Datangnya Itachi

2.1K 77 18
                                    

How to marry Sakura

Di suatu hari yang terik, dua sejoli sedang duduk santai di sebuah kedai ramen terkenal, Ichiraku, sembari memakan ramen pesanan mereka. Terkadang terlihat guratan serius dari wajah mereka ketika beberapa kali mereka menghentikan kegiatan makan itu dan lalu berbicara. Sepertinya dua pemuda ini sedang membicarakan hal yang tidak main-main.
"Hei Dobe." Panggil seseorang pria emo pantat ayam yang bermanik hitam kelam. Seseorang di sampingnya yang merasa terpanggil pun menghentikan kegiatan makannya dan menoleh,
"Aphfa sachshukyeh?" Ucapnya yang masih berusaha mencerna makanan di mulutnya.
"Dasar Naruto bodoh! Telan dulu makananmu baka!" Tegur Sasuke yang sepertinya tidak jijik sama sekali dengan tingkah sahabat nya itu. Ya walau bagaimanapun mereka telah saling mengenal semenjak kecil, mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Back to story..

"Nee gomen Teme, tadi kau mau bicara apa?"
"Itu.." "Anoo..." "Duh..." Sasuke terlihat kebingungan.
"Jangan bertele-tele Sasuke-teme!"
"Diam Baka, aku sedang berusaha menyusun kata!"
Dan oke baiklah disini Naruto memutuskan dengan sangat setia menunggu beberapa kalimat, atau mungkin sepatah kata sulit yang harus di ucapkan Sasuke. Awalnya dia berniat untuk kabur, tapi ketika Sasuke melihat bahwa kakinya telah mengambil ancang-ancang, mata kanan Sasuke sudah siap untuk memberikan amaterasu kepada sahabat tersayangnya ini. Naruto yang peka pun mengurungkan niatnya, demi menjaga keutuhan jiwa dan raganya untuk sang tunangan tercinta, Hyuuga Hinata.
Detik demi detik berlalu, super sekali rasanya Naruto harus membetahkan diri bersama Sasuke yang masih membungkam mulutnya dari setengah jam yang lalu.
'Aku menyesal menerima tawarannya makan ramen bersama kemarin.' Batin Naruto.
"Hm.." Sasuke mulai bergumam tidak jelas. Kurasa sebaiknya ia sekarang ku antar ke rumah sakit jiwa Konoha saja, nampaknya kejiwaannya memang sedikit terganggu.
"Yoo Sasuke Teme, kau membuang waktuku terlalu banyak! Aku harus kerumah Hinata sekarang!" Ucapku sembari pura-pura ngambek.
Sasuke menyeringai senang. Akhirnya tanpa perlu bersusah payah merangkai kata, Naruto sudah mengatakannya. Jadi ia tinggal mengarahkan jalan cerita saja.
"Memang kau ada hubungan apa dengan Hinata?" Tanya Sasuke datar pura-pura tidak tahu.
"Oh ayolah Teme, kau satu-satunya saudaraku bahkan tidak tahu?" Rajuk Naruto.
"Hn."
"Oh kurasa kau harus menghilangkan sifat 'Hn' mu itu atau Sakura akan berpaling." Goda Naruto.

Sasuke POV

Tanpa ku sadari guratan tipis berwarna merah muda sukses menghiasi kedua pipi yang berwarna bak porselen milikku. Ternyata Naruto menyadarinya.
"Ada yang sedang salting, eh?" Goda nya lagi sembari menyikut bahuku. Ku rasakan diriku mulai kalang kabut. Ya ampun ini sangat tidak Uchiha sekali. Pasti Nee-chan menertawakanku di alam baka sana.

Di alam baka..

"Hatchi!" Bersin seorang pria.
"Hei Itachi kau sedang flu?" Tanya seorang wanita cantik bersurai raven.
"Tidak kaa-san, entahlah mungkin Sasuke baka ototou itu sedang membicarakanku." Tebak Itachi. Mikoto pun hanya menggelengkan kepala.
"Hei Itachi, berkunjunglah ke tempat adikmu sekali-sekali, kita klan Uchiha kan memiliki mata spesial, pasti dia melihatmu. Apa lagi dia memiliki rinnegan, pasti jadi lebih peka." Ujar ayahnya.
"Nee baiklah Tou-san, akan Itachi pikirkan."

