Jimin fokus pada buku gambar di hadapannya, di wajahnya terukir senyuman.
"Rautan."
Bibi Jung mengambil sebuah rautan dan memberikannya pada Jimin. Tapi Jimin malah memberikan pensilnya pada Bibi Jung. Sambil meraut pensil, matanya melirik buku gambar.
"Aigoo, lucunya. Siapa itu?" Pujian darinya membuat senyuman Jimin semakin merekah.
"Jimin, Yoongi Hyung."
"Ah.. begitu. Bibi sebentar lagi akan pulang, jika kau lapar kau bisa mengambilnya di meja makan. Bibi sudah menyiapkan untukmu."
Jimin mengangguk sebagai respon.
Sepeninggalnya Bibi Jung, Jimin semakin bosan dengan kegiatannya. Mungkin semangkuk keripik kentang akan membuatnya lebih senang.
Satu suap
Dua suap
'Ting tong'
Bel apartemennya berbunyi, astaga ini baru jam 12. Yoongi hyung benar-benar menepati janjinya.
"Hyuuung!!" Ucapnya sambil membuka pintu.
Senyuman di wajahnya luntur.
"P-pergi!" Ucapnya dengan ketakutan, perlahan kakinya melangkah mundur.
"Jim dengarkan aku kumohon." Ucap lelaki itu seraya berusaha meraih tangan lelaki yang lebih mungil.
Jimin menggeleng, "T-tidak! Taehyung."
"Kubilang berhenti, Jimin! Berhenti!"
"Tida-AAKHHH"
Sebuah lampu gantung jatuh tepat di atas kepala Jimin. Dan sekarang ia tergeletak dengan pecahan kaca yang berserakan dan juga-
Darahnya.
Taehyung mematung, otaknya seperti tidak bekerja. Ia begitu terkejut dengan semua ini.
"APA-APAAN INI?!?!"
Taehyung menoleh, shit.
Yoongi datang.
"Sialan kau!" Ujar Yoongi dengan rahang yang mengeras kemudian melayangkan sebuah tinju telak di pipi kanan Taehyung. Memberinya pukulan terus menerus, Yoongi seperti orang yang kesetanan.
"A-akhh ampun, h-hyung kumohon hentikan."
Telinga Yoongi telah ditutupi oleh iblis yang merasuki tubuhnya.
"H-hyung hentik- AAKHH. Kau lebih baik membawa Jimin ke rumah sakit sekarang."
Mendengar ucapan Taehyung, ia menghentikan aksinya. Nafasnya terengah-engah. Segera ia menghampiri Jimin yang tergeletak tak berdaya.
"Jimin, bangunlah." Ucapnya sambil menepuk kedua pipi gembul Jimin.
Tidak ada respon, dan itu membuat Yoongi semakin frustasi.
Tanpa berpikir panjang Ia menggendong Jimin kemudian membawanya menuju rumah sakit.
"A-aku ikut." Ucap Taehyung.
"Terserah."
YOU ARE READING
Black Market
FanficJimin lelaki ceroboh dan lugu tak menyadari jika dirinya telah di jual di Black Market, perlakuan kasar dari karyawan Black Market membuat mental Jimin menjadi anak berusia 10 tahun. Bisa kah ia kembali pada kehidupan pertamanya yang bahagia dan men...