"Aku ingin kau membersihkan tubuhmu."
Jimin membuka matanya perlahan, "T-tapi hyung.."
"Tidak ada bantahan! Cepat bersihkan tubuhmu. Aku akan membuat bubur." Ucap Yoongi final lalu meninggalkan Jimin yang terbaring lemah di ranjangnya.
Satu langkah
Dua langkah
Tiga langkah
Dan tiba tiba saja Yoongi menghentikan langkahnya dan mematung di dapurnya. Ia baru menyadari jika dirinya sangat payah dalam mengolah makanan. Kemudian ia mengambil ponsel pintar nya dan mencari bagaimana cara membuat bubur yang baik dan benar. Demi Jimin, apapun ia akan lakukan.
.
.
.
Jimin mengambil handuk dan mengeringkan surai oranyenya yang masih basah, hidungnya mencium sesuatu yang-
Seketika ia mengingat sesuatu.
.
.
.
.
.
"Aku akan membuat bubur."
.
.
.
.
.
"Yoongi Hyung!"
Teriak Jimin kemudian ia berlari ke dapur, disana ia melihat hyungnya yang terdiam mematung melihat dapurnya yang terbakar.
"H-HYUNG! API!"
Segera Jimin mengambil alat pemadam dan menyemburkan busa putih itu dengan amatirnya. Dengan usaha dan kerja kerasnya, api itu berhasil padam.
"Huft." Ucap Jimin seraya menyeka bulir keringat yang mengalir di dahinya. Lalu Jimin menatap Yoongi di sampingnya. mengapa hyungnya tak bergerak sedikitpun sedari tadi? Apa hyung nya mati berdiri? Itu lah kira-kira yang otak polos Jimin pikirkan.
"Hyung?"
Tidak ada sahutan.
"Hyung? Apa kau baik-baik saja?"
Yoongi tetap mematung di tempatnya.
Jimin menghela napasnya kasar, "HYUNG?!"
"Pakai, pakaianmu Jimin. Kita akan makan malam di luar. Dan ingat, jangan pernah memadamkan api tanpa sehelai benang di tubuhmu."
Kali ini Jimin yang terdiam, perlahan pandangannya turun untuk melihat tubuhnya. Wajahnya memerah semerah tomat. Segera ia berlari ke kamarnya untuk memakai pakaiannya. "HYUUUUNG!"
.
.
.
.
"Kau ingin makan apa?" Tanya Yoongi.
"Tidak ada." Jawab Jimin singkat, pandangannya fokus pada jendela di sampingnya. sungguh! Ia sangat pusing sekarang, ditambah lagi dengan hole nya yang terasa sangat perih. Lelaki bersurai oranye tak ingin memakan apapun sekarang. Ia hanya ingin beristirahat di kamarnya.
"Tetapi kau harus mengisi perutmu."
"Aku tak ingin apapun, hyung."
"Jangan membantahku!" Bentak Yoongi seraya memukul setir mobilnya.
YOU ARE READING
Black Market
Fiksi PenggemarJimin lelaki ceroboh dan lugu tak menyadari jika dirinya telah di jual di Black Market, perlakuan kasar dari karyawan Black Market membuat mental Jimin menjadi anak berusia 10 tahun. Bisa kah ia kembali pada kehidupan pertamanya yang bahagia dan men...