Back to alam nyata di Konoha..

"Jangan mengalihkan pembicaraan Dobe, kau jawab saja pertanyaanku." Ucapku dingin.
"Baik-baik aku mengalah. Kau memang keras kepala sekali Sasuke. Aku sudah bertunangan dengan Hinata, dan jika lancar seharusnya 2 minggu lagi kami menikah." Jelas Naruto.
"Bagaimana cara kau melamarnya?" Tanyaku yang mulai tertarik pembicaraan. Bagaimana tidak? Aku memerlukan informasi tentang hal ini untuk menculik secara resmi Sakura dari keluarganya. Aku tidak mau terlalu lama berfikir dan membuatku menjadi 'orang tertampan di Konoha yang merupakan perjaka tua.' Oh setidaknya aku ingin melewati aniki yang bahkan tidak pernah mementingkan suatu hubungan.
"Jawab Naruto." Kataku tegas.
"Eeh itu rahasia." Jawab Naruto yang seketika sudah menghilang. Sepertinya dia menggunakan jurus yang diturunkan oleh ayahnya.
"Cih dasar Dobe." Gerutuku.
Akupun kesal, kepada siapa lagi aku harus bertanya? Satu-satu nya orang yang paling berpengalaman hanya dia seorang. Oh astaga bahkan dia akan menikah dan mendahuluiku yang jauh lebih tampan. Cih rasanya ingin ku kutuk darah Uchiha sialan ini.
Setelah puas menggerutu tidak jelas yang sampai membuat paman Teuchi geleng kepala dan membatin,'sejak kapan Uchiha bisa se frustasi ini?', akupun membayar tagihan Ramen Naruto dan diriku, akupun segera menggunakan Kamui untuk berpindah langsung kerumah. Buat apa harus jalan kaki kalau punya kekuatan berpindah tempat? Hanya membuang waktuku saja.
Ku istirahatkan tubuh lelah ku di kasur kesayanganku. Sebenarnya bukan tubuhku yang lelah, namun hatiku. Dengan frustasi ku ambil foto tim 7 sewaktu genin dulu yang terletak disebuah meja kayu disamping tempat tidurku.
"Maafkan aku selalu membuatmu menunggu." Lirih ku sembari mengusap wajah gadis kecil bersurai gulali yang kini sudah tumbuh dewasa.
Tanpa ku sadari, bayangan seorang pria dewasa sudah berdiri di dalam kamarku. Memandang keanehanku dengan seringai yang membuat orang akan berfikir sepertinya-aku-akan-sial jika melihatnya.
"Aa, rupanya my baka Ototou sudah berhasil jatuh cinta, hm? Siapa wanita tangguh yang berani membuat seorang Uchiha Sasuke sampai terpikat?" Ujar pria misterius itu.

