti yang ada di genggaman Jimin. Sebenarnya Jimin pun juga merasakan hal yang sama, ia lapar. Tetapi rasa lapar itu sirna seketika karena dikalahkan oleh rasa iba. Akhirnya ia memberikan roti yang dimilikinya.
"Ini, ambilah." Ujar Jimin seraya memberikan rotinya. Anak kecil itu menatap Jimin dengan mata yang berbinar. "H-hyung? bolehkah?"
"Hmm, hyung tidak lapar. Siapa namamu?" Tanya Jimin.
"Namaku Taeoh. Hyung?"
"Kau bisa memanggilku Jimin hyung." Ucap Jimin seraya tersenyum.
"Ekhm."
Suara dehaman itu membuat senyum Jimin hilang, ia mengenali suara itu. Suara bosnya. "Park Jimin." Panggil bos nya dengan suara bass yang terdengar sangat menakutkan.
"Y-ya?"
"Sudah berani kau rupanya menjadi pahlawan kesiangan?"
Jimin membulatkan matanya, rupanya bosnya telah memperhatikannya sejak tadi dan ia tak menyadarinya. "A- aku hanya- AAKHH!!"
Sebelum Jimin menyelesaikan kalimatnya, bos menarik surai hitam Jimin dengan sangat keras. Jimin hanya bisa menjerit dan memejamkan matanya. "AKHH l-lepas.. kumohon maafkan aku."
"MAAF?!" Ujar bos itu geram, lalu ia menampar Jimin hingga pipinya kemerahan. Lelaki bersurai hitam hanya bisa memegangi pipinya yang sangat perih, air matanya lolos begitu saja.
"Kau menangis?!? lemah!" Lalu bos menendang perut Jimin sampai ia tersungkur di sudut ruangan, dan bos pergi begitu saja meninggalkan Pemuda bersurai hitam yang sedang berusaha menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"Hyung.. apa kau baik-baik saja?" Tanya Taeoh seraya menghampiri Jimin, dan hanya dibalas anggukan oleh Jimin.
"Maafkan Taeoh, hyung. Karena aku hyung menjadi seperti ini." Ucap Taeo, tetapi pandangannya fokus kepada kedua ujung kakinya, ia tak berani menatap manik hitam milik Jimin.
"Hyung baik-baik saja, Taeoh." Ucap Jimin kemudian mengusap surai kecokelatan milik Taeoh dengan lembut.
Masih banyak perlakuan kasar yang Jimin terima selama ia di black market. Semua itu pelahan membuat mental Jimin jatuh dan kembali menjadi bocah berusia sepuluh tahun.
Bisakah Jimin terbebas dari kehidupan di black market?
prev next chapter.
"Park Jimin, 17 Tahun, Dulu ia bersekolah di BIG Senior High School, dan ia memiliki mental seperti bocah berusia sepuluh tahun. Apa kau tertarik?" Tanya bos pada pria bersurai pirang yang duduk di hadapannya.
Pria itu mengusap dagunya.
"Bawa ia padaku."
YOU ARE READING
Black Market
FanfictionJimin lelaki ceroboh dan lugu tak menyadari jika dirinya telah di jual di Black Market, perlakuan kasar dari karyawan Black Market membuat mental Jimin menjadi anak berusia 10 tahun. Bisa kah ia kembali pada kehidupan pertamanya yang bahagia dan men...