Normal POV

"Hatchi!" "Eh perasaan aku sudah hampir tertidur, mengapa aku bersin? Ah sudahlah mungkin kamarku sedikit berdebu, besok pagi akan ku bersihkan." Heran Sasuke dan lalu melanjutkan acara tidurnya.
Itachi yang rupanya sedang berada dikamar Sasuke pun sweetdrop. Oh ayolah Sasuke, kamarmu sudah terlalu bersih untuk dibersihkan kembali.
Dengan kesal Itachi menendang pantat Ototou nya itu. "Bangun." Tegur Itachi datar dan nampaknya itu tidak mempan. Astaga sepertinya ke-Uchiha-an nya perlu diragukan. Selain tidak mudah dibangunkan bahkan dia tidur sambil membuat sebuah pulau di bantalnya. Oke Itachi pun mulai kehabisan kesabaran.
"WOI SASUKE MY BAKA OTOTOU SAYANG BANGUN! APAKAH KAU SETULI INI JIKA SEDANG JATUH CINTA, HM?" Teriak Itachi yang sebenarnya sangat tidak Uchiha. Oh sepertinya kau dan Sasuke sama saja, Itachi.
Sasuke yang terkejut mendengar sebuah suara pelan. 'Yaampun sepertinya aku harus membawamu ke dokter THT, Sasuke.' Batin Author *dibogemreaders
Oke ralat, sebuah teriakan pun segera bangun. Spontan ia melirik jam yang terletak di sebuah meja di sebelah kiri tempat tidurnya. Dia tidak terima kepada seseorang yang telah mengganggu tidur indahnya di pukul dua pagi.
Dia pun segera melirik ke sumber suara yang membuatnya geram di pagi. Manik onyx nya meneliti ruangan dari sebelah kiri. Secara perlahan namun pasti sembari mengaktifkan rinnegannya. Dan ketika tepat ia menoleh ke kanan, terlihat Itachi sedang melambai-lambaikan tangan sembari tersenyum lebar. Seperti Naruto. "Oh rasanya aku sudah gila. Mungkin besok aku harus mampir ke tempat Sakura untuk memeriksa jiwa dan mataku." Gumam Sasuke sembari menggelengkan kepala.
Itachi yang kesal pun mendekat dan menjitak kepala Sasuke. "Ku rasa kau mendekati idiot, hm?" "Tertular Naruto ya?" Tanya nya.
Sasuke yang kaget saat Itachi sudah duduk di pinggir tempat tidurnya pun sukses melongo. Oh sepertinya ia sudah lupa akan image Uchiha-nya.
"Hai Ototou." Sapa Itachi.
"KYAAA!! ITA-HI!! BUKANKAH KAU SUDAH MATI?!!!" Jerit Sasuke. OOC level akut.
"Oh maaf Sasuke, Tou-san memintaku kesini."
"KYAA!! ADA HANTU ITACHI!!" Jerit Sasuke ketakutan dan refleks berlari keluar rumah.
Itachi yang pintar pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Lalu segera mengejar Sasuke sembari menakutinya.
"Hiiii.. Mau kemana kau Ototou sayang.." Goda Itachi.
Sasuke yang sedang shock pun berlari tak tentu arah. Yang ada dipikirannya adalah bahwa Itachi akan balas dendam dan mengajaknya pergi ke alam baka sana.
Tampaknya Sasuke yang panik jadi sedikit bodoh. Mungkin ia lupa bahwa kakaknya berwujud roh dan dapat berada dimanapun. Kini Sasuke berdiri kaku ketika melihat sang kakak sudah menyeringai di hadapannya.
Ia yang tak sanggup berfikir pun berbicara memohon.
"Oh ayolah Nii-san yang baik, jangan hantui aku, aku masih ingin hidup. Aku bahkan belum sempat meminang Sakura." Rintih Sasuke sembari memohon-mohon menatap mata Itachi.
"Oh jadi nama gadis yang sudah berani membuat adikku ini jadi super OOC adalah si gulali itu?" Tanya Itachi menyeringai. "Tenanglah Sasuke, Nii-san mu yang baik ini tidak akan membiarkan mu menjadi perjaka tua! Nii-san dengan sepenuh hati akan membantumu."
Sasuke yang tersadar dengan sikap OOC nya tadi pun langsung kembali menjadi dingin.
"Jangan ikut campur urusanku." Sinis Sasuke.
"Jangan berharap kau akan dapat solusi dengan bertanya kepada Naruto." Balas Itachi menyeringai. Sepertinya Itachi sedang hobi melakukan itu akhir-akhir ini.
"Tch, kau selalu saja menggangguku, Nii-san." Gerutu Sasuke.
"Nii-san janji akan lakukan hal terbaik untukmu." Ucap Itachi sembari menjentikkan tangan nya di dahi lebar Sasuke dan lalu menghilang.
Oh sepertinya martabat Uchiha yang dipertahankan Sasuke sebentar lagi akan luntur jika Itachi yang bahkan sudah menjadi arwah pun masih mencampuri hidupnya.

Bersambung~
Ditunggu reviewnya ya minna-san😍

How to marry SakuraWhere stories live. Discover now